"A-apa?!" Naara terkejut. "Tidak mau! Aku tidak akan meninggalkanmu, Kak!" tegas Naara menolak.
"Jangan keras kepala, lagi pula kau sudah janji 'kan?" Isura masih tidak mengalihkan pandangan dari pria di depannya.
Mata Naara membulat penuh, kedua tangannya mengepal dan giginya menggertak kesal. Dia merasa telah dicurangi.
"Ini tidak adil, Kak! Kau curang! Aku tidak akan lari. Kalau mau lari ayo lari sama-sama dan kalau harus mati ayo mati sama-sama! Aku tidak mau hidup sendirian!!" teriaknya berlinang air mata.
"Laki-laki tidak boleh mengingkari janjinya. Larilah sekarang juga. Ini perintah!" ucap Isura tak ingin menerima penolakan.
Air mata Naara semakin tumpah. Ia memohon agar Isura tetap membiarkannya berada di sana.
"Aku tidak mau lari kalau tidak bersamamu. Aku mohon jangan usir aku, Kak. Aku hanya ingin terus berada di dekatmu, Kak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com