Jung Kook pov
Ponsel Noona berbunyi lagi. Dari Tae hyung lagi.
PDKT dengan Noona atau ada job baru buat Kiki?
Noona menyalakan handsfree ponselnya.
Aku tak ingin membuat Jung Kook cemburu lagi.
"Hana ... Kau ada rencana malam ini?" tanya Tae hyung.
"Tidak ada, oppa"
"Aku dan Jung Kook di rumah aja" Noona menjawab.
Ada apa Tae hyung tanya-tanya?
"Hana ... Aku mau mentraktir kalian makan pizza"
"Sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengijinkan Kiki jadi modelku"
"Untung ada Kiki, kalau nggak, bisa-bisa klien marah sama aku" ajak Tae hyung.
"Bentar, oppa"
"Aku tanya Jung Kook" Noona melihat ke arahku.
"Boleh?" tanya Noona.
"Boleh" aku mengijinkan.
Aku, Noona dan Tae hyung itu sama-sama pecinta pizza. Waktu Noona dan Tae hyung masih pacaran, mereka sering makan di tempat yang menjual pizza. Tapi yang nomor satu, yang sering didatangi mereka itu restoran hamburger, makanan favoritnya Tae hyung.
Mereka bahkan menamakan couple mereka itu hamburger hunter. Setiap ada restoran atau kedai hamburger yang baru buka, mereka selalu mampir.
Aku selalu mencari cara agar aku bisa duduk di sebelah Noona saat itu. Membuat kesal Tae Hyung yang ingin duduk di sebelah Noona juga.
"Nanti aku jemput" kata Tae hyung.
Untung aku belum masak tadi.
"Gomawo, oppa"
Jam tujuh malam Tae hyung datang. Aku duduk di sebelah Tae hyung. Noona dan Kiki yang masih harus berada di baby seat duduk di baris kedua.
Mobil Tae hyung menuju ke restoran pizza.
Di restoran pizza ...
"Hana ... Jung Kook ... Pesan aja pizza yang kamu mau" kata Tae hyung.
"Iya ... Oppa" Noona mulai membolak-balik menu pizza.
"Aku rasa tuna melt, oppa"
"Kookie .. Kau mau yang mana?" tanya Noona.
"Aku sama seperti Noona"
Tae hyung memanggil pelayan restoran. Ia memesan pizza rasa tuna melt ukuran regular, pizza rasa meat lovers ukuran regular dan minuman, green tea shake untuk Noona, chocolate milkshake untukku dan cola untuk dirinya.
Minuman datang terlebih dahulu ...
Tangan Kiki bergerak ke arah meja, ingin minum minuman yang baru saja datang. Kiki belum boleh mengkonsumsi green tea. Katanya ada kafeinnya.
Aku memberinya sedikit chocolate milkshake milikku.
Noona mulai membuat susu botol untuk Kiki.
Sabar, Ki. Tunggu Kiki besar. Baru bisa minum dan makan semuanya.
Aku kadang kasihan melihat Kiki. Tidak boleh makan ini. Tidak boleh minum itu. Apa yang boleh dikonsumsinya masih terbatas.
Kiki pasti pengen cepat-cepat gede. Tapi jangan kecepatan gedenya, Ki. Appa masih mau lihat Kiki yang gemesin seperti sekarang.
Setelah lima belas menit ...
Pizza yang kami pesan akhirnya datang ...
Noona memberi satu potong kecil pizza ke Kiki. Hanya sedikit. Noona belum berani memberi Kiki banyak-banyak. Takut terganggu pencernaannya.
Untung Kiki tadi sudah makan duluan di rumah.
Tak butuh waktu lama, pizza di meja habis.
Tae hyung mengantar kami pulang.
"Gomawo, oppa" Noona berterima kasih ke Tae hyung.
"Aku yang berterima kasih. Untung ada Kiki, kalau tidak klienku bisa kecewa denganku"
"Jiji .. Bye ... Bye ..." Kiki melambaikan tangannya ke arah Tae hyung.
Entah kenapa perasaanku tidak enak.
Aku merasakan ada sesuatu dari Tae hyung yang membuatku cemas walau aku tak tau apa itu.
Semoga tidak terjadi apa-apa.