"Apakah Mas ini dukun? Maksudku … menguasai sihir?" Inilah pertanyaan dari Fei malam ini ketika dia dan Ren sudah sama-sama duduk santai.
Meski begitu, Fei agak-agak takut saat menanyakan pertanyaan semacam itu. Yah, karena tidak bisa dipungkiri bahwa stigma dukun di Indonesia memang cukup tidak baik.
Melihat wajah Fei yang sepertinya takut serta ragu, Ren tidak bisa menahan tawa gelinya. Ya, lelaki yang terbiasa mengerutkan kening dengan tatapan tajam itu benar-benar tertawa. Ini hal luar biasa bagi Fei, ia bisa melihat Ren dalam kondisi tertawa lepas begitu, dan ternyata wajahnya tetap saja tampan. Memangnya harus berubah seperti apa?
"Ha ha hah! Fei, ya ampun, Fei … pertanyaanmu itu, ha ha ha!" Ren sampai memegangi perutnya karena dia sudah menyelidiki secara kilat apa itu terminologi dukun di era ini.
"M-Mas! Ka-Kalau itu tidak ingin dijawab, unghh … tidak apa-apa, Mas!" Fei sungguh tak enak hati sendiri sudah melontarkan pertanyaan tak baik semacam itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com