"Sayang, ayo!"
"Ke mana?" tanya Naura.
"Menemui Haris. Aku tidak tahu apakah dia sudah mati membusuk atau masih hidup seperti mayat," jelas Delice.
"Bertemu Ayah?"
"Paman!" ralat Delice.
Naura bersiap-siap sesuai keinginan Delice. Waktu itu, Delice pernah berjanji mengajaknya menemui Tuan Haris.
Ada beberapa peristiwa yang membuat Delice melupakan janji itu. Naura juga tidak berani untuk mengungkit.
Brummm... Brummm... Brummm...
Mobil melaju melewati beberapa jalanan yang sudah mulai sepi. Mobil itu berhenti di gedung tua yang terletak dipinggiran hutan.
Kalau dilihat-lihat, hutan itu seperti hutan buatan yang dilindungi.
Penjaga hilir mudik mondar-mondir tanpa henti. Delice mengusap kepala Naura lembut.
"Ayo kita masuk!" Naura hanya mengangguk sebagai jawaban.
Penjaga itu memberikan hormat kepala Delice. Perasaan segan sangat terlihat.
"Selamat pagi, Tuan besar!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com