webnovel

My Unexpected Man

Seorang gadis belia yang merasakan rasa yang berbeda kepada seorang pria yang cuek, pendiam, irit kata-kata, tidak pernah tersenyum, datar dan ekspresinya kadang tak terbaca. Setelah beberapa tahun tak berjumpa, pria tersebut datang kembali ke kehidupan sang gadis, namun dengan sikap yang sangat berbeda. Akankah rasa yang dulu pernah ada masih tersimpan di hati ataukah hilang seiring berjalannya waktu? Novel ini ditulis oleh si penulis dengan sepenuh hati. Tanpa berniat menjiplak dari penulis manapun. Karena penulis yakin tidak ada satupun penulis yang mau di plagiat karyanya. Jika dalam novel ini terdapat persamaan nama, tempat, kejadian terjadi tanpa kesengajaan. Penulis sangat mengapresiasi review, vote dan dukungan dari para readers supaya penulis lebih semangat meng-upload per bab nya. Terimakasih :)

Rumai · ไซไฟ
Not enough ratings
13 Chs

Bab 12

Ting..Tong..

Bunyi bel rumah Dayana.

"Neng itu ada temen-temen di depan" ucap embak (asisten rumah tangga) yang masuk ke kamar Dayana.

"Langsung suruh kesini aja ya Mbak, tolong buatin minum sekalian" pinta Dayana.

"Dayana..." teriak Riska masuk ke kamar Dayana diikuti Dian, Vero, Alisha dan Patton.

"Hai... Kalian udah nyampe. Silahkan duduk, maaf yah kamarku berantakan" jawab Dayana senang.

"Kamar loe nyaman juga yah.." celetuk Vero sambil melihat-lihat isi kamar Dayana.

Dayana cuma tersenyum.

"Kaki loe gimana udah baikan?" tanya Dian.

"Udah mendingan, nyerinya udah berkurang, tapi ya gitu masih susah buat beraktivitas"

"Loe pulang dari rumah sakit kapan?" tanya Riska.

"Malamnya udah boleh pulang kok sama dokter. Kata dokter kakiku retaknya masih ringan, tapi memang harus istirahat total."

"Permisi semuanya.. ini minumnya silahkan diminum" embak datang membawa minuman untuk mereka. "Makasih mbak..." ucap Dayana sebelum Mba pergi keluar.

"Sorry ya waktu itu gue pulang duluan.." Riska meminta maaf.

"Iya nggak apa-apa, aku malah makasih banget loh sama kamu"

"Waktu gue pulang Kak Anderu masih disana apa langsung pulang?" tanya Riska.

Dayana tak langsung menjawab, ia malah melihat ke arah Alisha.

"Jawab aja, gue udah tau, kemaren Riska udah cerita semuanya ke gue" jawab Alisha santai.

"Sorry ya Al" Dayana merasa tak enak.

"Gue mau jelasin sekali lagi sama kalian, kalo kalian mau ada hubungan sama Kak Anderu, mau ngomongin Kak Anderu di depan gue ya silahkan aja gue nggak masalah, kalian nggak usah sungkan. Gue menaruh perasaan sama dia, emang itu tulus dari lubuk hati. Tapi nyatanya Kak Anderu nggak ngelirik gue sama sekali, kalo pun dia suka diantara kalian juga gue nggak masalah. Gue curhat sama kalian soal perasaan gue ke dia karna kalian temen gue, gue butuh support kalian" Alisha kesal, akhirnya ia mencurahkan perasaannya.

"Maafin kita Al" Riska, Dian, Vero, dan Patton langsung memeluk Alisha. Dayana merasa sangat bersalah.

"Mulai saat ini kalian nggak perlu sungkan sama gue soal Kak Anderu" mereka mengangguk.

"Sorry Al waktu itu aku ninggalin kamu sama Kak Zwitson dan Kak Gio. Kamu jadi pulang bareng mereka kan?" Dayana mengalihkan pembicaraan.

"Iya jadi, habis itu dia di tembak sama Kak Zwitson" celetuk Patton to the point.

"Hah Serius?? Trus gimana, kamu terima Al?" Dayana sangat antusias.

"Gue masih ragu sama dia" jawab Alisha.

"Ragu kenapa Al, kayaknya Kak Zwitson beneran serius deh sama loe, buktinya kemaren waktu pensi dia nyanyi lagu ~Rahasia Hati~ pasti khusus buat loe deh" ucap Vero.

"Kak Zwitson nyanyi lagu buat Alisha, wah ternyata dibalik tampilannya yang urakan di bisa so sweet juga" Dayana masih antusias.

Alisha cuma tersenyum.

"Day, loe belum jawab pertanyaan gue nih soal Kak Anderu" Riska masih penasaran.

"Oh itu.. Iya waktu kamu pulang Kak Anderu masih disana, dia diminta Bang Satria jagain aku sebentar karna Bang Satria mau ngurus administrasi. Jadi dia pulang pas aku udah di bolehin pulang sama dokter" jelas Dayana.

"Kalian merasa aneh nggak sih sama Kak Anderu, kalo di sekolah dia cuek, tapi kalo di luar sekolah dia mau bantu orang lain" Dayana masih tak percaya dengan kelakuan Anderu.

"Iya juga gue juga ngerasa gitu... Jangan-jangan Kak Anderu suka lagi sama loe" celetuk Dian.

