Setelah ibu Joon pulang ...
Ayah angkat Hana sangat marah pada Hana.
"DASAR PELACUR. KAMU ITU SAMA SEPERTI IBUMU" kata ayah Jung Kook sambil menampar Hana.
Ibu kandung Hana memang seorang pelacur. Ayah kandungnya? Entah siapa. Mungkin salah satu customer ibunya.
"KELUAR KAU DARI SINI" usir ayah Jung Kook.
"Ayah bayi itu a ..." Jung Kook hendak mengakui perbuatannya.
Tapi Hana menyuruhnya diam. Hana tau ayah akan mengusir mereka berdua.
Hana pun pergi meninggalkan rumah.
Hana pergi menuju ke rumah Hye Ri, temannya.
"Hye Ri ... Malam ini ... Aku tidur di sini ya" pinta Hana.
Hana memang terkadang menginap di rumah Hye Ri.
"Hana ... Kau kenapa?" tanya Hye Ri.
Hana hanya diam. Untuk sementara ia akan menutupi kehamilannya dari semua orang.
Hana tau ia tidak boleh berlama-lama tinggal di rumah Hye Ri. Hana takut kehamilannya yang di luar nikah akan berdampak buruk pada Hye Ri.
Keesokkan harinya ...
Hana mulai mencari tempat untuk ia tinggal. Hana memilih goshiwon.
Sebuah ruangan kecil dengan ranjang dan meja. Sewanya murah.
Hana tau ia harus berhemat untuk persalinannya dan bila bayinya lahir kelak.
Hana pindah.
🌼🌼🌼
Jung Kook menemui Hana di tempat kerja part time Hana.
Hana memang membenci Jung Kook. Tapi Hana masih menyayangi Jung Kook sebagai adiknya. Walaupun saat ini hubungan mereka berbeda dengan adanya bayi mereka.
Hana mengajak Jung Kook ke tempat ia tinggal.
"Noona ... Mianhae ..." sekali lagi Jung Kook meminta maaf.
~blood~
Setiap hari selesai Jung Kook pulang bekerja dari part timenya (Jung Kook berbohong kalau ia pergi kuliah padahal ia pergi bekerja), Jung Kook selalu mengunjungi Hana, Noona nya dan juga ibu dari anaknya.
Jung Kook menyerahkan seluruh uang hasil part timenya untuk Hana. Hana sempat menolaknya. Hana tau Jung Kook juga membutuhkannya tapi Jung Kook memaksanya.
Paling tidak, bisa sedikit mengurangi rasa bersalahnya.
Mau tidak mau. Suka tidak suka. Jung Kook sudah menjadi ayah sekarang. Ia harus bertanggung jawab atas Hana dan bayi mereka.
"Noona ... Mianhae ... Karena nafsuku, Noona dan bayi kita menderita"
🌼🌼🌼
Di goshiwon ...
"Appa sebentar lagi datang" Hana mengelus lembut perutnya. Perutnya mulai sedikit menonjol, tanda bayinya bertumbuh dalam rahimnya.
Tapi ... Hana merasa kesakitan di bagian perutnya. Ada darah yang mengalir di sela-sela kakinya.
Hana takut. Ia tidak mau kehilangan bayinya.
Untung saja Jung Kook datang tepat waktu. Ia langsung membawa Hana ke rumah sakit.
Dokter segera merawat Hana. Untunglah bayi mereka baik-baik saja.
"Bapak Jeon. Anda diminta ke ruangan dokter sekarang" kata suster.
Di ruangan dokter ...
"Pasangan anda tadi mengalami pendarahan tapi bayi kalian selamat"
"Menurut hasil tes, pasangan anda mengalami kekurangan gizi"
"Anda harus memperhatikan asupan makanannya. Untuk bayi kalian juga" kata dokter.
"Saya mengerti. Terima kasih atas bantuannya dokter"
Jung Kook sadar. Hana terlalu berhemat. Saat perut Hana sudah membesar, tentu saja Hana harus berhenti bekerja. Jadi mereka harus mulai menabung.
Di kamar tempat Hana dirawat ...
Perlahan-lahan Hana mulai membuka matanya.
Hana menyentuh perutnya.
"Noona ... bayi kita selamat" kata Jung Kook.
Hana hanya bisa meneteskan air mata. Ia bersyukur bayinya masih bisa terselamatkan.
Hana dan Jung Kook saling berpandangan. Mereka tau biaya rumah sakit cukup besar. Uang mereka berdua tidak akan cukup membayar biaya rumah sakit.
"Kookie ... Bawa aku pulang sekarang. Kita tidak mampu membayar tagihan rumah sakit" lirih Hana.
"Noona masih lemah. Nanti aku pikirkan cara membayarnya. Yang penting Noona dan bayi kita sehat"
Jung Kook bingung. Dari mana ia bisa mendapat uang banyak dalam waktu singkat.
Sekali lagi Jung Kook menyesali perbuatannya. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Jung Kook harus bertanggung jawab.
Pagi hari ...
Saat Jung Kook bekerja part time, teman kerjanya menawarinya untuk bertanding di pertandingan underground.
Jung Kook terpaksa menyetujuinya. Ia butuh uang.
Jung Kook yang sudah bertahun-tahun berlatih taekwondo berharap ia bisa menang. Ia butuh uang untuk membayar tagihan rumah sakit.
Jung Kook mulai bertanding. Postur tubuh lawannya sangat besar dibandingkan dirinya.
Tapi Jung Kook sangat gesit. Pukulan dan tendangan lawannya tidak mengenai Jung Kook.
Penonton bergemuruh. Mereka mendukung Jung Kook.
"JUNG KOOK. JUNG KOOK"
Tapi Jung Kook yang tidak mempunyai pengalaman bertanding kalah. Untung saja ia masih mendapat bayaran karena penonton menyukai gaya bertandingnya.
Di rumah sakit ...
Jung Kook bertanya ke bagian administrasi. Berapa total biaya rumah sakit Hana.
Jung Kook menghitung uangnya. Masih kurang. Uangnya belum cukup untuk membayar tagihan rumah sakit.
Sebelum memasuki kamar Hana, Jung Kook mengenakan masker. Ia tidak mau Hana melihat wajahnya yang bengkak.
"Uhuk ... Uhuk ..." Jung Kook berpura-pura batuk.
"Kau sudah makan?" tanya Hana.
"Sudah ..." Jung Kook berbohong. Ia belum makan. Ia harus menghemat uangnya.
Tapi "Kruuk ... Kruuk ..." perut Jong Kook tidak bisa berbohong. Perutnya minta diisi makanan.
Makanan rumah sakit datang.
"Ayo kita makan sama-sama" ajak Hana.