" Nikahi aku secepatnya, agar aku bisa bersamamu selamanya." bisik Nadine menatap Ardham dengan mata indahnya.
Sejenak Ardham terpaku, dengan apa yang di dengarnya apakah hanya sebuah mimpi atau kenyataan.
" Bisa mencubit pipiku Nad?" ucap Ardham dengan wajah pucatnya.
" Kenapa harus menyubitmu Dham, ini bukan sebuah mimpi, aku tidak akan membuatmu menunggu lama lagi." ucap Nadine menatap lembut wajah Ardham yang terlihat bahagia.
" Untuk itu, cepatlah sembuh..sekarang kita tinggal tunggu paman Abay baru kita bisa pulang." ucap Nadine lagi.
Ardham menatap wajah Nadine tanpa berkedip, Ardham tak bisa membayangkan jika besok dia benar-benar menikahi Nadine.
Apa Nadine yang akan jadi nahkodanya, sungguh Ardham tak bisa lagi berkata jika Nadine sudah mengatakannya.
" Dham, apa yang kamu pikirkan?" tanya Nadine sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Ardham.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com