webnovel

MYsterious Nerd!

"Kita ini sudah terikat." 10 Tahun bukan waktu yang sebentar, mencintai orang yang sama selama itu, terjatuh pada orang yang sama selama bertahun-tahun, mengagumi orang yang sama tanpa mendapat balasan, itu tidaklah mudah. Menahan setiap inci rasa sakit sudah menjadi hal biasa bagi Lee Hyun, asalkan dia -Ha Joon- bahagia. Sebut Lee Hyun bodoh, gila. Ya, dia bodoh dia gila jika ia tak berhasil mendapatkan cinta pertamanya, Ha Joon. Cast - Ha Joon (Main Cast) - Lee Hyun (Main Cast) - Chan (Ha Joon's best friend) - Yohan (Ha Joon's best friend) - Junghan (Lee Hyun's best friend)

imandarx_ · LGBT+
เรตติ้งไม่พอ
3 Chs

MYN - 01. Still Same

"Selamanya akan tetap sama, mengapa kau begitu bersikeras?"

- Ha Joon -

---🖇️---

"Joon," panggilnya lirih, air mukanya berubah menjadi iba setelah menyaksikan perdebatan antara Lee Hyun dan juga Ha Joon. Perdebatan yang sering terjadi selama beberapa tahun. Topiknya selalu sama. Ha Joon yang ingin Lee Hyun pergi.

Yang dipanggil hanya menghela napasnya kasar, mengusak rambutnya frustasi, mendudukkan dirinya dikursi kebanggaannya, ia mencoba melupakan apa yang baru saja ia katakan pada Lee Hyun, sejujurnya ia tak ingin mengumpat tetapi itu keluar tak sengaja dari bibir mungil miliknya.

Ia Ha Joon. Seorang CEO J.C Entertainment dan juga model sebuah brand clothing ternama di kota ini. Bertubuh mungil, serta berwajah tampan membuat siapapun tak akan bisa menolak pesona Ha Joon. Setiap inci tubuhnya sangatlah mempesona, matanya yang besar dan indah, hidung yang mancung, kulit halus seputih susu, tangan yang lentik, dan juga senyum yang manis.

Tetapi, senyum manisnya perlahan terkikis oleh kesedihannya selama bertahun-tahun, kesedihan yang selalu menyertainya hingga kini, kesedihan yang hampir membuatnya gila, kesedihan yang bisa saja merenggut nyawanya perlahan.

Hidup dalam kesunyian yang tak berujung, membuat Ha Joon jarang bisa mengekspresikan perasan senangnya, tetapi Ha Joon tak ingin mengakhiri hidupnya begitu saja, ia ingin berlama-lama mengenang cinta pertamanya. Itulah alasan Ha Joon masih ingin tetap hidup, walau cinta pertamanya tak akan pernah bisa ia lihat selamanya, namun bayangannya yang nyata membuat Ha Joon mengucap syukur pada Tuhan. Dia bersamaku...

"Kau ingin seperti ini terus, Joon?" tanyanya lagi, seraya menepuk pelan pundak Ha Joon

Ha Joon mengangguk lemah seraya membuang napasnya. "Apa kau tidak lihat apa yang telah Lee Hyun lakukan pada Jinseok? Chan, kau tahu bukan dia akan lakukan apapun untuk mendapatkan ku?"

Dia Chan sahabat Ha Joon dari SMA hingga kini, ia mengetahui semua seluk beluk permasalahan hidup Ha Joon terutama masa lalu Ha Joon yang kelam, Chan mengetahui semuanya.

Chan setengah mengiyakan perkataan Ha Joon. Setengahnya ia menyangkal apa yang dilakukan oleh Lee Hyun pada Jinseok. Ia benar-benar mencoba memahami perasaan temannya, tetapi rasanya tuduhan temannya itu tidak berdasar.

"Kau tidak bisa langsung menuduh dia ingin mencelakai Jinseok, Joon," ujar Chan tenang, ia tak ingin membuat temannya itu marah padanya.

