"Yak! Sekiya!!!....". Teriak Eunha membahana membuat sekumpulan ibu-ibu yang tengah bergosip itu menatap kearahnya dengan mata membulat. Eunha menggulung lengan bajunya sembari berjalan kearah para ibu-ibu. Perempuan itu mengumpati mereka semua dengan kata-kata kasar sepanjang jalan. Lalu berhenti tepat didepan ibu-ibu yang tadi mengatai Jeongsan anak pungut.
"Omoo... Eunha-ssi? Apa aku tidak salah dengar? Kau mengumpati kami? Jinjja?!". Tanya salah satu perwakilan ibu-ibu julid dengan tatapan tidak terima.
"Tentu saja tidak! Pasang telingamu dengan benar. SE! KI! YA!". Bentak Eunha sambil menekankan kata sekiya yang artinya brengsek/bajingan dalam bahasa Korea. Para ibu-ibu langsung lemas karena diumpati oleh anak kecil seperti Eunha. Mereka tentu tidak terima, salah satu ibu menunjuk Eunha dengan mata melotot.
"Yak! Kau tidak tahu siapa aku, eoh? Beraninya artis yang tidak populer sepertimu mengumpati ku dengan kata-kata tidak pantas!". Eunha terkekeh sinis. Perempuan itu meniup poninya keatas sebelum menyahuti.
"Yak! Kalian bahkan mengenaliku, bisa-bisanya mengataiku artis tidak terkenal. Tck!". Sarkas Eunha. Perempuan itu buru-buru menambahkan.
"Oh, dan yang lebih penting. Aku bahkan bisa membeli mulut kotor kalian. Sini sebutkan, berapa yang harus aku bayar?!". Tantang Eunha dengan sombong lalu memamerkan black card-nya. Para ibu yang tadi menantang Eunha pun mendadak ciut. Mereka lupa kalau Eunha adalah ratunya variety show di Korea.
"Kenapa kau tiba-tiba mengumpati kami tanpa sebab? Hhhh... Padahal bukan kau yang sedang kami gosipkan". Seru ibu yang lain masih tidak sadar akan kesalahannya.
"Bagaimana tidak marah jika kalian semua menggosipkan keponakanku? Ibu macam apa kalian yang menjadikan anak kecil sebagai bahan gosip?!". Omel Eunha. Ibu-ibu itu saling pandang, terlihat malu karena telah ketahuan menggosipkan anak kecil.
"Astaga... Jadi bibi Jeongsan yang katanya artis itu Eunha-ssi? Omo... Aku adalah penggemarmu". Mendadak ibu-ibu bersikap baik pada Eunha bahkan memohon untuk minta foto.
"Tck! Dasar munafik". Desis Eunha namun tetap mengiyakan saat diminta foto bersama. Ekspresi Eunha dingin saat di foto, ya tentu saja ia tidak sudi bersikap ramah pada orang yang telah menjadikan anaknya bahan gosip.
"Yak! Yak! Ibu-ibu dengarkan aku!". Perintah Eunha yang membuat para ibu menatap perempuan itu serius. Fokus karena Eunha mau bicara.
"Aku akan berikan photo card dan tanda tanganku, kalian pasti tahu jika itu barang langka dan mahal...". Kata Eunha. Ibu-ibu tentu merasa sangat antusias, mereka tahu betul jika jaman sekarang photo card idol bisa dijadikan barang investasi.
"Omoo... Mau sekali...". Seru para ibu.
"Tapi berjanjilah padaku untuk tidak menggosipkan Jeongsan, Geum Do, dan Jaeyuk lagi. Arra?!". Perintah Eunha.
"Neeeeeeeee!!!!". Sahut para ibu dengan kompak.
"Pink promise?". Eunha mengangkat jari kelingkingnya yang diikuti oleh para ibu-ibu. Eunha pun akhirnya meminta Yeonsu membawakan photo card nya dan membagikan pada mereka.
