Tirai berwarna putih, seragam para pemusik yang juga berwarna putih, bergantikan dengan warna merah darah. Naura terpekik melihat mereka yang dipekerjakan Ken mati dalam beberapa tembakan yang menyerang.
"Berlindung dibelakangku," pinta Ken.
Naura masih belum bisa mencerna. Tempat romantis yang menjadi tragedi gila. Di depan mereka, jarak yang tidak terlalau jauh, seseorang berdiri tegap dengan dua pistol yang ada ditangannya.
Deg...
'Hamid Gul?' batin Naura.
Sosok itu tersenyum licik. Ia menurunkan tangannya yang memegang pistol. Ken melindungi Naura. Ia menghalangi Hamid Gul yang sedari tadi curi-curi pandang.
Angin yang berhembus bukan lagi dingin yang menghampiri kehangatan tapi dingin yang membawa kisah terdalam.
"Kenapa kau menghalangiku untuk menatapnya?" teriak Hamid Gul.
"Karena mata kotormu itu tidak layak untuk melihat seorang bidadari," jawab Ken.
"Hahahaha... Kita bertemu lagi. Bagaimana? Apa kau merindukan pertarungan denganku?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com