Ha Joon mengernyitkan dahinya samar. Mengapa Chan malah membela Lee Hyun? Jelas-jelas dia ingin mencelakai Jinseok. Pikir Ha Joon. "Tapi Chan, setiap kali aku dengan pria lain dan disitu ada Lee Hyun, pasti selalu ada kejadian aneh, entah itu pot bunga yang jatuh, ranting pohon patah, lantai menjadi licin, tadi guci yang pecah, seakan itu sudah Lee Hyun rencanakan untuk mencelakai pria yang dekat denganku," Ha Joon menjelaskan ketidaksetujuannya pada Chan.

"Jangan-jangan tadi sebelum Jinseok sampai di ruanganku, dia mengalami kejadian aneh?" Ha Joon menerka-nerka.

Chan mengangguk pelan. "Jinseok mengatakan bahwa mobilnya menabrak tembok basement."

"Benar kataku! Ini ulah Lee Hyun, memang brengs*k dia, sekali dua kali masih aky maklumi, tapi ini sudah keterlaluan, dia mengganggu hidup orang lain," gerutu Ha Joon seraya mengepalkan tangannya.

Chan tetap bersikeras menolak tuduhan Ha Joon. "Joon, dangkal sekali pemikiranmu!"

"Kau mengejekku?"

Ha Joon menatap tajam Chan, kalau saja ia Singa pasti ia sudah menerkam Chan saat ini juga.

"Aku dan kau dekat, begitupula kau dengan Yohan dekat, tetapi tidak pernah ada kejadian aneh sekalipun ada Lee Hyun" ujar Chan polos.

Ha Joon menjewer telinga Chan dan memelintirnya, Chan pun meringis kesakitan seraya memegangi telinganya yang memerah. "Kau, Aku dan juga Yohan itu berteman, sahabatan, dekat disini itu dalam konteks PDKT, bodoh!!!" pekik Ha Joon tepat ditelinga Chan.

Chan terkikik geli karena kalah berargumen dengan Ha Joon. "Tetapi, kalau dipikir Lee Hyun itu anak yang nerd dan sedikit pendiam, dia tidak mungkin berani mencelakai orang lain, lagipula kejadiannya selalu secepat kilat," Chan kembali mengelak, memang tidak pernah capek ya Chan ini.

"Kan bisa saja dia membayar orang."

"Tapi, Joon--"

"Apa?"

"Kejadian baru saja ke Jinseok itu janggal, dan Jinseok berkata ia tadi tidak fokus, lagipula ini perusahan kau kan besar, tidak sembarang orang bisa masuk," ujar Chan seraya menatap Ha Joon lekat.

Chan menjentikkan tangannya. "Satu lagi soal guci, bisa saja guci itu tergeser dari penyangganya, atau mungkin guci tersebut sudah retak?" Chan masih berusaha meyakinkan Ha Joon.

Ha Joon terdiam seraya memijat pelipisnya.

"Aku rasa ada baiknya kau sedikit-sedikit meruntuhkan benteng kokoh dihati kau itu, 10 tahun bukan waktu sebentar, Joon." Chan memberi Ha Joon nasihat, entah Ha Joon akan menerimanya atau tidak, setidaknya ia sudah mencoba.

---🖇️---

--Flashback start--

14.00

Bruuughhh...

Terdengar suara mobil yang menabrak tembok basement cukup keras, basement yang sepi membuat pengendara mobil itu harus berusaha sendiri menenangkan dirinya, karena semua orang sedang sibuk dengan pekerjaanya masing-masing.

Saat mengendara pria itu tiba-tiba kehilangan kendalinya, ia terburu-buru hingga menginjak pedal gas yang seharusnya pedal rem yang ia injak. Alhasil mobil mewahnya mencium dinding.

Sedangkan di ruang kerja Ha Joon.

