webnovel

Pelangi Indah Di Ujung Senja

Pelangi Nurmalita Santoso seorang gadis yang sederhana dengan berpakaian syar'i, bukan hanya parasnya yang cantik namun dia memiliki hati yang lembut. terlahir dari keluarga yang taat beribadah, Santoso yang biasa di panggil dengan sebutan Abah adalah seorang ustadz di kampung. Pelangi memiliki seorang kakak perempuan yang cantik namun memilih gaya hidup yang berbeda dengan keluarganya. Intan Nurmalita Santoso memilih gaya berpakaian terbuka dan memilih tinggal di ibu kota bekerja sebagai seorang sekertaris. Suatu hari sang kakak yang di jodohkan oleh lelaki pilihan Abah. hingga di hari pernikahannya Intan memilih kabur dengan kekasihnya. sebagai gantinya Pelangi menikah dengan pria pilihan sang Abah. Langit Aushaf Attagy Wiratama seorang pengusaha muda sukses kelulusan dari luar negeri, memilih kembali ke tanah air demi orang tuanya yang menginginkan seorang cucu darinya. dengan terpaksa menerima perjodohan dengan wanita pilihan orang tuanya. saat di hari pernikahannya pengantin wanitanya telah pergi. yang membuatnya marah dan sakit hati, mendengar jika wanita yang akan menikah dengannya telah kabur bersama pria lain. Rizky Aushaf Attagy Wiratama seorang pemuda tampan yang menjabat sebagai direktur utama di sebuah perusahaan ternama. sifatnya yang baik dan sederhana namun tekadnya yang kuat. dengan bermodal hati yang tulus datang ke rumah Abah untuk Ta'aruf Pelangi. Bagaimana kisah selanjutnya ? Apakah Pelangi pada akhirnya bersama dengan Langit atau bersama Rizky yang lebih dulu Ta' aruf dirinya ?

rafli123 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
4 Chs

1 Pandangan Pertama.

Sepertiga malam Pelangi terbangun aktivitas yang selalu dilakukannya usai setelah menjalankan Salat, ia melanjutkan membaca Al Qur'an hingga suara adzan subuh berkumandang, Salat berjamaah di masjid bersama Abah dan Umi yang tidak jauh rumah mereka.

"Assalamualaikum, Umi, Abah." Pelangi mencium tangan Umi dan Abah saat akan salat berjamaah.

"Wa'alaikumsalam, cantiknya Umi sudah selesai membaca Al Qur'an?" tanya Umi.

"Insha Allah.. sudah Umi,"

"Alhamdulillah.. ayo kita salat."

" Iya Abah," Pelangi mengikuti langkah Abi dan Umi yang lebih dulu berjalan di depannya. selesai menjalankan Salat Pelangi membantu Umi di dapur membuat sarapan pagi walau di rumah ada pelayan tapi Umi selalu memasak sendiri untuk suami dan anaknya.

"Umi maaf hari ini Pelangi akan pulang terlambat,"

"Apa ada sesuatu sayang?"

"Tidak ada Umi, hanya saja ada berapa mahasiswa yang akan berkunjung ke sekolah dan berlanjut ke pesantren Umi."

"Ya sudah, sayang jaga kesehatan jangan sampai kamu terlambat makan, ingat kamu punya penyakit maag." Umi mengingatkan putri bungsunya untuk tidak lupa makan siang, mengingat jika putrinya memiliki masalah dengan perutnya.

"Sial Umi sayang!!" Setu Pelangi.

"Ya sudah Pelangi panggilkan Abah sarapan sudah siap." Umi menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya.

"Baik Umi,"

"Tidak perlu sayang, Abah sudah datang," Abah yang tiba-tiba bersuara membuat mereka terkejut.

"Abah?"

"Maaf sayang Abah sengaja ha.. ha..." Abah adalah sosok ayah yang baik, tegas dan bertanggung jawab. meskipun terkenal dengan sifatnya yang tegas namun berbeda saat berada di rumah senyum Abah tidak pernah lepas dari bibirnya meskipun sifat tegasnya masih terlihat.

Usai sarapan pagi, Pelangi pergi dengan sepeda motor metiknya menuju kesekolah tempatnya bekerja. sesampainya di parkiran sekolah ternyata rombongan mahasiswa telah sampai. Pelangi segera bergabung dengan Ustadz Gilang.

"Assalamualaikum, Ustadz maaf saya terlambat," ucap Pelangi lirih.

"Wa'alaikumsalam, tidak Dek pelangi, mereka juga baru sampai," sahut ustadz Gilang.

"Assalamualaikum!! selamat datang di sekolah Pelangi maaf jika penyambutan dari sekolah kami ini seadanya, mengingat kedatangan kalian yang mendadak seperti ini membuat kami kurang maksimal untuk menyambut kalian semuanya."

"Wa'alaikumsalam, tidak Ustadz, sungguh ini adalah sambutan yang luar biasa, kami beruntung karena kami menjadi tamu di sekolah ini," seorang pemuda yang mewakili rombongan mahasiswa mengucapkan terima kasih, wajahnya yang terlihat tampan dan santun sehingga sahabat Pelangi berusaha untuk mencari tahu apa yang di lakukan mereka saat selama di kampung walau sesungguhnya mereka telah mengerti namun tetap membuat mereka penasaran dengan jadwal para mahasiswa.