"Aku tidak akan minta maaf atas sikapku tadi karena kalian yang salah. Anak-anak bisa mendengar apa yang kalian para orangtua bicarakan, harap hati-hati. Tindakan kalian ini tidak mencerminkan sosok seorang ibu". Nasehat Eunha sebelum meninggalkan mereka semua. Para ibu-ibu langsung merasa tertohok, mereka malu pada perbuatan mereka sendiri.
***
Rin B dan Hyewon menjalankan perintah Eunha. Mereka menjaga Jeongsan agar tidak didekati JK atau member BNT. Acara Family Gathering telah dimulai, semua anak bermain dengan orangtua mereka kecuali Jeongsan, Geum Do, dan Jaeyuk. Mereka bertiga ditemani member Baby G dan BNT. Jeongsan menatap teman-temannya dengan sendu, enaknya bisa ditemani bermain oleh ayah dan ibu. Sementara dirinya selalu sendiri, anak itu celingukan mencari ibunya. JK sedari tadi mencoba untuk mendekati Jeongsan, namun selalu dihalangi oleh Rin B alhasil lelaki itu hanya bisa memperhatikan dari jauh.
Jeongsan menarik-narik ujung baju Rin B kode agar perempuan itu mendekatkan telinga ke mulutnya.
"Eomma, dimana?". Bisik Jeongsan.
"Eomma, sedang bantu-bantu di dapur. Sebentar lagi pasti datang". Bisik Rin B balik yang dibalas acungan jempol oleh Jeongsan.
Sementara itu di dapur...
"Memang tidak apa-apa artis terkenal bantu-bantu di dapur? Nanti bajumu kotor". Ujar salah satu tukang masak di TK. Eunha terkekeh, lebih baik bajunya kotor kena peralatan dapur daripada bertemu dengan JK.
"Gwenchana Ahjuma, memang aku ingin membantu kok. Lagian di dalam ramai sekali, telingaku sakit". Kata Eunha beralasan. Perempuan itu mengupas kentang dan sayuran untuk menu makan siang, juga menyiapkan beberapa baskom kacang merah untuk bermain anak-anak.
"Ku dengar murid di sekolah ini ada yang punya bibi seorang artis. Aku hanya sering dengar tapi tidak tahu siapa". Para ahjumma mulai mengobrol. Eunha hanya menanggapi dengan kekehan saja. Tidak berniat untuk memberi tahu jika artis yang dimaksud adalah dirinya. Tadi ia sudah kelepasan mengaku pada ibu-ibu julid kalau ia adalah bibi Jeongsan.
"Choi Jeongsan, si anak pintar itu? Sudah tidak heran kalau dia punya saudara seorang artis, anak itu sangat tampan". Puji para Ahjumma. Eunha tersenyum puas, senang karena putranya dipuji tampan. Ya jelas lah visual Jeongsan begitu luar biasa, perpaduannya saja antara JK BNT dan Eunha Baby G.
"Tapi punya keluarga seorang artis bukankah tidak menyenangkan? Anak itu terlihat kesepian, jarang ditemani orangtuanya saat ada kegiatan sekolah. Bagaimana pun juga harusnya anak adalah prioritas". Tangan Eunha terhenti begitu mendengar perkataan Ahjumma.
"Saat dengan teman-temannya dia memang terlihat ceria, tapi saat menunggu dijemput sendirian dia terlihat murung". Cerita Ahjumma yang lain menceritakan sosok Jeongsan. Bahkan orang asing seperti ahjumma tukang masak di TK pun lebih tahu kondisi Jeongsan ketimbang dirinya.
"Tak heran jika dia kerap memukul temannya saat diejek tidak punya orangtua, mungkin karena cemburu". Komentar yang lainnya.
"Dia tidak nakal, hanya mencoba melawan saat diejek". Sahut Eunha menyahuti. Para Ahjumma agak kaget saat melihat Eunha tersinggung.