"Joon, aku datang," ujar Pria jangkung dengan penampilan sedikit tidak enak dilihat, rambut curly, kacamata yang bertengger dihidungnya, juga setelan yang sangat biasa saja. Bisa dikatakan standar level menengah.

Ha Joon mengerlingkan matanya malas. Ya semalas itu ia bertemu pria ini, dan Ha Joon heran bagaimana ia bisa masuk sedangkan Ha Joon telah mewanti-wanti resepsionis untuk tidak menerima tamu.

Ha Joon beranjak dari tempat duduknya menghampiri pria Nerd itu. "Untuk apa kau kesini?" tanya Ha Joon ketus dan terkesan dingin.

"Apa kau lupa? Aku Lee Hyun, kesini untuk melihat kau."

Ya, dia adalah Lee Hyun, pria Nerd yang mencintai Ha Joon, pria yang keras kepala, pria yang teguh dengan pendiriannya, pria yang bersikeras untuk mendapat balasan cinta Ha Joon, pria yang tanpa lelah memberi perhatian tanpa mendapat balasan setimpal.

Ha Joon dikenal sebagai seorang produser music yang mahir, ratusan lagu telah ia ciptakan, berbagai genre lagu ia tulis, dan tak pernah sekalipun lagunya tidak terkenal, pasti lagu yang ia tulis akan menduduki chart musik teratas. Ya, dia memang berbakat.

Lee Hyun meletakkan paper bag yang ia bawa dimeja tamu ruang kerja Ha Joon. "Dimakan Joon, cheese cake kesukaanmu."

"Bawa pulang, aku tidak ingin memakannya."

"Ta-tapi, Joon in---"

"JINSEOK!!!!" panggil Ha Joon bersemangat.

Pria bernama Jinseok itu berjalan mendekati Ha Joon, lalu

Praaaankkk..

Guci disebelah Lee Hyun tiba-tiba jatuh ke arah Jinseok membuat Jinseok yang terkejut menginjak pecahan guci tersebut, pecahan guci yang tajam itu mampu menembus sepatu yang Jinseok gunakan. Jinseok meringis kesakitan namun tak lama Chan datang karena mendengar kegaduhan di ruangan kerja Ha Joon.

Chan memapah Jinseok keluar ruangan Ha Joon dan membawa Jinseok ke unit kesehatan yang tak jauh dari ruangan Ha Joon

"LEE HYUN!!!! Kau sengaja?" tanya Ha Joon dengan penuh penekanan disetiap katanya.

"Aku tidak melakukan apa-apa, Joon," sangkal Ha Joon pelan, ia tak akan pernah berteriak, ia tahu Ha Joon trauma akan teriakan.

Ha Joon terlihat menahan amarahnya. "Jelas guci itu ada didekat kau, pasti kau sengaja menyenggol guci itu," tuduh Ha Joon.

Ha Joon berusaha menetralkan emosinya, bagaimana ia tidak emosi jika ia dituduh atas hal yang tak pernah ia lakukan. "Joon, kau tidak percaya padaku?"

"Tidak!" jawab Ha Joon cepat.

Lee Hyun mendekat ke arah Ha Joon berdiri dan Ha Joon mundur satu langkah. "Aku memang benci kau dekat pria lain, tetapi aku tidak akan pakai cara kejam untuk menyingkirkan mereka," ujar Lee Hyun menahan air matanya. Ia akan lemah jika berdebat dengan Ha Joon, ia terlalu mencintainya.

"Aku cinta Kau, Joon."

"Tetapi aku tidak, selamanya juga tidak, tidak usah keras kepala semuanya akan tetap sama, aku Ha Joon yang mencintai Lee Kyung dulu dan sekarang, tidak akan bisa terganti!"

"Sekali aja Joon, lihat aku, lihat perjuanganku."

Lalu Lee Hyun meraih tangan Ha Joon, namun Ha Joon menepisnya cepat. "Anj*ng! Bangs*t! Jangan kau muncul lagi dihadapanku, pergi kau dari ruanganku, aku muak bener-bener muak!"

