Ruang tamu.
Rei sedari tadi sudah lama menunggu. Ia melihat jam ditangannya beberapa kali. Rei jadi gelisah, pikirannya terus saja tertuju sama Alina. Karena pada saat dia pergi tadi, Rei tidak pamitan sama Alina.
Ia menjadi tidak tenang "Kenapa aku menjadi tidak tenang seperti ini? Alina maafkan aku. Aku tidak ingin kamu berpikiran yang tidak-tidak sama aku. Aku melakukan semua ini demi membantu teman aku. Alina aku Mohon jangan pernah kamu membenci aku jika kamu mengetahui kejadian ini. Alina semoga saja kamu baik-baik saja di sana. Alina aku berharap kamu sudah mau memaafkan aku kembali, jika aku sudah pulang nantinya" Gumam Rei.
Ia belum mencicipi teh hangat yang sudah di buatkan oleh pelayan pribadi Sintia. Teh hangat itu terlihat tetap utuh karena belum di Sentuh sama sekali. Tiba-tiba Sintia dan ayahnya datang.
"Rei maaf ya jika kamu menunggu lama" Ucap Sintia sambil berdiri bersama ayahnya tepat di depan Rei.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com