Tatapan Ara perlahan mulai terdiam dan melamun. Begitupun dengan Jackson yang sengaja meninggalkan Ara untuk duduk sendiri di sana, karena dia melihat wanita itu sedang berusaha berpikir sesuatu sampai dia tidak begitu tega membuat pemikirannya itu terganggu.
Tapi bagi Ara, ia juga tidak tahu harus melakukan apa selain meratapi nasib hidupnya kini. Meski ia sadar dosanya telah begitu banyak, dan ia sangat takut jika Tuhan tidak memaafkan diri itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com