"Ahhhhhhhhh, sakit... Sakit..." rintih Ken. "Kenapa harus mencubitku?" tanya Ken.
"Habisnya, kau selalu saja berfikir mesum."
"Itu normal, sayang."
Krucukkkk... Krucukkkk...
Naura langsung duduk. Ia menutupi wajahnya yang malu karena suara perutnya yang menagih.
"Pfffffttttt... Apa sayangku sudah lapar?" goda Ken.
Naura membuka tangannya sendiri yang sedang menutupi wajahnya. "Iya, sayang. Ak--aku lapar," jawab Naura.
"Kalau lapar, biasanya kau tidak kuat berjalan. Bagaimana kalau aku menggendongmu?"
"Gendong belakang." Naura sudah mulai manja.
Ken jongkok di depan Naura. Memberikan punggungnya. Naura naik dan tangan Ken ke belakang untuk menahan pinggul Naura yang sintal.
"Coba kau berjalan seperti layang-layang," pinta Naura.
Ken oleng ke kanan dan ke kiri. Berjalan lambat, persis seperti layang-layang yang sedang ditarik ulur.
"Seperti ini?" tanya Ken.
"Tubuhmu terlalu besar untuk jadi layang-layang."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com