webnovel

Penjaga hati Zara

Pernikahan mendadak itu harus terjadi antara Zara dan Aldi. sebuah kejadian yang tak sengaja membuat mereka terpaksa harus menikah. Bagi Zara itu semua demi harga dirinya tapi bagi Aldi ini saatnya ia pergi dari Aura! Sang pemilik resto berwajah tampan ini ingin mengakhiri perasaan yang lama menyiksanya. Perasaan cinta yang hanya dibalas dengan sebuah persahabatan. Namun siapa sangka, saat keputusan dibuat sang cinta malah datang menghampiri tanpa aba-aba. "kau yakin akan pergi dariku?? tidak bisa kau menungguku sebentar lagi.,." suara Aura bergetar ia tak sanggup lagi menutupi perasaan yang ia simpan lama. Perasaan yang hanya ia mau Aldi tau saat ia sudah meraih mimpinya. mimpi menjadi seorang designer terkenal. Siang malam ia berusaha sampai mengabaikan perasaan Aldi padanya. Tapi tak dinyana sang pujaan malah memilih gadis lugu berwajah sendu berusia 21 tahun yang bahkan belum menyelesaikan kuliahnya. Aldi goyah... rasa sesal, marah, kecewa bercampur jadi satu, sempat ia ingin meninggalkan Zara dihari pernikahan tapi ia terlanjur berjanji pada nyonya Almira ibunda Zara bahwa ia akan menepati ucapannya yang untuk menikahi Zara . "aku hanya akan menghentikan pernikahan ini jika kau yang ingin menghentikan" Zara menatap lekat pada pria yang akan ia nikahi besok lusa. Perlahan Aldi melepaskan cengkramannya. Gadis baik bunda itu terlalu baik untuk disakiti. Sementara cinta yang ia inginkan selama bertahun-tahun kini ada dihadapannya. Akankah Zara dan Aldi bisa hidup bersama??

Nurhayati_Effendy · วัยรุ่น
Not enough ratings
142 Chs

Mantra ajaib

deg!

deg!

Astaga!!! God tolong aku tidak mau Ge Er!!!

.

Aldi menopang dagu dengan kedua tangannya,, matanya berdelik,, menunggu kata apa yang akan dilontarkan oleh istrinya.

"nghh... aku... aku suka cake nya.." jawab Zara nyengir, sambil memotong cake dengan pisau yang sudah disiapkan, seolah ia tidak bisa menangkap bahwa pria dihadapannya butuh mengumpulkan banyak energi hanya sekedar mengucapkan kata 'suka',, tentu saja antara cake dan aku.. dia berharap Zara akan bilang lebih suka pada dirinya!!!

Ah!! sial.. Aldi menyeringai, tapi ia bisa memulas senyum ketika sang gadis tampak menikmati cake hasil kerja kerasnya seharian di dapur cafe.

"sumpah... enak banget..." puji Zara dengan mata terpejam seolah ia akan segera melayang karena rasa coklat yang pecah di lidah nya.

"akan aku buatkan setiap hari..." sahut Aldi sumringah,, mata Zara membulat lalu tangan kirinya melambai, mulutnya penuh cake.

"tidak... tidak... aku bisa gendut kalau begini..."

"dasar wanita... kalian suka makan tapi tidak mau gendut..." cibir Aldi sembari mengambil tissue untuk membersihkan wajah istrinya yang belepotan.

"kau mau.. cobalah ini enak banget..." Zara menyodorkan sendok penuh cake cokelat,, Aldi menyambut suapan istrinya.

.

Binar-binar bahagia terpancar jelas pada mata mereka,, seolah ini akan jadi malam panjang yang akan mereka ingat selamanya,,

***

Malam kian larut,, Aldi masih kalut dengan perasaannya sendiri,, seorang gadis manis tidur disebelahnya tanpa ia sentuh sama sekali. Perlahan ia mengangkat kepala gadis yang sudah terlelap dalam tidur setelah seharian beraktivitas, sesekali tubuh mungil itu menggeliat lalu ia memberi puk puk agar sang gadis kembali pada tidurnya.