"Ahhh... Majja, namanya juga anak-anak. Saling mengejek dan memukul". Salah satu Ahjumma mengelus lengan Eunha lembut. Eunha tersenyum kecil kearah Ahjumma itu. Ternyata banyak yang tidak Eunha ketahui soal Jeongsan, apalagi saat anak itu di sekolah. Anak itu diejek teman-temannya, menjadi bahan gosip orangtua murid, juga dikasihani oleh para Ahjumma. Astaga bagaimana mungkin anak sekecil itu menanggungnya sendiri?
***
"Hei, what's up Rin B-yaa". Sapa Hobi yang dibalas tatapan malas Rin B.
"Nuguseyo? Apa kau mengenalku?". Tanya Rin B begitu menyebalkan.
"Ini sudah lima tahun dan kau masih marah padaku? Kau tidak mau berteman lagi dengan kami? Oh ayolah, itu kan hanya masa lalu dan BNT tidak tahu apa-apa soal pembubaran B-Friend...".
"Apa? Kau bicara apa? Aku tidak dengar". Sahut Rin B pura-pura tuli. Pokoknya Rin B kesal dengan semua yang berbau Hype, sampai kapanpun ia tidak akan melupakan kenangan buruk yang kini menjadi trauma tersendiri bagi para member B-Friend.
"Yak! Kau...".
"Apa? Baby Shark Doo... Doo... Doo... Doo. Saem, aku boleh menari Baby Shark tidak?". Seru Rin B sambil mengangkat tangannya keatas seperti seorang siswa.
"Baby Shark? Mau.... Mau...". Teriak anak-anak dengan antusias. Setelah Ahra Saem mengijinkan, Rin B berdiri di tengah-tengah untuk memimpin senam Baby Shark.
"Kajja! Kajja!...". Ajak Rin B dan anak-anak mulai mendekati perempuan itu.
"Jeongsan, kajja". Ajak JK hendak menggandeng Jeongsan namun dicegah oleh Hyewon.
"Eitttt... Sunbae-nim tidak boleh mendekati Jeongsan! Tidak boleh". Kata Hyewon sambil menggoyangkan jari telunjuknya.
"Wae? Kenapa tidak boleh?". Tanya JK tidak terima. Sementara itu Jeongsan yang lelah melihat para orang dewasa bertengkar pun pergi menghampiri Rin B.
"Ya pokoknya tidak boleh karena ini perintah". Sahut Hyewon polos. Jelas JK curiga, kenapa ia dilarang mendekati Jeongsan?
"Perintah dari siapa?". Telisik JK lagi. Ia tahu Hyewon sangat polos, siapa tahu perempuan itu keceplosan nantinya.
"Rahasia, karena rahasia maka tidak boleh diberi tahu....". Ujar perempuan itu lalu kebingungan mencari Jeongsan.
"Haishh... Aku pasti akan kena marah Eonnie". Kata Hyewon dengan lirih namun masih bisa JK dengar. Lelaki itu memperhatikan Hyewon yang berjalan mendekati Jeongsan dan Taehe.
"Eonnie? Ji-won Noona? Kenapa Ji-won Noona harus marah kalau Jeongsan dekat denganku?". Gumam JK.
Hobi ikut-ikutan memimpin senam Baby Shark didepan bersama Rin B. Rin B jelas kesal, perempuan itu mengusir Hobi dengan cara mendorong bokong lelaki itu dengan bokongnya. Hobi yang tidak terima pun membalas, alhasil dua idol itu malah perang bokong. Anak-anak yang menonton tertawa dan mengikuti tingkah dua orang dewasa tersebut. Orangtua dan guru-guru merasa senang karena acara Family Gathering sangat seru berkat BNT dan Baby G.
"Apa ada yang berani kedepan untuk menari lagu Hyung BNT? Yang berani akan Hyung beri hadiah". Kata Hobi membuat suasana semakin seru.
