"Aku datang bulan!"
"Aku tidak percaya!" ucap Delice.
"Lihat saja sendiri. Ini sudah tembus dicelana. Bagaimana pulangnya?"
"Kenapa harus sekarang?" Delice mengacak-acak rambutnya.
Hasratnya sudah dipuncak gunung tapi haruskah gagal lagi? Delice duduk di samping Naura dengan ekspresi kecewa.
"Maaf, aku juga tidak tahu kalau akan datang bulan," ucap Naura sedih karena Delice hanya diam tanpa berbicara apapun.
'Padahal aku senang karena obat yang katanya adalah racun hanyalah omong kosong Jean. Setidaknya aku memiliki harapan untuk menjadi seorang Ayah tapi setiap kali selalu saja gagal,' batin Delice.
"Sudahlah! Kita bisa melakukannya lain kali. Sekarang kita pulang saja. Aku tahu kalau rasanya pasti tidak nyaman," ucap Delice lirih sembari mengusap ujung kepala Naura.
"Tapi kalau tembus di mobil gimana?"
"Di mobil ada jas. Pakai saja untuk alas."
"Tapi..."
"Ayo kita kembali."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com