Mahaguru menangis haru melihat muridnya kini mengenakan pakaian seorang perwira istana. Dia bahkan yang paling keras bertepuk tangan ketika penobatan Jayendra dianggap sah dan resmi ditandai oleh gong yang dipukul. Namun, kebahagiaan itu bagi Jayendra tidak lah sempurna. Karena kekasihnya tidak hadir di hari pentingnya ini.
***
Sementara itu, jauh di bukit Pakembangan, di dekat Curug Sangkol, Saga Winata sedang berbincang dengan Nyari Rangkih pada sebuah serambi pondok. Kemudian datang seorang wanita yang wajahnya masih ayu berseri layaknya seorang gadis. Ia membawa nampan berisi air minum dan kue. Dia kemudian kembali lagi ke dapur.
"Dia putri mu, Nyai?" tanya Saga yang terkagum dengan kecantikan wanita tersebut.
"Orang-orang mengira kami sudah mati. Sehingga menjadikan kami sebagai Legenda," ujar Nyair Rangkih entah aoa maksudnya, tetapi Saga lebih memperhatikan kata 'kami' dalam ucapan Nyai Ringkih itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com