Helaian rambut lurus menyusup disela-sela jarinya. Sesekali ia memberi kecupan di kening, kecupan yang ia curi dari pemiliknya. Dia sama sekali tidak berniat melakukan hal yang lebih kecuali merebahkan kepala sang gadis dalam dekapannya.

Terasa hangat,, nyaman... dan menyenangkan. lalu satu jarinya mengelus pipi halus gadis yang tampak begitu meneduhkan ketika wajah itu dipandang.

"Zara... aku.. aku sangat menyukai mu.. aku bodoh ya... bahkan aku tidak bisa mengatakan padamu..." lirihnya dalam suara perlahan, takut Zara akan terjaga dari tidurnya.

Aldi menghela nafas.. dia kembali mencuri kecupan di kening istrinya. Menyingkirkan rambut yang berserakan di wajah sendu itu.

"aku mencintaimu... aku mencintaimu....." desisnya sembari memeluk tubuh lunglai dalam dekapannya.

.

"si.. siapa...??" terdengar suara serak seolah tengah mencari kesadaran dalam tidur lelapnya. Aldi terbelalak... dia tidak menyangka kalau Zara terbangun saat dia mengatakan mantra ajaib yang akan dia ucapkan dalam momen spesial mereka!!

"kau... belum tidur??" tanyanya memastikan bahwa Zara tidak mendengar kata mantra barusan

"kau bicara dengan siapa??" Zara mencoba mencari kesadarannya,, mengusap wajah beberapa kali,, dia merasa tubuhnya kini tengah didekap oleh seseorang. Ia terperanjat seketika mendorong kasar tubuh suaminya.

"astaga... apa yang kau lakukan...??" gadis itu meronta coba meloloskan diri,, kakinya bergerak liar kesana kemari.

"auucchh..." erang Aldi merasakan bahwa sesuatu telah tanpa sengaja menendang bagian terpenting dalam hidupnya!!

"haaaaaa... astaga!! maaf aku.. aku tidak sengaja.." seketika Zara panik setelah ia menyadari telah menyakiti benda pusaka milik suaminya. Wajah Aldi memerah tangannya menangkup pada bagian yang sakit.

.

Keadaan mulai tenang Aldi bisa merebahkan diri di atas sofa, Zara menundukkan kepala, ia cemas bukan main,, bagaimana kalau pusaka itu rusak karena ulahnya.

Adduuhh ia mulai resah, sang pemilik memasang tampang kesal. Mungkin akan jauh lebih baik kalau Aldi memaki atau meneriakinya daripada harus melihat pria itu diam tanpa kata.

"aku rasa kau ini bukan wanita,, tapi macan betina,, kenapa kau selalu bereaksi berlebihan begini,,,?? menyebalkan sekali,, kau hampir membuat aku kehilangan masa depanku..." gerutu Aldi setelah ia rasa nyerinya sedikit menghilang. Zara tersenyum,, dia segera memeluk tubuh suaminya,,

Yah!! dengan gerutuan itu ia bisa memastikan kalau si pria yang sakit pada bagian benda pusaka sudah Mulai membaik.

Dasar gadis aneh!!!!

"maaf.. apaa aku melukai nya??"

"kenapa reaksi mu selalu berlebihan?? aku ini suami mu,, tidak ada salahnya aku memeluk istriku sendiri..." protes Aldi membuat Zara melonggarkan pelukannya,, lalu tertunduk lesu.

"maaf... aku hanya tidak ingin sulit melepaskan mu suatu saat nanti kalau kita begini...." lirih Zara pelan, kemudian ia berani mengangkat wajah,, menatap mata pria yang kini tertegun mendengar suara hati gadis lembut dihadapannya. "aku ingin menjaga jarak kita,, aku ingin melepaskan mu dengan bahagia..." lanjutnya tersenyum pahit.

"apa menurut mu kita akan berpisah...??"

Hening....