"Jeongsan-ahh, kau tidak mau mencoba?". Tanya Taehe yang entah sejak kapan jadi dekat dengan Jeongsan. Jeongsan adalah satu-satunya anak yang tidak mengangkat tangan. Anak itu tidak seantusias teman-temannya. Ia hanya menunggu Eunha menemaninya bermain.
"Hyung tampan, aku beri tahu saja ya. Kalau aku ikut nanti yang lain kalah. Aku lelah menang terus dari mereka". Ujar Jeongsan dengan tengilnya. Taehe yang mendengar pun jelas gemas, lelaki itu mengacak rambut Jeongsan.
"Hobi Hyung, disini ada satu anak yang tidak mengangkat tangan. Katanya kalau dia ikut teman-temannya akan kalah". Seru Taehe jahil. Jeongsan melotot kearah Taehe, lho Hyung yang satu ini kok mulutnya ember sekali. Ibu-ibu yang mendengar perkataan Taehe kembali julid, lupa kalau tadi sudah melakukan pink promise dengan Eunha. Ya namanya juga ibu-ibu, tidak suka kalau ada yang lebih unggul dari anak mereka.
"Lho Hyung ini nakal sekali". Omel Jeongsan yang membuat semuanya terbahak.
"Omoo... Little JK!!!". Pekik kepala sekolah.
"Little JK! Little JK!". Seru para guru dan teman-teman Jeongsan. Eunha yang mendengar seruan itu dari dapur langsung menghentikan kegiatannya.
"Omooo. Jeongsan si Little JK beraksi. Ayo kita lihat". Para Ahjumma langsung bergegas lari ke kelas Matahari karena tidak mau ketinggalan menonton Jeongsan. Jeongsan memang terkenal memiliki banyak bakat, yang paling kelihatan adalah menari dan menggambar. Tapi anak itu jauh lebih suka menggambar daripada menari.
Eunha yang penasaran kenapa anaknya bisa membuat suasana menjadi riuh pun menyusul para ahjumma.
Karena sudah terlanjur disoraki teman-temannya, maka anak laki-laki yang mengenakan sweater kuning dan topi yang dibalik kebelakang itu maju kedepan. JK terlihat antusias saat melihat Jeongsan dengan percaya diri maju kedepan untuk menunjukan kemampuannya. Entah kenapa ia seperti melihat dirinya sendiri, penuh ambisi dan keren.
"Uwoooo... Little JK!". Rin B dan Hyewon saling pandang. Mereka hanya bisa berteriak menyemangati Jeongsan tanpa ikut-ikutan menyebut Little JK. Bisa diamuk Eunha nanti.
"Smooth like butter, like a criminal undercover". Jeongsan mulai menari, tentu saja tidak persis seperti penyanyi aslinya karena ia masih anak-anak. Namun anak itu bisa mengikuti tempo lagu dan bergerak sesuai koreo yang ia ingat.
"Yeah I'm makin' you sweat like that
Break it down...". Jeongsan terus menari dan diiringi dengan tepuk tangan para penonton. Eunha dan JK menatap Jeongsan dengan bangga, sepertinya darah idol mengalir dalam tubuh anak itu.
"Oh when I look in the mirror
I'll melt your heart into two
I got that superstar glow so (Ooh)
Do the boogie like...".
"Omoo... Kiyowo...". Pekik semua yang menonton. Guru-guru merekam Jeongsan yang tengah menari, tentu saja sangat sayang jika tidak diabadikan. Jeongsan begitu imut dan keren secara bersamaan. Mereka lalu menatap JK, aduh kenapa kok bisa mirip sekali. Menuju reff lagu, semua penonton ikut bernyanyi.
"Side step right left to my beat (Heartbeat)
High like the moon rock with me baby...".

