Dinginnya musim dingin di Kota Jing, pohon, jalanan, semuanya tertutupi oleh tebalnya salju. Karena, musim dingin kini memang mulai memasuki suhu terendahnya.
Di lorong departemen kebidanan dan kandungan, ada seorang ibu muda yang tengah hamil muda. Ibu muda itu bernama Ye Jiaqi, dia kini berdiri di lorong itu dan menggenggam hasil tes laboratorium sambil mengusap perutnya. Tak terasa bayi yang ada dalam kandungannya kini sudah 7 bulan. Saat bayi kecil ini lahir ke dunia, dia berencana akan membawanya pergi keluar negeri.
Sebenarnya, kehamilan perempuan ini memang terjadi karena sebuah insiden...
Di tengah ramainya pesta ulang tahunnya yang ke-20, Ye Jiaqi terlalu banyak minum yang membuatnya mabuk berat. Dia kehilangan kendali dan tanpa berhati-hati beranjak ke kasur Tuan Qiao.
Malam itu Ye Jiaqi benar-benar kalap. Keganasannya ketika mabuk mirip seperti seekor serigala yang kelaparan. Dia tahu kalau dirinya saat itu sudah naik darah, tapi dia tetap meneruskan hal itu. Namun, tidak ada jalan baginya untuk kembali.
Setelah itu, Ye Jiaqi tidak ingat entah dirinya atau lelaki itu yang memulai. Namun, ketika berada di titik termabuknya, dia bahkan memanggil laki-laki itu dengan panggilan 'sayang'. Lalu dia pun memikirkannya, bodoh, dasar tak tahu malu! batinnya. Kemudian, seketika anak yang dalam kandungannya bergerak. Ujung bibirnya pun langsung terangkat membentuk sebuah senyuman yang manis.
"Anak manis, ayahmu tidak menginginkanmu. Setelah kamu lahir, Ibu akan membawamu ke Selandia Baru. Aku akan mencarikan ayah baru yang tampan. Kamu harus nurut ya," ucap Ye Jiaqi. Dia pun terus mengusap perutnya yang kini mulai membuncit itu. Anak yang dalam kandungannya juga tidak henti-hentinya menendang perut ibunya ini.
"Huft…" gumam Ye Jiaqi sambil menarik napas. Anak ini benar-benar tidak kasihan pada ibunya. Huh, tiap kali aku membicarakan hal buruk tentang ayahnya, pasti anak dalam kandunganku ini langsung atraktif. Belum lahir saja anak ini sudah tertarik pada Qiao Qinian! batinnya.
Lorong rumah sakit itu dipenuhi akan aroma obat-obatan yang menyengat. Lama-kelamaan, aroma tersebut mulai mengganggu penciuman Ye Jiaqi. Dia pun menoleh ke jendela. Jendela yang berada di lorong rumah sakit itu tertutup oleh tebalnya kabut. Bahkan, pohon-pohon yang berada di luar rumah sakit itu terlihat seperti bintik-bintik kecil karena tebalnya kabut. Entah mengapa, kelopak matanya tiba-tiba terbelalak.
"Itu dia, segera bawa dia ke ruang operasi!" kata seseorang.
Tiba-tiba...
Terdengar suara yang dingin dan pelan dari belakang tubuh Ye Jiaqi. Sebelum meresponnya, pundaknya kini telah diseret oleh orang-orang itu.
"Eh…"
Seseorang yang memakai sarung tangan tiba-tiba membekap mulut Ye Jiaqi. Dia pun langsung membelalakkan kedua matanya dan berusaha sekuat mungkin untuk melepaskan dirinya. Dua orang laki-laki berpakaian hitam dengan wajah yang tertutup masker segera membawanya ke ruang operasi. Mereka tidak memedulikan sama sekali ketika memberontak.
"Keluarkan bayi yang ada dalam kandungannya, lakukan dengan cepat!" perintah seseorang.
Tubuh Ye Jiaqi dengan segera dibaringkan di atas meja operasi dan pintu ruangan operasi itu pun tertutup. Seorang dokter perempuan dengan wajah tanpa ekspresi kini sudah berdiri di depan meja operasi.
"Tidak, tidak ada yang mengizinkanmu untuk menyentuh anakku!" teriak Ye Jiaqi.
Ye Jiaqi terus memberontak. Matanya tersirat akan perasaan terkejut dan ketakutan yang amat dalam. Dia pun berusaha mengeluarkan segala tenaganya. Dia lalu menundukkan kepalanya dan menggigit lengan salah satu laki-laki disitu. Mata laki-laki itu seketika memerah menatap dirinya.
Tidak, tidak bisa. Anak yang ada dalam kandunganku ini sudah 7 bulan. Tidak ada yang boleh menyentuh anak ini. Siapapun tidak bisa! batin Ye Jiaqi. Aliran darah yang ada dalam tubuhnya rasanya telah naik hingga ke ubun-ubun. Kedua matanya memerah dan dia terus berjuang untuk keluar dari hal mengerikan ini.
"Siapapun tidak bisa katamu? Kalau Tuan Qiao yang melakukannya bagaimana?" kata laki-laki itu dengan dingin.
"Tuan Qiao? Tidak mungkin, itu mustahil!" sanggah Ye Jiaqi.
Ye Jiaqi kemudian menutup rapat berita kehamilannya, Tidak mungkin Qiao Qinian tahu! batinnya. Setelah mereka tidur bersama malam itu, Qiao Qinian tidak berkata sepatah kata pun. Keesokan harinya ketika langit belum terang, laki-laki itu bahkan sudah pergi ke Inggris. Pembantu rumah tangga Qiao Qinian berkata kalau kepergian Tuan Qiao ke Inggris adalah untuk menyelesaikan masalah dan meminta maaf pada pacarnya.
Ye Jiaqi mendengar kalau Qiao Qinian telah memiliki seorang pacar di luar negeri. Kalau ingatannya tidak salah, perempuan cantik itu bernama Fang Ya. Dengar-dengar, perempuan itu sangat cantik, dan itu yang membuat Tuan Qiao terus terpaku padanya. Sejak malam itu, dia sama sekali tidak berani untuk menelpon Qiao Qinian. Qiao Qinian pun juga tidak pernah menelponnya.
Sambil menahan rasa sakit di lengannya, laki-laki itu melepaskan Ye Jiaqi. Dia menggunakan salah satu tangannya untuk menerima telepon, lalu mengaktifkan speaker ponselnya. Kemudian, terdengar suara perempuan yang menakutkan datang dari telepon itu...