Aldi meregangkan tangan,, ia merasakan kaku karena gif yang seharusnya memang sudah di lepas dari kemarin.
yah! mumpung Zara belum pulang paling tidak dia bisa menikmati kebebasan tanpa batas. Langit mulai memerah,, tanda hari akan gelap,, pria yang hampir seharian menghabiskan waktu hanya diam dirumah kini duduk sambil memperhatikan keluar rumah dari balik jendela ruang tamu,, berharap istri nya akan segera pulang.
Bosan di dalam dia akan keluar,, berdiri di teras,, lalu mondar-mandir tidak jelas.
Lama-lama dia merasakan ada bunyi genderang di perutnya. fix dia mulai merasa lapar, Aldi segera kedapur untuk mencari sesuatu untuk mengganjal perut yang sudah bernada tidak karuan.
.
Beberapa menit didapur dia hanya menemukan mie rebus. Tidak lama pengganjal perut pun jadi... mie hangat menyusup di kerongkongan pria lapar itu sekarang.
.
"ternyata disini,, tadi pintu tidak dikunci.." ujar Zara yang baru saja pulang dengan menenteng kantung belanjaan,, dia sengaja mampir ke supermarket untuk membeli daging, dan beberapa keperluan dapur setelah menyelesaikan urusan Gudang Coklat bersama ayah dan dua sahabatnya.
"uhuuukk... uhuuukk..." Aldi tersedak mie yang barusan hampir lewat ditenggorokan.. wajahnya memerah,, ia nyaris tidak bisa bernafas,, Zara segera memberikan bantuan,, ia menggosok bagian punggung suaminya agar bisa menelan sisa mie yang belum masuk dengan benar.
"makanya makan itu pelan-pelan.." ujar Zara sembari terus menggosok punggung Aldi.
"kau sendiri kenapa mengagetkan orang lain.. aku pikir tadi hantu..." gerutu Aldi sebal setelah merasa dirinya sudah cukup membaik
"ciihh.. hantu.. iya kalau aku hantu kau yang akan selalu aku hantui..." sergah Zara mengangkat tangan membuat bentuk cakaran yang siap menerkam "lagipula tadi kau lupa kunci pintu jadi aku langsung masuk.."
.
Zara menyadari sesuatu.. gif ditangan sebelah kiri suaminya sudah tidak ada lagi.
"gif mu sudah dilepas??"
Astaga naga!!! Aldi lupa kalau dia masih ingin dengan gif yang lupa ia pasang lagi!!
"ahh.. i.. iya.. tadi aku minta dokter lepas saja.." sahutnya gugup.
"ohh jadi kau tadi kerumah sakit??"
Ya Tuhan.. keluh Aldi dalam hati,, kalau tidak segera dihentikan maka akan banyak pertanyaan demi pertanyaan lain!
"kenapa kau banyak tanya seperti wartawan,,, lagipula sekarang aku lapar lebih baik kau masak kan aku sesuatu..!" titah Aldi ingin segera mengakhiri penyelidikan Zara tentang gif itu daripada nanti dia ketahuan bohong.
"dasar menyebalkan..!!" gerutu Zara segera bangkit untuk melaksanakan apa yang sudah di titahkan padanya.
***
Semangkuk sup hangat tersaji diatas meja,, wajah Aldi sumringah,, selama jadi suami Zara,, gadis belia itu memang punya kemampuan masak yang luar biasa,, Aldi selalu bisa menikmati tiap hidangan yang dibuat oleh istri mungilnya dengan perasaan bahagia, mungkin benar kata orang cinta itu berawal dari perut lalu kehati.
Aldi mengeluarkan ponsel lalu menyodorkan pada istri yang ikut makan malam bersama nya. Zara mengerenyitkan dahi.
"apa ini??"
"aku sudah minta Dimas mencari kan mu tempat biar kau bisa memulai usaha.. ada tiga lokasi kau tinggal pilih..." ujarnya fokus pada piring makan tanpa melihat kearah Zara.. dia yakin reaksi si wajah sendu pasti berbinar binar.
"kau serius...??!"
"apa aku terlihat bercanda...?? aku sudah pikiran sejak aku jadi brand ambassador perusahaan Tristan,, aku ingin membeli kan mu tempat untuk outlet Gudang Coklat" kali ini Aldi menatapnya tajam, benar saja dia bisa menangkap wajah berbinar itu.
"kenapa kau mau lakukan ini...?"
"kau istriku kan? sewajarnya kalau aku juga ingin membantu mu..."
Zara mengulas senyum tipis,, lalu mengembalikan ponsel milik suaminya.
"makasih ya Al.. tapi..."
"tapi apa?? CEO itu sudah lebih dulu memberi mu tempat.." sinis Aldi menyangka CEO bayangan Zara pasti selangkah lebih maju dari nya.
"dasar aneh... kenapa kau selalu menghubung kan segala sesuatu dengan kak Tristan...?" sergah Zara tidak mengerti.
"siapa lagi kalau bukan dia..." Aldi bersungut sambil meneguk segelas air.
"pagi tadi sebelum pergi aku bilang kan,, kalau ayah memintaku menemuinya?" Zara menyeret ingatan Aldi tentang pamit dirinya tadi pagi. kemudian pria itu mengangguk tanda ia sudah ingat. "ayah sudah menyiapkan sebuah outlet untuk ku..." lanjut Zara menggenggam tangan suaminya.
"jadi ayahmu yang sudah menyiapkan..."
"ya begitulah..." angguk Zara kemudian. "aku mau bilang makasih banget,, kau sudah peduli padaku..." kali ini Zara menatap Aldi penuh arti membuat jantung putra bungsu Wildan berdegup kencang.
.
Oh God!!! biar kan aku bisa tidur malam ini!!!!
.
.