"Awas, Neng. Dia selalu mencari kesempatan. Dia juga punya pacar. Nanti pacarnya datang, bisa berabe, hahaha!" tawa si penjual yang ada di dekat pemuda penjual baso itu.
"Pak Ateng ini. Ganggu anak muda aja. Jangan ganggu saja, lah. Namanya juga usaha, iya kan Mbak Rehana?" timpal pemuda itu pada Rehana.
Rehana memakan basonya. Perutnya belum terisi membuat nafsu makannya meningkat. Hanya beberapa menit, basonya pun telah ludes.
"Bang. Udah bang." Rehana masih duduk. Ia meletakan mangkoknya di bangku yang ia duduki. Rasa laparnya kini sudah hilang dan digantikan dengan rasa haus. Tadi itu ia sangat lapar dan hanya makan segitu saja sudah merasa cukup.
"Lho cepet banget neng? Tambah lagi. Diskon deh buat neng Rehana." Tukang baso itu mengambil mangkok tersebut.
"Udah bang. Kenyang ini bang. Biasa bang. Basonya enak." Rehana menyerahkan uang sepuluh ribu kepada tukang baso itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com