Citra menunduk sambil menggigit bibirnya dengan keras. Dia hanya berdiri di tempatnya, merasa ragu untuk berjalan ke arah meja makan. Melihat hal ini, Satya yang sedang duduk di ruang makan memanggilnya, "Citra?"
"Ah, iya." Citra menarik napas dalam-dalam. Dia mengulurkan tangan dan mengambil sendok untuk mengaduknya beberapa kali. Asap putih pun keluar lebih banyak dari bubur di tangannya. Dia membawanya dengan hati-hati, berjalan ke arah meja, dan meletakkannya di depan Satya.
"Seharusnya ini sudah tidak terlalu panas, kamu bisa memakannya dulu. Aku akan mengambil semangkuk lagi untukku." Citra memberi senyum yang tampak ragu pada Satya.
Satya menatapnya. Citra mengerucutkan bibirnya, "Ada apa?"
Suara Satya terdengar sangat lembut, "Kamu sepertinya sangat khawatir."
Citra jelas merupakan artis dengan kemampuan akting yang tidak perlu diragukan lagi, tapi bagaimana dia selalu tidak bisa menyembunyikan perasaannya di depan Satya?
"Aku takut… rasa buburnya tidak enak."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com