Olivia duduk dikursi koridor rumah sakit, bajunya masih agak basah, rasa dingin yang menyusup ke pori-pori kulit seakan ia abaikan, yang terpenting adalah Tyas Putri sang madu dalam keadaan baik-baik saja. Biar bagaimanapun gadis itu tengah mengandung calon bayi suaminya dan penerus Keluarga besar Wildan Mahardika.
"maaf apa ibu keluarga pasien..." seorang perawat menemui Olivia, wanita itu menengadah menjawab dengan anggukan lemah "dokter mau bicara dengan ibu.."
"baik..." Olivia beranjak mengekori sang perawat sampai ke ruang dokter spesialis kandungan. Olivia menarik nafas panjang untuk mendengarkan informasi yang akan disampaikan dokter. Dia sengaja membawa Tyas kerumah sakit tempat biasa madunya memeriksa kandungan, pernah sekali waktu ibu mertua nya nonya Lia mengajak Olivia tapi ia menolak dengan alasan tidak enak badan.
"selamat siang Bu..." dokter S.pog bernama Bayu itu menyalami Olivia
"siang..."
"maaf apa hubungan ibu dengan Bu Tyas..."
deg!
Lidah Olivia terasa keluh untuk menjawab pertanyaan yang sulit ia jawab.
Mungkin dokter Bayu tidak tahu tentang status sang pasien yang notabene nya adalah istri kedua.
"saya... hmm.. saya mba nya.."
" baiklah begini Bu... kondisi ibu Tyas selama masa kehamilan ini memang sangat rentan, mengingat ibu Tyas yang memutuskan mempertahankan kandungan dalam kondisi beliau tengah mengidap leukimia.. saya juga sudah menjelaskan dengan suaminya pak Esa..."
"apa dok?? Tyas leukemia??" Olivia terperangah,, jadi wajah pucat Tyas tiap hari itu karena ia mengidap leukemia??
-apa karena hal ini Esa sangat perhatian sama Tyas?- batin Olivia sambil mengatur ritme detak jantungnya.
Selama ini dia sangat cemburu Tyas yang telah merebut perhatian Esa, mommy dan papi.. semua menyayangi si ibu hamil, suaminya tampak lebih mencintai istri baru ketimbang dirinya, Sampai-sampai ia melakukan hal bodoh tadi pagi karena sebuah keputusasaan yang begitu menghimpit rongga dadanya!!
"iya Bu... saat ini beruntung ibu Tyas segera mendapatkan pertolongan karena terlalu banyak menelan air karporet dari kolam renang.. jika tidak mungkin kami tidak bisa berbuat apa-apa...."
Pandangan Olivia mengabur,, genangan manik bening menumpuk di pelupuk mata wanita yang selalu tampak anggun itu.
***
Flashback on
Pagi yang sedikit mendung,,, usai menyantap sarapan pagi, keluarga tuan Wildan sudah berencana akan menghadiri grand opening cafe Aldi .. tidak seperti sebelumnya Olivia yang bersemangat kali ini ia memutuskan untuk tidak ikut pergi.
"kamu yakin ngga mau ikut Liv??" nyonya Lia kembali menawari menantunya yang pagi ini nampak tidak bergairah,,
"ngga mom... maaf aku kayaknya mau istirahat aja hari ini..." tolaknya halus,, lalu wanita dengan rambut panjang terurai itu mengamati sang mertua juga menawari si menantu mudanya.
"aku... juga ngga ikut mom.. mau nemenin mba Olivia aja.. siapa tau nanti mba butuh sesuatu..."
"baiklah.. kalian kompak ya.. momy pergi dulu.. kalian baik-baik dirumah ya.." nyonya Lia mengulas senyum khasnya.
.
Sebelum pergi Esa tidak lupa mengecup dahi kedua istrinya,, tapi berhubung satu lagi sedang hamil dia dapat dua kecupan di dahi dan di perut. Olivia merasakan bahwa ada secercah cinta yang bersemi di hati suaminya. Tatapan teduh dan penuh arti itu membuat Olivia kian tertekan, setiap hari adegan yang sama ia harus lihat, tiap malam kelang bergantian Esa akan ditidur bersama nya lalu besok malamnya tidur dikamar Tyas,, terkadang ia harus mengalah ketika tiba-tiba Tyas memanggil dengan alasan kontraksi palsu atau ia tak bisa tidur karena menahan sakit.
Semua Olivia terima,,, meski hal itu membuat ia menjadi sedikit lebih pendiam dan jarang berinteraksi dengan penghuni rumah.
.
Olivia menuju kolam renang.. lama ia merenung disana, menangisi apa yang telah terjadi,, sebuah pengkhianatan dari sang suami, lalu harus satu atap dengan madu. Padahal ini tahun ketiga pernikahan mereka,, kenapa Esa tidak bersabar sedikit lagi, mungkin saja mereka akan segera dikaruniai buah hati.
Perlahan Olivia menenggelamkan dirinya kedalam kolam renang,, ia sengaja melakukanny.
.
Tyas mempercepat langkah,, sejak tadi dia memperhatikan kelakuan aneh Olivia,,
"mba Oliv apa yang mba lakukan..." sergah Tyas sempat meraih Olivia. Wanita hamil itu ikut basah didalam kolam
"kau mau apa??" ucap Olivia dingin,, sedingin air kolam renang pagi ini "biarkan saja aku... aku sudah muak dengan semua ini???" tatapan Olivia nanar
"maafkan aku mba..."
"enyahlah dari sini!!!!!"
"ngga mba... aku ngga mau..."
"kau memang menakjubkan ya.. kau sudah mengambil semua nya dariku... sekarang biarkan saja aku tiada!!!!!"
"mba.. kumohon jangan begini.. seharusnya aku yang tidak disini..."
Olivia sungguh menjadi berang, kemarahan,, rasa muak dan benci membaur jadi satu, belum lagi sikap lemah Tyas yang makin ia benci, karena sikap itulah semua anggota keluarga berhasil simpati padanya.
"terserah kau saja" Olivia mendorong tubuh Tyas hingga ia ke tempat agak dalam,, segera Olivia mengangkat kembali tubuhnya dan berdiri di bibir kolam.. tanpa melihat kembali bahwa Tyas meronta karena kaki nya tiba-tiba keram.
Sesaat Olivia menyeka wajahnya yang basah... ketika ia menoleh kembali Tyas sungguh tenggelam. Dengan sigap ia segera melompat kembali kekolam untuk menyelamatkan Tyas.
"astaga Tyas..."
.