"sudah malam.. aku pamit pulang... semoga cepat sembuh.." ujar Tristan menyalami Aldi "mau pulang bersama ku..." tanya itu ditujukan pada Aura yang sontak tercengang.
Sang Desainer berharap kalau Aldi tetap menginginkan dirinya berada disana.
"ya Aura.. lebih baik kamu pulang ya.. sejak tadi siang kamu sudah menemani ku.. terimakasih untuk semua bantuan nya.."
Aura tersenyum kecut. "tapi Al.."
"jaga diri kamu ya..." pungkas Aldi memberi keyakinan pada Aura bahwa sungguh dia ingin gadis itu pulang dan beristirahat.
"baiklah.. kalau ada apa-apa kamu jangan sungkan hubungi aku.." ujarnya pasrah, lalu pergi melangkah bersama Tristan.
.
Tiba di parkiran Aura menghentikan langkah, sementara Tristan membuka kan pintu mobil untuk nya.
"aku bawa mobil sendiri" gadis itu menunjukkan kunci mobil digenggamnya
Tristan mengerenyitkan dahi.
"oke... itu artinya kau bisa pulang sendiri... jaga dirimu..." Tristan menutup kembali pintu mobilnya.
"sebentar..." tahan Aura meraih pergelangan tangan pria yang dijodohkan nyonya Lidya padanya "aku sangat lelah.. kau bisa mengantarku..."
Jeda sejenak,, gadis aneh.. pikir Tristan heran, Tadi dengan pongahnya bilang kalau dia bawa mobil sendiri,, sekarang dia ingin diantar pulang. Hufft!! bagaimana dulu Bianca bisa jadi sahabat gadis aneh seperti Aura ini? sementara Bianca gadis lembut dengan segala kepolosan nya seperti Zara!
"silakan..." Tristan kembali membuka pintu mobilnya, tanpa basa basi lagi Aura segera menaiki mobil,, sepertinya dia bisa melihat kedekatan antara adik tirinya dengan sang calon pilihan mamanya, mungkin ada sesuatu yang bisa ia manfaatkan dari semua ini.
Tidak ada ruginya juga kalau dia berusaha mencari celah dari sang CEO tampan dan dingin ini!!! Tentu saja dia tidak akan membiarkan Zara terus-menerus dekat dengan Aldi.
.
Selama perjalanan pulang Tristan tidak banyak bicara dan tidak berusaha mencari topik untuk dibahas dengan Aura. Sementara Aura terus mengingat kepingan kejadian setiap dia bertemu Zara bersama Tristan,, pria itu tampak seperti sosok yang hangat dan menyenangkan, perlakuan serta tatapan cucu tunggal pewaris Sempurna Grup itu terhadap Zara seperti perlakuan nya pada mendiang Bianca semasa hidup.
Mereka cukup dekat,, tak jarang Bianca bercerita tentang kehangatan sang suami kepada dirinya,, apa mungkin perasaan Tristan terhadap Zara adalah perasaan yang sama terhadap Bianca???
Rangkaian ingatan Aura terus menghubungkan antara Bianca vs Zara. Kalau mau bicara jujur tingkah Zara memang hampir menyerupai almarhumah istri si pria beku,, ia ingin sedikit saja mengambil kesempatan dari perasaan sang CEO terhadap gadis biasa saja tapi tampak terlihat istimewa Dimata Aldi dan Tristan!!! bisa disimpulkan bahwa cucu Oma Diana jatuh hati pada istri penjaga hati nya, yaitu Aldi.
"kamu kenapa senyum sendiri..?" tanya Tristan heran dengan kelakuan desainer langganan Oma Diana yang bukan lain sahabat mendiang istrinya.
"ternyata kamu menarik juga ya..." goda Aura membuat semburat merah diwajah pria dingin. "aku mau kalau kita bisa lebih dekat lagi..bisa kan??"
Tristan membisu,, ia menatap tajam kearah Aura,, sama saja seperti gadis lain!! mau lebih dekat dengan nya.. dengan maksud dan tujuan tertentu...
ah!! Bianca.. sulitnya mencari seperti mu... tulus, tidak pamrih, dan apa adanya..ketika sudah ditemukan.. dia malah milik orang lain....
"kamu mau kan... kalau kita bisa lebih dekat..."
deg!
deg!
***
"makasih ya Al untuk ini.." Zara menunjukkan kartu ucapan yang tadi ia terima "aku suka kejutan nya,, walaupun kita ngga bisa merayakan sama-sama" suara Zara terdengar bergetar
"maaf.. aku sudah membuat mu sedih.." Aldi mengusap lembut pipi istrinya
"aku juga minta maaf,, karena sebagai istri aku tidak tahu apa yang terjadi sama suami aku..." ujar Zara menyesal.
"sstt.. udah cukup.. yang penting sekarang kau tahu kalau aku ngga maksud ingkar janji..."
"ya.. sekali lagi aku minta maaf.." lirih Zara menggenggam tangan pria yang selalu menyemai harapan di ladang impiannya.
"sekarang tersenyum lah..." titah Aldi disambut senyum termanis dari putri bungsu bunda Almira!
.
Dalam hati terdalam sungguh Aldi tidak ingin menoreh luka maupun kecewa di hati gadis yang ia cintai,, sudah cukup airmata itu tertumpah sia-sia hanya karena perlakuan dirinya yang terkadang sering tanpa sengaja mencabik-cabik perasaan gadis itu.
Meskipun dia tidak tahu seberapa kuat pernikahan ini akan bertahan, semakin hari semakin dekat dengan waktu yang telah ditentukan untuk berpisah., saat Zara berhasil menyelesaikan kuliahnya! tiap detik yang berlalu adalah hitungan mundur untuk hari itu....
ah... sekuat nya dia akan berusaha mengubah semuanya, dia tidak akan membiarkan Zara pergi begitu saja, apalagi jika orang yang ia cintai jatuh ketangan Tristan!!!