webnovel

Weekend

***

Apartemen Jane

Cklek

(Suara pintu dibuka)

"Aw Jane, kau sudah pulang?"

"Hm"

"Kau sudah makan siang? Aku sudah masak, jika kau ingin makan aku akan menyiapkannya untukmu"

"Tidak Lin terima kasih, aku akan langsung kekamarku"

"Baiklah, jika kau perlu sesuatu bilang saja padaku, aku ada dikamarku"

"Hm"

Jane begitu lelah, baru dua hari dia berada di Seoul tapi sudah berasa dineraka, ketidakberuntungan dan kecerobohannyalah yang membuat dirinya terjebak dalam situasi buah simalakama seperti ini, poor Jane.

Sesampai dikamarnya Jane langsung merebahkan tubuhnya pada kasur empuknya, pikirannya sedang kacau memikirkan sesuatu yang jelas-jelas sangat sulit mencari celah jalan keluarnya.

"Aarrgggg!! Shitt!! Kenapa jadi seperti ini! Sialan kau Bobby! ku balas kau nanti! Akan ku gantung kau ditengah kota!" Teriak Jane frustasi seraya mengacak-ngacak rambuk panjangnya, misinya gagal total.

Karena terlalu banyak berpikir dan merasa lelah karena frustasi Jane akhirnya tertidur dengan tidak elitnya masih mengenakan baju dari rumah Bobby.

Jane tertidur hingga malam pukul 8 dirinya bangun karena kelaparan kemudian turun menuju dapur untuk mencari sesuatu yang dapat membuat perutnya kenyang, sesampai didapur Lin sedang menyantap makan malamnya.

"Kau sudah bangun Jane? Kau lapar?"

"Hm" kemudian Lin ingin beranjak dari kursinya untuk mengambilkan piring Jane namun suara Jane menghentikannya.

"Tidak usah repot Lin, aku bisa sendiri" ucap Jane masih lesu karena baru bangun.

"Hm baiklah, maaf aku tidak membangunkanmu kupikir kau sangat lelah, kau tahu wajahmu terlihat tidak baik saat kau pulang tadi, apa terjadi sesuatu?" Jane kembali kemeja makan dengan membawa piring dan mulai memilih-milih makanan diatas meja untuk menjadi santapannya malam ini.

"Tidak, aku baik, apa kau mengadu pada Alex, Lin?" Seraya menyuapi mulutnya dengan sayur brokoli kesukaannya.

"Hm tidak, sesuai keinginanmu aku tidak memberitahu Alex, dia menelponku tadi pagi, aku bilang kau sedang tidur karena kelelahan kemarin malam lembur" jelas Lin dengan santai namun matanya sesekali melirik bagaimana reaksi Jane.

"Baguslah, terima kasih Lin, kau yang terbaik" ucap Jane ceria, ya beginilah sifat Jane, ia sebenarnya memiliki sifat seperti anak kecil, Jane akan menunjukkan sifat & sikap manjanya yang menyebalkan itu pada orang yang ia yakini baik, seperti kakaknya, teman terdekatnya dan orang-orang terpercayanya seperti sekretaris pribadinya, dan Lin termasuk dalam salah satunya.

"Kau baik tidak cerewet dan menyebalkan seperti sekretarisku di London, kau tahu? Dia terlalu protective padaku dia suka mengadu pada Alex dan aku tidak suka itu" ucap Jane dengan wajah sebal, namun terlihat begitu menggemaskan membuat orang yang melihatnya ingin mencubitnya.

"Hahaha~~ Jane kau tahu sikapmu sungguh berbeda saat kita berada dikantor dan disini, kau seperti orang yang memiliki dua kepribadian, lihatlah kau begitu menggemaskan sekarang haha~"

"Ya ya ya, aku tahu itu, bukan kau saja semua orang yang dekat denganku hampir berkata seperti itu padaku, kau ini sudah yang ke 273.729.815 orang yang berkata seperti itu"

"Ha? Apa kau benar-benar menghitungnya?"

"Hahahaha~ tentu saja tidak Lin! Aku hanya mencoba menjadi humoris seperti teman-temanku hahaha~"

"hahaha~ sudah-sudah kau membuatku tidak selesai makan, sekarang cepat habiskan makanmu Jane hahahaha~"

"Kau harusnya juga berhenti tertawa Lin"

"Ah, baiklah-baiklah"

Sekitar 15 menit akhirnya mereka selesai makan, Jane langsung menuju kamarnya lagi tanpa membantu Lin membereskannya karena Lin melarangnya mati-matian untuk tidak membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, sesampai dikamar, Jane langsung menuju kamar mandi karena merasa tubuhnya lengket maklum belum mandi sore kerjaannya ngebo mulu, sekitar 30 menit dirinya selesai dari acara mari membersihkan diri dimalam hari yang malah membuat kesehatannya buruk, ia kemudian mencari piyamanya di walk in closet memakainya cepat lalu menyalakan televisi dan langsung mematikannya lagi karena acara televisi tidak ada yang menarik baginya lagipula mana Jane mengerti dengan apa yang mereka katakan, Jane mana bisa bahasa Korea.

Pilihan yang tepat saat ini hanyalah berbaring di kasurnya dan memainkan ponselnya, sekitar dua jam berkutat pada ponselnya untuk memainkan jejaring sosialnya dan game, akhirnya Jane meraih kantuknya lalu dengan senang hatinya dia tidur menuju alam mimpi.

Keesokan paginya Jane bangun-coret bukan pagi ia bangun pukul 10 siang, kemudian langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu berpakaian dan langsung turun kedapur lagi-lagi hanya untuk mencari makanan untuk perut karetnya.