Hati Lee Hyun mencelos mendengar Ha Joon yang mengumpat dan juga mengusirnya dengan lantang, hatinya benar-benar sakit, seperti ada yang menusuknya berkali-kali.

"Semoga kau cepat tau semua kebenarannya, Joon."

Ha Joon mengacak rambutnya frustasi, ia tak mengerti apa yang barusan Lee Hyun katakan padanya.

Chan sedari tadi menyaksikan perdebatan antara Ha Joon dan juga Lee Hyun, ia tak tega pada Lee Hyun. Seorang pria yang rela menahan rasa sakit mencintai orang yang bahkan tak pernah menganggapnya ada.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Chan pelan dan diangguki oleh Lee Hyun.

"Maafkan Ha Joon.. Semoga kau kuat."

--Flashback off--

Di dalam mobil Lee Hyun melepas kacamata dan mengacak rambutnya, kalau kalian berpikir Lee Hyun seorang nerd asli, kalian salah besar. Dia tidak seperti itu, dia hanya berpura-pura agar terlihat lemah. Ia tak bisa selalu menunjukkan jati dirinya yang asli, ia takut kehilangan kontrol dan semuanya berakhir begitu saja, ia tak ingin seperti itu.

Sudah cukup Ha Joon yang menolaknya ia tak ingin semua orang disekelilingnya menderita karenanya, hanya ini pilihannya meski perih ia harus kuat, ia harus selalu bisa menjaga orang terdekatnya.

Lee Hyun meraih foto masa kecilnya bersama dengan Ha Joon yang ada di dalam dashboard, ia memandangi lekat foto tersebut, foto yang diambil oleh Lee Kyung saudara kembar Lee Hyun, saat itu Lee Hyun terjatuh dari sepeda karena terpesona pada Ha Joon, mungkin ia berpikir 'makhluk indah macam apa itu?' kira-kira seperti itulah yang ada dipikiran Lee Hyun, hingga membuat sepedanya oleng dan ia terjatuh di jalanan beraspal.

Kalau diingat lucu juga, Lee Hyun dimarahi oleh Ha Joon karena tidak berhati-hati, padahal keduanya waktu itu tak saling mengenal. Bahkan itu adalah pertemuan pertama mereka. 'Bukannya bantu aku, malah marah-marah' gerutu Lee Hyun saat Wooseok benar-benar memarahi Lee Hyun dengan kecepatan 120km/jam. Ha Joon kecil itu cerewet dan galak menurut Lee Hyun, tapi ia suka itu.

"Joon, kau tidak ingat padaku?" Lee Hyun mulai bermonolog.

Lee Hyun mengusap-usap foto tersebut lembut. "Joon, ini aku Lee Hyun, yang kau marahi pas ak jatuh."

"Kau ingat tidak? Kau waktu itu sangat cerewet, berisik dan galak, haha," Lee Hyun tertawa hambar.

"Kyung... Aku mencintai Ha Joon."

"Kyung, kapan Ha Joon sadar? Lelah aku 10 tahun mengejar dia, tetapi tidak ada hasil."

"Kyung, aku tahu kau mendengarku..."

"Jawab Kyung!"

"AHHHH TAU LAH, dasar bocah!"

Lee Hyun mengakhiri monolognya, ia menancap gas mobil mewahnya meninggalkan Basement perusahaan Ha Joon, tentu dengan perasaan yang selalu sama, Lee Hyun yang mencintai Ha Joon dan Ha Joon yang terus menolak Lee Hyun.

Apakah selamanya akan terus seperti ini? Apakah semesta akan terus membuat Lee Hyun menderita? Apakah memang semesta tak mengizinkan Lee Hyun untuk bersama Ha Joon? Tidak ada yang tahu jawaban dari semua pertanyaan diatas.

Teruslah berusaha dan berharap. Tak akan pernah ada yang sia-sia dari perjuangan.