webnovel

Naruto Namikaze sang Jenius Konoha

Naruto Lahir 5 tahun sebelum Kyubi menyerang Konoha, kemudian Bijuu itu di segel pada tubuh adik perempuannya. Orang tua Naruto tidak memiliki waktu untuk mengajarinya, sehingga Naruto mencari orang lain untuk mengajarinya menjadi Shinobi yang hebat. Alternatif Universe, Naruto pengguna Mokuton yang hebat. Minato dan Kushina masih hidup *fanfic ini bukan punya saya, saya cuma mentraslate dari fanfiction.com

Denny_mai · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
39 Chs

Naruto Namikaze Chapter 26

Naruto juga melihat ketika Anko menembakkan ular keluar dari lengan bajunya yang kemudian ular itu menggigit leher lelaki itu sehingga darah mengalir keluar dari tenggorokannya dan jatuh ke tanah seperti sekarung kentang. Anko telah membunuh seseorang dan Naruto menyadari dia tidak punya masalah dengan itu. Itu membuatnya bertanya-tanya apakah Anko pernah membunuh sebelumnya.

Naruto menghindari ayunan tongkat kayu besar dan menendang wajah pria itu hingga membuatnya terbang kembali dan menabrak pohon. Dia merasakan sekitar dan merasa hanya ada beberapa bandit yang tersisa, yang dengan cepat dibereskan oleh Itachi dan Mikoto.

Namun Naruto tiba-tiba merasakan ledakan kecil niat membunuh ke arahnya. Rasa ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang di gunakan Mikoto dan Tsunade selama pelatihannya, tapi itu sudah cukup baginya untuk menyadarinya.

Tubuhnya bereaksi secara autopilot, Naruto berbalik, menyiapkan pedangnya, dan menusukkannya ke depan. Ketika dia melakukannya, dia merasakan percikan hangat kecil mengenai wajahnya.

Dia mengusapkan tangannya ke percikan basah itu, dan kemudian memandang tangannya yang baru saja menyentuh percikan itu.

Darah

Ketika Naruto melihat ke depan, dia melihat seorang pria berusia awal dua puluhan mengenakan pakaian yang mirip dengan bandit lain di sekitar mereka, dengan pedang yang kondisinya buruk di tangannya. Pedang Naruto ada di depannya, saat ini menikam dada pemuda itu.

Wajah Naruto berubah menjadi ngeri ketika dia menyadari apa yang telah dia lakukan, dan tangannya mulai bergetar. Naruto menatap mata coklat pria itu, dan menyaksikan ketika matanya tiba-tiba berputar ke belakang kepala.

Naruto perlahan mengeluarkan pedangnya dari dadanya dan hanya berdiri di sana ketika pria itu jatuh ke tanah dengan napasnya berhenti total.

"Naruto?" Mikoto bertanya dari belakangnya ketika Anko terlihat berdiri di belakang Itachi yang baru saja muntah. Itachi juga telah mengalami pengalaman membunuh pertamanya dengan mematahkan salah satu leher bandit itu. Anko menepuk punggungnya dengan lembut ketika Itachi hanya menatap tanah.

"Aku-aku-membunuhnya. Aku-aku tidak bermaksud, itu terjadi begitu saja. Tubuhku bereaksi sendiri." Naruto berkata gagap ketika Mikoto mendekati Naruto dan meletakkan tangannya di pundaknya.

'Pengalaman membunuh pertama selalu yang paling sulit di terima.' Mikoto berpikir ketika Naruto tiba-tiba menyingkir dari genggamannya dan seperti yang Itachi lakukan beberapa saat yang lalu, muntah di balik semak-semak.

Ketika Naruto melakukan itu, Mikoto mulai mengumpulkan mayat para bandit yang mati dan meletakkannya menjadi tumpukan. Mikoto kemudian melakukan beberapa jutsu api dan membakar mayat-mayat itu agar mayat-mayat itu dapat dibuang dengan benar.

Yang masih hidup tidak bertahan lama, karena Mikoto menyayat leher mereka dengan tanto dan melemparkan tubuh mereka ke api yang terbakar.

Setelah itu tatapannya melembut ke arah Naruto dan putranya. Ini adalah salah satu alasan dia menginginkan misi peringkat C ini. Jalan ke Iron Country dikenal memiliki banyak perkemahan bandit dan dia ingin Naruto dan Itachi mengalami pengalaman membunuh pertama mereka. Selalu sulit bagi genin untuk membunuh, tetapi membunuh adalah salah satu pekerjaan sebagai seorang shinobi.

Dia melihat Anko yang kelihatan baik-baik saja dan Mikoto tahu Anko baik-baik saja. Anko sudah pernah membunuh ketika masih bersama dengan orang itu.

