"Apa yang Paman lakukan? Kenapa Paman menghentikan aku membunuh Nenek Sihir itu? Jangan-jangan Paman menyukai Nenek Sihir itu, sehingga Paman melawanku untuk menyelamatkannya!" hardik Firmansyah, seraya tersenyum sinis, dengan mata yang memicing.
Pria dewasa yang diketahui bernama Susano itu langsung menarik kera baju. Emosinya memuncah seperti gunung berapi yang siap menumpahkan laharnya. Seperti itu juga Susano memukul wajah keponakannya dengan membabi buta.
"Sekali lagi kau menyebutnya dengan Nenek Sihir, maka jangan salahkan kalau aku tidak akan pernah menganggap dirimu sebagai keponakanku lagi!"
Teriakan Susano begitu menggelegar seisi ruangan. Adistia terisak-isak dengan napas yang hampir putus akibat cekikikan Firmansyah tadi. Namun, ada perasaan senang saat melihat Susano sedang membelanya.
"Tenangkan dirimu, Mba. Minum ini!" Kenanga, adik kandungnya telah membawakan segelas air untuk menenangkan diri Adistia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com