Satya memandang punggung Citra, matanya menyipit. Suaranya masih serak saat berbicara, "Bukankah kamu tidak memiliki jadwal lain selain menunggu film Pak Iwan?"
"Ya, aku menganggur." Citra pergi ke kamar mandi untuk mandi, dan kemudian pergi ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Dia memakai pakaiannya dan memakai riasan halus. Dengan alis yang menawan, bibir merah yang segar, dia tampak sangat cantik.
Ketika Citra turun ke lantai bawah, pria itu selesai memasak mie. Biasanya Citra akan makan sarapan terlebih dahulu, kemudian kembali merias wajah setelah makan, tetapi hari ini berbeda. Dia seolah tidak sabar menunggu Satya memasak mie.
Karena mie yang dimasaknya sudah dingin, Satya membuat roti panggang sederhana, tapi Citra melihatnya dan berkata dengan nada datar, "Aku tidak ingin makan roti panggang hari ini. Aku akan membeli sesuatu untuk dimakan dalam perjalanan ke perusahaan nanti."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com