Sesampai didapur Jane tidak melihat Lin namun sarapannya sudah tertata rapi diatas meja, ya Jane menyukai masakan Lin, Lin koki yang handal menurutnya, oke nanti ingatkan Jane untuk berterima kasih pada kakaknya karena sudah mengirim juru masak dan teman baik seperti Lin padanya hahaha~

Sekitar 20 menit Jane sudah selesai dengan acara memberi makan naga didalam perutnya, kemudian membawa piring kotor untuk dicucinya dan membersihkan bekas makannya, ya sebenarnya Jane mampu mengerjakan hal semacam itu hanya saja dia tidak pandai memasak, dan jangan lupakan sifat pemalas akutnya itu membuatnya terlihat tidak bisa apa-apa alias tidak berguna.

Setelah membersihkan bekas makannya Jane menuju ruang tengah mencari Lin makhluk itu tidak muncul dari tadi membuat Jane kesal hanya sendirian diapartemen, ahh padahal jika ada Lin pun Jane hanya dikamar untuk tidur ataupun bermain game, lalu sebenarnya untuk apa dia mencari Lin? Biarkan saja mungkin otak Jane sudah terganggu.

Setelah menunggu sekitar satu jam bosannya, terdengar suara pin ditekan dan suara pintu dibuka.

Jane berjalan kearah ruang tamu dan mendapati Lin baru masuk kedalam dengan pakaian casual dan map ditangan kanannya.

"Kau dari mana Lin?"

"Ah, maafkan aku Jane, aku dari kantor untuk mengambil bahan-bahan yang kau perlukan untuk rapat perdana mu besok"

"Apa?!"

"Maafkan aku, CEO meminta kita untuk melakukan rapat besok, kau akan memimpin rapat divisimu besok, aku sudah mencoba untuk menolak secara halus dengan berbagai alasan, namun dia bilang ini masalah penting mengenai divisi kita, jadi aku langsung kekantor setelah mendapat kabar itu dan mengambil bahan-bahan yang harus kau pelajari atau mungkin ini bisa berguna saat dirapat nanti, aku tidak ingin mereka-karyawan lain- mencemoohmu karena tidak tahu hal-hal mengenai divisimu, kau tahu gosipmu sudah beredar kemana-mana"

"Gosip?" Jane tidak peduli dengan penjelasan Lin, yang menarik perhatiannya adalah kalimat terakhir Lin.

"Iya, kau tahu? Semua karyawan kantor baik artisnya maupun manajer dan seluruh pekerja disana sedang bergosip tentangmu, mereka bilang kau masih kecil dan masih muda, harusnya Mr. Kang tidak diturunkan dari jabatannya dan digantikan olehmu" ya sebenarnya wajar saja pemikiran orang seperti itu, hey umur Jane itu baru 19th ayolah yang benar saja, diumurnya yang belum mencapai kepala dua dia sudah memegang jabatan tinggi sekelas direktur divisi? Apakah mampu? Begitulah kira-kira pemikiran orang-orang dikantornya, tapi sayang sekali mereka melupakan bahwa Jane bukanlah Jane biasa, melainkan gelar nama belakang Atresnya lah yang membuatnya pantas menyandang sekelas jabatan seperti itu, karena seorang Atres sudah pasti dapat menjamin kecerdasannya, kepemimpinannya, intelektualnya, etikanya bahkan parasnyapun tidak perlu diragukan lagi, jika Jane tidak memiliki kesempurnaan seperti itu maka lepas saja embel nama belakangnya. Itulah yang selalu kakaknya katakan padanya.

"Shit!" Jane berjalan kearah Lin yang melihatnya agak sedikit takut karena wajah Jane yang berubah menjadi datar telihat seram jika dalam mode serius seperti ini, ah lebih tepatnya kesal dan marah karena ada orang yang masih meragukan kemampuannya.

"Ma-maafkan aku Jane" ucap Lin sedikit bergidik karena menyadari perubahan aura disekitarnya.

Sret

Jane mengambil alih semua map ditangan Lin, membuat Lin bingung terpaku, masih mencerna situasi sekarang namun kenyataanya hanya zonk, dia tidak mampu mencerna apapun karena tatapan tajam Jane yang menyeramkan membuatnya blank seketika, melihat tatapannya yang seperti ini orang benar pun pasti akan mengaku salah jika dihadapannya.

"Kau tidak perlu minta maaf, untuk apa kau meminta maaf, aku akan mempelajari ini sekarang, siapkan saja rapatnya besok, aku ingin pukul 9 rapat sudah dimulai dan aku tidak ingin ada karyawanku yang telat dalam rapat besok"

"Ba-baiklah" ucap Lin tergagap merasakan aura kepemimpinan Jane yang mendominasi.

"Akan kutunjukkan siapa Atres sebenarnya" ucap Jane tegas, sombong dan angkuh dalam setiap katanya, kemudian berbalik menuju lantai dua kekamarnya untuk mempelajari semua berkas ditangannya.

Sedangkan Lin masih terdiam kaku ditempatnya seraya memegangi jantungnya yang sempat berhenti sedetik ketika Jane mengeluarkan aura khas pemimpinnya dan kemudian kembali berdetak kencang seperti ingin meledak saat Jane berbicara tegas, itu terlihat menyeramkan dan Lin syok, dia berjanji untuk tidak mencari gara-gara dan membuat marah Jane, bisa-bisa dia mati hanya karena Jane melayangkan tatapannya seperti tadi.

'Matilah kalian besok, beraninya berbicara jelek dan bergosip tentang Jane' ucap batin Lin sesekali melantunkan sumpah serapah untuk karyawan dan orang-orang yang menebar gosip jelek dikantornya.