Vivi dan Jefri berbaikan. Mereka kembali bersama. Vivi mengurangi makanan pedasnya perlahan-lahan, Jefri juga lebih lembut saat mengingatkan Vivi untuk tidak makan pedas. Bukan tanpa alasan Jefri mengatakan hal itu. Ia pernah melihat Vivi sakit perut sampai muntah setelah makan ramen di stand jajanan khas Korea.
Pagi ini, Vivi kembali bekerja di cafe. Jefri sudah menunggunya di depan rumah. Ia bersandar di samping mobil, sesekali melirik jam tangan karena Vivi tidak kunjung keluar dari rumah. Matahari mulai meninggi, warnanya sudah tidak lagi kuning, tetapi sudah mulai berwarna putih dan panasnya sudah bukan lagi panas pagi yang hangat menyapa kulit.
Jefri sedikit curiga, ia melangkah masuk ke dalam gerbang. Bel rumah ditekan, tetapi tidak ada jawaban dari Vivi. Jefri semakin cemas. Dua puluh menit yang lalu, ia masih bisa menelepon Vivi. Namun, kini saat Jefri menelepon, ia hanya mendengar dering ponsel Vivi di dalam rumah. Vivi tidak mengangkat teleponnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com