"Kyaaaaaa!...". Para gadis lajang langsung terkena serangan flying kiss dari Jeongsan. Sementara itu member BNT terbahak melihat Jeongsan yang melakukan flying kiss bak orang dewasa. Astaga anak itu tahu betul koreo BNT. Tanpa mereka semua tahu Jeongsan mengarahkan flying kiss nya kearah Eunha yang sedang menonton dibalik jendela. Eunha yang melihat pun membalas flying kiss dari Jeongsan. Perempuan itu mengacuhkan jempol setelah Jeongsan selesai menari tanda mengapresiasi keberanian putranya. Jeongsan tersenyum lebar karena tahu jika tindakannya membuat Eunha senang.
"Daebak... Jeongsan-iee, jjang". Puji Hobi. Jeongsan langsung mendapat tepuk tangan yang meriah. Anak itu tos dengan Hobi dan melompat-lompat karena senang.
"Siapa yang mengajari Jeongsan menari?". Tanya Hobi.
"Imoo... Imooo...". Teriak Jeongsan antusias.
"Imoo? Woah apakah imo penggemar BNT? Siapa nama imo?".
"Eh?". Jeongsan bingung ia lupa kalau tidak boleh mengatakan siapa nama keluarganya pada orang asing tanpa persetujuan Eunha.
"Aku lupa nama imo. Ehe...". Kikik anak itu.
"HAHAHHAHA...". Teman-teman Jeongsan tertawa, masa nama imo sendiri lupa.
"Kalau nama Eomma?!".
"Eung... Rahasia". Canda Jeongsan.
"Hmmm... Baiklah, lebih sayang Imo atau Eomma?". Tanya Hobi lagi.
"Tentu saja Eomma". Sahut Jeongsan langsung.
"Setelah sayang Eomma, sayang siapa lagi?".
"Eommaaaaaa....". Pokoknya ketika ditanya siapa orang yang paling Jeongsan sayang, tetap saja jawabannya selalu Eomma tidak ada nama lain yang disebut anak itu.
"Jeongsan mau jadi idol seperti Hyung?". Eunha jelas penasaran dengan jawaban Jeongsan. Anak itu terlihat seperti bibit idol, akankah mengikuti langkah ayah dan Ibunya?
"Tidak!". Jawaban tak terduga dari Jeongsan membuat Eunha menajamkan pendengarannya.
"Kenapa?".
"Karena kalau jadi idol sangat sibuk, nanti akan membuat orang-orang disekitar sedih karena tidak bisa bertemu". Jawab Jeongsan polos, entah darimana ia bisa mendapatkan kalimat sederhana seperti itu namun bisa membuat para orangtua mengerti. Eunha menunduk mendengar perkataan Jeongsan, ia jelas tertohok. Anak itu bisa berkata demikian karena tahu rasanya tidak bisa selalu bertemu Ibunya yang seorang idol.
"Woahhh...". Para orangtua memuji Jeongsan yang begitu pandai.
Hobi mengusap kepala Jeongsan lalu tersenyum lembut kearah anak itu.
"Lalu apa cita-cita Jeongsan?". Dengan mata berbinar Jeongsan menjawab.
"Jeongsan ingin menjadi pelukis, Jeongsan suka menggambar". Ujar anak itu hingga mendapat tepuk tangan meriah dari semuanya. Eunha yang sudah tidak sanggup mendengar kalimat tulus dari hati anaknya pun segera kembali ke dapur. JK yang memperhatikan ekspresi Eunha dari tadi pun bangkit untuk menyusul perempuan itu.
***
"Hiks... Hiks...". Lagi-lagi Eunha menangis diam-diam sambil memotong bawang bombay. Berkat ikut acara Family Gathering ini, ia jadi tahu isi hati Jeongsan yang sebenarnya. Ia jadi banyak tahu tentang pandangan orang-orang pada Jeongsan. Haruskah ia mulai memperhatikan Jeongsan? Selama ini Eunha terlalu cuek, ia serahkan semua masalah Jeongsan pada Ji-won. Padahal Jeongsan adalah tanggungjawab nya.
