Kehadiran seorang ayah memang sangat dirindukan Zara,, sejak kecil saat teman sebayanya menghabiskan waktu libur bersama kedua orang tua mereka, Zara hanya bisa memandang,, berharap kelak ia juga akan punya seorang ayah.
Sering kali Zara kecil bertanya kepada bundanya: dimana? kenapa ayah tidak datang? seperti apa ayah?,, Almira hanya mampu mengatakan "suatu saat ayah akan datang..." dustanya demi menenangkan putri bungsunya.
Zara sering menangis karena menyaksikan beberapa istri tetangga yang sering mengintimidasi bundanya karena suami mereka genit pada janda tiga anak yang masih terlihat menawan, Zara kecil selalu katakan
"bunda.. kita cari saja ayah... mereka tidak akan membenci kita lagi kalau ayah disini..." celoteh polosnya membuat Almira sang ibunda terkadang terenyuh, mungkin ia bisa mencurahkan semua kasih sayang pada ketiga buah hatinya tapi semua memang terasa berbeda jika kasih sayang itu tidak lengkap.
Ia juga ingat saat Zara kecil baru masuk TK mereka diusir dari kontrakan karena suami pemilik kontrakan yang tidak menerima uang dari Almira asalkan bersedia jadi istri sirih!
Istri sang pemilik murka pada Almira karena suaminya menuduh Almira menggoda demi bisa tinggal gratis.
Perjalanan yang panjang hingga Almira dibantu oleh salah satu kerabat sampai bisa punya warung makan seperti sekarang.
Masa itu sangat menyedihkan,, tapi tetap Zara menginginkan seorang ayah!!!
.
"Zara.. apa kau yakin ingin bertemu ayahmu??" Aldi membuyarkan lamunan masa kecil Zara ,, mereka dalam perjalanan untuk bertemu ayahnya, Derry !!
"ya.. aku siap Al.. sangat siap, sudah lama aku ingin bertemu ayahku.." lirihnya sedikit deg deg kan,, ini saat paling ia nantikan sepanjang hidupnya.
.
Zara heran kenapa Aldi malah membawa dirinya kembali kerumah sakit. Ia jadi menduga-duga apa kepentingan bertemu ayahnya dengan Aura??!
Dugaan Aldi sama sekali tidak meleset,, Derry benar ada dirumah sakit. Kebetulan tujuan ia dari Bandung ke Jakarta bersama istrinya Lidya adalah untuk memastikan Aura baik-baik saja.
.
Daun pintu terbuka, Derry terperangah dengan kehadiran Zara dan Aldi dengan mimik wajah tegang. Aura mengerenyitkan dahi.. apa yang membawa Aldi kembali kerumah sakit bersama Zara?
"maaf om.. apa betul om yang mengantar gadis korban kecelakaan ke apartemen nya tadi siang??"
Derry berfikir sejenak.
"apa yang kamu maksud adalah Shanum??" Derry terbata
"ya..."
Nafas Zara seakan tercekat, rasa haru bahagia sekaligus sedih berbaur jadi satu.. jika benar itu artinya....
"Zara.. dia ayahmu..." cetus Aldi sementara Derry tak kuasa menahan air mata,, selama ini ia bungkam karena malu untuk mengakui diri sebagai ayah dihadapan putri bungsu nya. Tak hanya Lidya, Aura pun tersentak dengan kata yang baru diucapkan Aldi.
'ayahmu??' berarti Aura dan dirinya adalah saudari tiri!!
Tangis Zara pecah, ia melorot kelantai entah ada hantaman kuat didalam hatinya ketika tau kenyataan. Meski tak ada hubungan darah dengan Aura tapi mereka punya hubungan lain, saudara tiri! tidak seayah dan seibu....
Sementara Lidya menghempas tubuh kesofa Derry segera memeluk putri bungsu yang ia tinggalkan beberapa tahun yang lalu. Putri yang ia sia-siakan disaat gadis mungil tak berdosa itu butuh kasih sayang nya.
"maaf kan ayah Zara.. ayah malu mengakui nya.. ayah merasa tidak pantas untuk kalian lagi... huhuhu..." pria yang terlihat kuat itupun rapuh dihadapan putrinya.
.
Aura mengepal tinju, sejak dulu ia tidak suka pada Derry suami baru mama nya, Derry yang memisahkan ia dari papa kandung nya. Cinta gila mereka membuat semua berantakan... kebahagiaan, kebersamaan, kehangatan sebuah keluarga yang utuh harus porak poranda karena kegilaan yang mereka ikrarkan sebagai cinta!!!. satu pria beristri yang satu wanita bersuami yang mengakui diri sebagai janda! karena ulah mereka dia pun harus berpisah dengan Toby kakaknya yang dibawa ke Prancis oleh papanya. Belum lagi ia terpaksa harus menerima seorang adik dari pernikahan kedua mamanya.
sekarang istri dari orang yang ia cintai adalah anak dari laki-laki yang ia benci!!! sungguh membuat ia jadi muak....
***
Suasana sekarang agak tenang, Zara dan Derry memilih untuk mengobrol di taman rumah sakit. Sudah lama ia ingin bisa berbicara pada Zara sebagai ayah dan anak.
"bagaimana kabar bunda mu...??" tanya Derry membuka pembicaraan, sejak tadi Zara berdiam diri.
"baik.. " sahut nya lemah
"Zara.. maaf ayah sudah banyak membuat kamu, Raihan dan Shanum menderita... kami bisa marah dan menghukum ayah nak..."
Wajah sendu dengan mata berkaca-kaca itu menatap lekat seseorang yang ia panggil om selama ini ternyata ayahnya.
"sudah lama aku menanti hari ini.. akhirnya aku bisa bertemu ayah.." lirihnya
"terimakasih Zara.. kamu masih bisa menerima ayah... ayah janji selama ayah hidup ayah akan selalu menjaga kamu..." Derry mengusap rambut Zara penuh rasa haru, dari si sulung dan tengah hanya si bungsu yang mau memberikan dia kesempatan menebus dosa masa lalu.
..