Berpikir sampai ke situ, tanpa terasa bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Dia tidak berani membayangkannya terlalu jauh. Karena menurutnya, hal itu hanya akan membuat kerugian kepada dirinya sendiri.
Setelah sepuluh orang persilatan tadi telah lewat dan tidak terlihat lagi bayangan tubuhnya, Raka segera keluar dari tempat persembunyian. Dia kembali melakukan pergerakan.
Tubuhnya terus berkelebat seperti halnya sukma gentayangan. Entah berapa lama waktu yang lewat, namun dirinya baru menyadari bahwa saat ini ternyata sudah malam. Bulan sudah berada tepat di atas kepalanya.
Itu artinya, saat ini tengah malam.
Keadaan di sana mulai sepi. Raka menyelinap ke tempat-tempat aman agar dirinya tidak menemukan rintangan di tengah perjalanannya.
Beberapa kejap kemudian, Pendekar Pedang Pencabut Nyawa sudah tiba di halaman utama. Di depan sana, kira-kira dalam jarak sepuluh tombak, terlihat ada pintu gerbang setinggi dua tombak. Pintu gerbang itu terbuat dari kayu jati pilihan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com