webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · แอ็กชัน
Not enough ratings
205 Chs

182. Terima Kasih

"Sudah aku duga, Paman tidak memiliki jawaban atas pertanyaanku itu!" hardik Venus, seraya menyunggingkan bibirnya, memandang Susano penuh selidik, "Paman tidak usah berlagak sok polos di depanku. Semua yang terjadi malam itu, antara Paman dan nenek sihir itu di kamar, berduaan, aku melihatnya. Setiap inci perbuatan Paman telah terekam dalam memori ingatanku, Paman."

THEK ...

Pengakuan Venus yang mendadak, langsung membuat napas Susano berhenti beberapa detik. Wajahnya pucat pasif dan keringat membanjiri kening. Buru-buru dia menyekanya. Sementara Venus tersenyum sinis, "Paman benar-benar tega. Aku tidak tahu bagaimana reaksi ayah ketika dia mengetahui perbutan Paman di belakangnya!"

Venus mencibirnya, segera dia mengeluarkan unek-unek yang selama ini terpendam dalam-dalam pada hatinya. "Kau begitu menjijikan, Paman. Tidak kusangka, kau berani mengkhianati ayahku, kakakmu sendiri, Paman! Apa kau sedikitpun tidak merasa malu, Paman?"