"Nggak mungkin lah, lagian kita kan nggak kenal. Emang si aku akui kalo Kak Anderu tuh cakep, tapi menurut aku dia attitude nya kurang baik. Buat apa tampang cakep tapi nggak punya attitude ya kan?" jelas Dayana.

~Apa aku cerita aja ya waktu itu liat Kak Anderu jalan sama cewek di mall? Nggak usah ngapain, ngapain aku peduli nggak penting juga~ batin Dayana.

Dayana kembali tersadar dari lamunannya setelah mendengar pertanyaan Vero.

"Al yang bikin loe suka sama Kak Anderu apa?" tanya Vero.

"Karena dia cakep, dan dia itu cool orangnya, dia tipe gue banget. Emang sih dia cuek parah anaknya, tapi itu yang bikin gue suka, dia tuh nggak gampang ketebak. Aku yakin dia aslinya anaknya baik." jawab Alisha.

Tiba-tiba Bunda datang ke kamar Dayana...

"Anak-anak makan dulu yuk, Bunda udah siapin di meja makan. Nanti kalian lanjut ngobrol lagi"

"Iya Tante.."

Mereka bergegas menuju ke ruang makan, Dayana di bantu dengan alat bantu jalan. Setelah makan siang selesai mereka kembali ngobrol di ruang TV.

"Btw, Abang loe biasanya pulang dari kampus jam berapa?" celetuk Vero.

"Nggak mesti tergantung ada kelas apa enggaknya, kadang siang udah pulang, kadang sore. Kebetulan hari ini dia berangkat pagi sampai sekarang belum pulang."

"Ngapain sih loe nanyain Bang Satria, naksir loe ya??" tanya Riska.

"Ya nggak, kan nanya aja...." ucap Vero tersipu malu.

"Kemaren Abang loe nitipin surat izin ke Kak Anderu loh" lanjut Riska.

"Oh iya? Pantesan tadi malem Bang Satria tanya soal hubungan aku sama Kak Anderu. Terus aku jawab aja nggak ada apa-apa, emang kenyataannya begitu".

Tanpa terasa mereka ngobrol sudah cukup lama. Mereka memutuskan untuk pamit pulang karena hari sudah mulai sore.

"Bye Dayana.. Sampai ketemu lagi, semoga lekas sembuh. Sampai ketemu di sekolah" pamit mereka.

"Kita pamit dulu ya Tan.." mereka pamit ke Bunda.

"Iya hati-hati di jalan. Sering-sering yah main kesini biar bisa nemenin Dayana" ucap Bunda Dayana.

Setelah kepergian teman-teman Dayana, selang beberapa menit, Satria pulang dari kampus.

"Temen-temen kamu nggak jadi kesini?" tanyanya.

"Udah pada pulang.."

Ting... Tong...

Terdengar bunyi bel rumah.

"Biar Abang yang buka" Satria berjalan menuju pintu.

"Day, tuh ada temen kamu."

Dayana mengernyitkan keningnya. "Siapa Bang?"

Seseorang mengikuti Satria masuk ke ruang TV.

"Jonathan?" Ternyata Jonathan yang datang.

"Halo Day, gimana keadaan loe udah mendingan?" ucap Jonathan sopan.

"Oh iya udah mendingan. Silahkan duduk Jo.."

Jonathan duduk di kursi berhadapan dengan kursi Dayana. Suasana terasa canggung karena Satria belum beranjak dari sana.

Dayana tidak menyangka kalau Jonathan mau datang menjenguknya. "Mau minum apa?"

"Oh nggak usah Day, gue langsung aja udah sore. Gue cuma mau ngasih ini. Syukurlah kalo loe udah mendingan" Jonathan menyodorkan satu parcel buah. Jonathan merasa canggung karena Satria masih setia duduk di ruang TV.

"Gue pamit ya Day. Mari Kak" pamit Jonathan.

"Lah kok buru-buru. Makasih banget ya Jo" Dayana merasa nggak enak. Jonathan pergi meninggalkan rumah Dayana.

"Oh itu yang namanya Jonathan. Yang bikin kamu uring-uringan waktu itu" celetuk.

"Bang kenapa sih masih disini, nggak masuk aja ke dalem. Jadinya kan Jonathan nggak enak sama Abang karena dilihatin terus. Dia jadinya pulang cepet kan?" kesal Dayana.

"Emang kenapa kalo Abang disini, nggak boleh? Orang dia dateng cuma ngasih ini." Satria membuka parsel buah dan mengambil buah jeruk.

"Kan kasihan Jonathan Bang, udah jauh-jauh dateng kesini tapi buru-buru pulang gara-gara Abang"

"Bodoamat" sahut Satria cuek.

Dayana berdiri hendak pergi ke kamar.

"Mau Abang bantuin nggak??" tawar Satria.

"Nggak" ketus Dayana.

Sesampainya di kamar Dayana langsung mencari handphonenya yang dia tinggal di kamar.

To Jonathan : 'Sorry Jo.. Kamu jadi buru-buru pulang tadi. Makasih loh bingkisannya'

Kling..

Jonathan : 'Gpp Day... Gue seneng bisa liat loe udah mendingan. Semoga lekas sembuh yah'

Dayana cuma membaca pesan dari Jonathan.