Perut Ratu semakin membesar. Usia kandungannya sudah menginjak enam bulan. Rencananya, mereka ingin mengadakan acara tujuh bulanan kehamilan Ratu dengan meriah.
"Syasya mau minta izin, Ma," ucap Syahera.
Mereka sedang sarapan bersama. Tristan dan Haruna saling menoleh. "Izin apa, Sayang?" tanya Haruna dengan pandangan aneh. Ia takut gadis itu meminta izin untuk hal yang macam-macam.
Haruna melihat beberapa hari ini, Syahera terus menatap layar ponselnya. Wajah Ken terpampang menjadi wallpaper ponselnya. Gadis itu masih mengingat mantan kekasihnya.
"Syasya … tidak ingin kuliah di luar negeri. Bolehkah, Syasya kuliah di Jakarta saja sambil bekerja?"
"Tentu saja boleh. Mama, lebih senang jika, Syasya, kuliah di sini, tapi …. Syasya baik-baik saja 'kan, Sayang?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com