Waktu yang diberikan Jenderal Thougha untuk Naena sudah semakin sempit. Rasa was-was tentu saja menyelimuti hati Naena saat ini begitupun dengan Niin yang menyaksikan semuanya. Ia menunggu sambil berharap-harap cemas.
"Hup!"
"Hup!"
Naena terus mengganti arah serangannya, berharap dapat menemukan kelemahan Jenderal Thougha. Ia menendang ke arah bahu kanan Thougha, tapi lagi-lagi hasilnya nihil.
Senakin ia menyerang, semakin ia bingung tentang mengapa serangannya selalu gagal.
Apakah setiap kali diserang, Jenderal Thougha mengubah wujudnya menjadi uap dan karena itulah semua pukulan yang dilakukan terasa tidak mengenai apapun.
Jika itu benar maka seharusnya angin yang ditimbulkan oleh ayunan pukulan bisa membuat Jenderal Thougha bergerak, tapi kenapa itu tidak terjadi?
Setiap kali Naena berhasil menjawab satu pertanyaan maka pertanyaan baru akan muncul dan memenuhi kepalanya, seolah pertanyaan tersebut tidak akan pernah habis. Sekarang ia mulai merasa frustasi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com