"Jika aku tahu itu perusahaan suaminya, aku tidak akan memberikannya padamu, Riujin." Keluh Ariela.
"Sudahlah, sayang. Jangan terlalu di pikirkan, aku tidak mau itu berpengaruh pada janin mu. Iya ... mungkin itu hanya kebetulan, atau mungkin alam semesta punya rencana lain, dari banyaknya orang di dunia ini, kenapa kau di pertemukan nya lagi dengannya?"
Ariela mengangkat kedua bahunya, "entahlah."
"Mungkin kau harus belajar berdamai dengan diri mu sendiri, sayang. Memaafkan kesalahan orang lain itu, buka semata-mata buat kebaikan orang itu, tapi untuk kebaikan diri kita sendiri." Riujin lanjut menasehati.
"Ck!" Ariela berdecak kesal, "sudahlah, akunmsu tidur saja." Ujarnya sembari merebahkan diri ke atas tempat tidur lagi.
Riujin hanya tersenyum melihat istrinya, dia tidak bisa memaksakan sesuatu yang menurutnya salah, karena dia tidak pernah merasakan apa yang istrinya rasakan.
***
Support your favorite authors and translators in webnovel.com