Haruna berbaring lemas. Setelah bertemu dengan Stevi di dalam lift, Haruna memilih pulang. Ia tidak bisa memberitahu Tristan karena ponselnya kehabisan baterai.
"Hah, wanita itu selalu saja mencari gara-gara denganku. Masih sakit," gumam Haruna sambil meraba lehernya.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk."
"Non, mi rebusnya sudah matang. Mau makan di meja makan atau dibawa ke kamar?"
"Bawa ke sini saja, Bu," jawab Haruna.
"Baik, Non. Ada yang Non perlukan lagi?"
"Tidak ada."
***
Vivi mondar-mandir di dalam kamar. Ia gelisah memikirkan mobil yang mirip dengan milik Jefri. Harus aku pastikan, batin Vivi.
"Halo, Kak Jeff. Apa Kakak tadi lewat di depan rumah?"
"Tidak." Suara Jefri terdengar sinis dari seberang telepon.
"Oh, maaf. Kalau begitu, Vivi tutup teleponnya," ucapnya seraya menekan tombol akhiri panggilan. "Hah, sudah jelas tidak mungkin dia. Tapi, kenapa hatiku merasa kecewa?" lirihnya.
"Vi!" seru Anggi dari dapur.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com