"Perkenalkan beliau adalan ustadzah Pelangi Putri dari pemilik sekolah Pelangi ini." Pelangi menangkup tangannya di depan dada, yang di ikuti oleh mahasiswa dan lainnya yang berada di belakang pemuda yang memalingkan wajahnya saat Tania sengaja saing pandang dengan Pelangi.

"Subhanallah cantiknya, andai aku bisa menjadi suaminya kelak, sungguh aku lelaki yang beruntung di dunia ini." gumam pria di depannya.

Pelangi mengantar rombongan mahasiswa ke pesantren milik Abah, dengan antusias mereka bertanya banyak hal tentang desa Indah.

"Assalamualaikum, ustadz maaf jika kami menganggu aktivitas pesantren Pelangi ini," Ucap Rizky mewakili rombongan pada Abah.

"Wa'alaikumsalam, tidak nak. sama sekali tidak menganggu, kalau boleh Abah tahu ada keperluan apa, kalian datang ke kampung kami ini?" sahut Abah dengan ramah.

"Begini Abah kami dari universitas di kota hanya ingin melakukan kunjungan akhir kami di kampus, dan kampung Indah ini menjadi pilihan kami, saya mewakili rombongan meminta izin kepada Abah, dan jika tidak keberatan kami ingin tinggal di pesantren ini dan kamu ingin belajar mengaji bersama-sama, itu jika Abah tidak keberatan."

"Baik Nak, Abah izinkan. berapa lama kalian berada disini ?"

"Satu Minggu Abah "

"Silahkan apa kalian sudah menemukan tempat tinggal sementara ?"

"Belum Abah "

"Kalian bisa tinggal di pesantren ini "

"Terima kasih Abah, kalau boleh bisakah Abah mengajari saya mengaji "

"Tentu nak, Abah bersedia. baiklah kalian pasti cape silahkan kalian istirahat, mang Udin antarkan mereka ke asrama laki-laki dan yang wanita ikutlah dengan putri saya "

"Baik Abah terima kasih " mereka menuju ke asrama yang berbeda, diam-diam Rizky mencuri pandang pada Pelangi yang terus menundukan kepalanya.

Tiga hari di kampung Indah membuat Rizky merasa waktu terlalu cepat. empat hari lagi dia di kampung ini buatnya enggan pergi. pandangan matanya menelusuri seluruh pesantren namun yang di cari tak nampak. membuat semakin kalang kabut.

"Assalamualaikum..." Suara itu, bukan ini pasti cuma khayalanku. dia tidak akan di sini.

"Assalamualaikum..Apa harus menunggu tiga kali baru di jawab. " Deg..suara itu benar dia, Rizky dengan cepat berbalik.

"Wa'alaikumsalam..maaf Ustadzah Pelangi saya pikir cuma khayalan saya mendengar suara Ustazah. ternyata benar Ustazah yang mengucapkan salam pada saya. "

"Maaf jangan panggil saya dengan sebutan Ustadzah, karena saya bukan Ustadzah "

"Baiklah Ustadzah ehh!! saya panggil apa ya Ustadzah ?"

"Panggil Pelangi saja "

"Baiklah Dek Pelangi, bolehkan saya tambah dengan Dek ?" tanya Rizky dengan ragu-ragu.

"Boleh " jawab Pelangi singkat.

"Abah sudah menunggu Anda "

"Jangan panggil saya dengan sebutan Anda, panggil saya Rizky "

"Baiklah, saya permisi tidak sepantasnya saya berada dekat dengan seorang laki-laki yang buka muhrimnya, cepatlah Abah sudah menunggu " Pelangi berbalik dan pergi dari hadapan Rizky.

"Pelangi kamulah wanita pertama yang mampu menggetarkan hatiku, semoga kelak kamulah jodohku "

"Hhmm... sepertinya kamu menyukai anak pemilik pesantren ini "

"Kamu benar aku mencintainya, sudahlah aku pergi dulu Abah memanggilku "

"Assalamualaikum.. Abah "

"Wa'alaikumsalam..duduklah Nak "

"Abah manggil saya "

"Benar Nak Abah memanggilmu, ini terimalah "Abah menyerahkan sebuah Qur'an kecil berbahan kulit asli di bagian sampulnya.

"Abah ini.."

"Untukmu, sebagai kenang-kenangan. jangan lupa di baca ya Nak, Abah akan pergi ke kota mungkin Abah tidak bertemu denganmu lagi jadi Abah memberikannya sekarang "

"Abah terima kasih " Rizky mengambil tangan Abah dan menciumnya.

"Abah jam berapa berangkat "

"Pagi Nak "

"Abah..." sebelum Rizky menyelesaikan ucapannya. suara Pelangi terdengar.

"Assalamualaikum Abah, ada Ustadz Ranu beliau menunggu di ruang kerja Abah. "

"Wa'alaikumsalam baiklah Nak Abah akan kesana "

Seminggu berlalu kini saatnya rombongan mahasiswa kembali ke kota. Rizky ingin berpamitan pada Pelangi namun sampai mereka menaiki bus gadis yang di tunggunya tak kunjung datang. berlahan bus meninggalkan kampung Indah. sepanjang jalan Rizky memandang penduduk yang beraktifitas. sungguh pemandangan yang sangat indah seperti nama desa ini Indah dan Pelangi terlahir dari desa Indah.

'Aku akan datang lagi kesini untuk meminang Pelangi '