Dengan melakukan pembunuhan pertama mereka, mereka tidak akan ragu untuk melakukannya lagi nanti. Meskipun saat itu Mikoto berusia tiga belas tahun ketika dia pertama kali membunuh dan ingatan tentang pria yang dia bunuh masih muncul di kepalanya dari waktu ke waktu, tetapi Naruto dan Itachi kuat, jauh lebih kuat daripada anak lain seusia mereka dan Mikoto tahu dalam hati 2 anak itu bahwa mereka bisa menerima, menangani dan melewati kejadian ini.

"Ayo." Ucap Mikoto sambil menepuk bahu Naruto dan Itachi dan menggosoknya dengan lembut. "Ayo bergerak. Kita harus melanjutkan sejauh yang kita bisa, mumpung kita masih memiliki cahaya." Mikoto berkata membuat tiga genin mengangguk.

Naruto dan Itachi sedikit lebih lambat dari biasanya, tetapi itu karena pengalaman membunuh pertama mereka ada di pikiran mereka, dan akan terngiang-ngiang beberapa hari lagi.

-----------

Dua hari kemudian

----------

"Gulungan yang kami bawa untuk diantarkan ke Mifune-sama." Mikoto berkata ketika dia, Naruto, Itachi, dan Anko berdiri di sebuah kantor besar yang memiliki banyak pedang dan baju besi samurai yang menghiasi ruangan. Di salah satu dinding ada tiga bingkai foto yang tergantung yang memperlihatkan tiga pria yang mengenakan baju samurai dan semuanya terlihat sangat kuat dan mengintimidasi.

"Terima kasih, Uchiha-san." Seorang lelaki berkata dari belakang meja ketika dia mengambil gulungan itu dengan sopan darinya dan mulai membaca isinya.

Bisa dikatakan Mifune adalah seorang lelaki tua, mungkin sekitar usia empat puluhan akhir, atau awal lima puluhan. Dia memiliki rambut panjang keunguan yang menunjukkan tanda-tanda beruban bersama dengan perban yang melilit bagian atas kepalanya bersama dengan kumis kecil. Dia mengenakan kimono biru navy sederhana dengan sandal hitam.

Diikat di sisinya, Naruto melihat katana dengan pegangan hitam diikat di sisinya.

Di sebelahnya ada dua samurai yang mengenakan baju besi tradisional negara Besi dan helm yang harus Naruto akui terlihat agak aneh.

Setelah beberapa menit membaca dengan ekspresi tanpa ekspresi di wajahnya, Mifune mengangguk dan memberi mereka senyum kecil.

"Persyaratan dalam gulungan ini disetujui. Izinkan saya beberapa menit untuk membuatkan gulungan balasan." Katanya sambil mengeluarkan gulungan kosong dan tinta. Dia mulai menulis ketika tim berdiri dengan diam sambil menunggu.

Setelah selesai Mifune menyerahkan gulungan baru itu kembali ke Mikoto yang membungkuk dan berterima kasih padanya. Mereka akan pergi tetapi Mifune menghentikan mereka.

"Jika aku jadi kamu, Uchiha-san, aku akan tinggal di kota selama satu atau dua hari. Ada badai salju kuat yang akan datang malam ini. Siapa pun yang terjebak di dalamnya kemungkinan besar akan mati kedinginan." Dia berkata.

"Aku mengerti. Terima kasih atas informasinya dan memperhatikan timku." Mikoto berkata membungkuk padanya lagi untuk menunjukkan terima kasih padanya.

Ketika Naruto, Itachi dan Anko mulai meninggalkan ruangan, Mifune menggunakan beberapa isyarat tangan untuk mengirim pesan bisu kepada Mikoto. Kedua anak laki-laki itu tampak tidak memiliki emosi dan keduanya tampak lelah dan lusuh di wajah mereka.

Apa yang salah dengan kedua bocah itu?

Mikoto menghela nafas sedikit sedih dan membuat beberapa isyarat tangan sebagai balasan.

Pengalaman membunuh pertama.

Mifune segera memperlihatkan pandangan pengertian di wajahnya, karena jawaban itu menjelaskan semuanya. Dia mengangguk pada mikoto ketika mereka pergi, dan duduk di kursinya sambil meletakkan pedangnya di pangkuannya. Dia memperhatikan pedang Naruto di tangan kanannya dan tidak bisa menahan rasa penasarannya pada pedang itu.

Dia tahu bahwa tidak banyak ninja dari desa daun yang berlatih Kenjutsu dan itu membuatnya sedikit ingin tahu bagaimana perkembangan anak itu.