webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · แอ็กชัน
Not enough ratings
205 Chs

182. Bujuk Rayu

Satu jam berikutnya.

"Jadi, sekarang kamu bekerja dengan keluarga Hadiningrat?"

Susano bertanya selepas mendengarkan cerita Venus dari A hingga Z. Venus mengangguk, "Ya, Paman. Berkat Tuan Frans, aku pun masih bisa bertemu Paman hari ini," akunya begitu senang.

Ketika dua pria yang berasal dari generasi berbeda itu asyik berbincang, Frans pun memanggil.

"Venus!" Dia baru saja keluar dari restoran tersebut. Raut wajahnya begitu sumringah, sepertinya apa yang rencananya telah tercapai?

Venus beranjak dari duduknya, begitu juga dengan Susano. Keduanya sama-sama melenggang, mengikis jarak bersama.

"Bagaimana, Pak? Apa urusannya sudah selesai?" tanya Venus lebih dulu untuk membuka pembicaraan mereka.