Sebuah sapu tangan berwarna biru laut tersodor didepannya. Eunha bengong sejenak dengan hidung memerah, lalu menatap sang pemilik sapu tangan.
"Kau?". Eunha memalingkan wajahnya kearah lain karena malu kepergok sedang menangis oleh JK. Lagian kenapa sih lelaki itu bisa nyasar ke dapur.
"Hapus air matamu, sapu tangan ini bersih kok". Ujar JK. Terdengar cuek padahal sebenarnya khawatir karena melihat Eunha menangis.
"Aku tidak menangis, ini karena memotong bawang saja". Kilah Eunha sambil menarik ingus.
"Intinya kau mengeluarkan air mata. Cepat hapus sebelum ada yang memergoki selain aku". Paksa JK. Karena kesal, Eunha merebut sapu tangan itu lalu menyeka air matanya dengan kasar, juga membuang ingus di sapu tangan JK. Setelah itu dengan kurang ajarnya langsung mengembalikan sapu tangan pada pemiliknya.
"Yak! Kau ini tidak punya etika ya? Harusnya kau cuci dulu sapu tangan ini sebelum dikembalikan!". Omel JK. Lelaki itu memegang sapu tangan dengan ujung jari.
"Bukankah kau yang memaksa? Aku juga tidak minta diberi sapu tanganmu. Lagian aku sibuk, tidak ada waktu untuk mencuci sapu tangan". Omel Eunha balik. JK mengulum senyumnya, merasa geli dengan tingkah lucu Eunha. Dasar kekanakan!
"Ingus-mu masih menempel, pabo!". JK mengusap cairan dipipi Eunha dengan cepat. Tentu saja Eunha kaget.
"Yak! Kau...". Belum juga Eunha selesai bicara JK sudah lebih dulu melempar sapu tangan penuh ingus ke wajah perempuan itu.
"Kembalikan padaku setelah dicuci". Ujar JK lalu pergi begitu saja. Eunha merutuki JK yang begitu menyebalkan. Perempuan itu meninju-ninju udara membayangkan sedang meninju JK.
"Eunha-ssi... Palliwa... Bawa kacang merahnya". Tegur salah satu Ahjumma yang melihat Eunha bertingkah aneh saat pekerjaan numpuk begini.
"Ahh... Ne, ahjumma". Eunha buru-buru membawa baskom berisi kacang merah dan mengikuti ahjumma dari belakang menuju kelas Matahari.
Anak-anak sedang bermain kacang merah bersama ibu dan ayahnya. Jeongsan, Geum Do, dan Jaeyuk bermain bertiga. Namanya juga anak kecil, pasti jahil. Geum Do beberapa kali iseng mengambil beberapa kacang merah milik Doo San. Ibu Doo San tentu saja tidak terima.
"Yak! Geum Do-ahh, ini kacang milik Doo San". Kata ibu Doo San sewot. Jeongsan yang kesal karena temannya dimarahi pun melempar segenggam kacang merah kearah ibu Doo San namun tanpa sengaja mengenai wajah wanita itu.
"Omooo...". Jeongsan mengaga lebar, ia sungguh tidak sengaja tapi sepertinya ibu Doo San sudah terlanjur marah.
"Yak! Kau dasar anak....".
Byurr!!!
Eunha menumpahkan sebaskom kacang merah dikepala ibu Doo San. Hal itu membuat suasana jadi tegang.
"Ige... Mwoya?". Eunha tersenyum remeh kearah ibu Doo San.
"Omoo... Harusnya kalian memainkannya seperti ini anak-anak". Kata Eunha ceria sambil melempar-lempar kacang merah ke udara. Anak-anak pun senang dan mengikuti cara Eunha memainkan kacang merah. Rin B dan Hyewon geleng-geleng kepala melihat tingkah Eunha, begitu juga dengan JK. Sementara itu Jeongsan mengacungkan jempol kearah Eunha.
"Siapa yang berani melawan Eomma-ku, dia yang paling kuat". Batin Jeongsan.
To be continue...