Sepulang Sekolah, Ryo bekerja di mini market hingga tengah malam. Itulah kehidupannya ia hidup sendiri tanpa ada saudara atau teman sekalipun. Baginya hidupnya adalah tanggung jawabnya sendiri.
Jam 22.00 Wib, masuklah seorang wanita yang Ryo kenal. Ya, ia adalah gurunya. Via Ayunindya, ia terpaksa ke mini market malam malam karena kelaparan. Ia membeli mie instan dan sebotol minuman.
"Ryo?? Kamu kerja??" Via kaget mendapati Ryo sebagai kasir.
"Apa hanya ini yang anda beli? Ada kartu member? Isi pulsa sekalian?" Ryo menanggapi dengan dingin. Ia melakukan pekerjaannya walau pembeli adalah gurunya sekalipun.
"Ryo, jika kamu mau... tinggal bersamaku, biarkan semua kebutuhanmu menjadi tanggung Jawab ku." Via menawarkan bantuan pada Ryo.
"Maaf.. anda mengganggu antrian."
"Baiklah.. tolong pikirkan baik baik.." setelah membayar , Via meninggalkan mini market.
Pukul 00.15 Ryo berjalan pulang. Hingga beberapa saat ia melihat sebuah mobil dan motor berhenti di sebuah gang kecil.
"Tolong..." teriak seorang wanita yang Ryo kenal. Ya, itu adalah suara Via.
"Teriak lah, tidak akan ada yang mendengarmu.." ucap seorang laki-laki. Ada dua orang yang hendak merampok dan memperkosa Via.
"Sebenarnya aku mendengarnya." Potong Ryo.
"Siapa kau? Berani sekali melawan kami?"
"Tidak penting siapa aku. Dan aku juga tidak mau mengganggumu. Aku hanya mau bilang. Jika motor kalian terbakar." Jelas Ryo, tentu Ryo lah yang telah membakar motor mereka.
"apa kau bilang??" Sontak mereka berdua berlari ke arah motor mereka. Dan saat mereka berpaling, Ryo memukul kepala mereka hingga pingsan.
Saat Ryo beranjak pergi tiba-tiba Via memeluk dari belakang.
"Tolong jangan pergi. Temani aku. Aku takut." Via menangis.
"Huhh... bukankah itu merepotkanku??"
"kumohon.. aku benar-benar takut."
"huhh... ayo aku antar ke rumahmu"
Sesampainya dirumah Via, Ryo tidak langsung bergegas pulang.
"Kenapa masih di daerah itu? Bukannya kamu ke mini market pukul 22.00?"
"Tadi aku mendapat telfon dari temanku. Ia mabuk jadi ia minta tolong agar aku mengantarnya pulang" jelas Via.
"Huhh... hidup memiliki teman memang menyedihkan." Ryo beranjak pergi.
"Tolong menginaplah disini. Aku masih takut" Via memohon.
"Bukankah tinggal bersama laki-laki brandalan sepertiku lebih menakutkan daripada tinggal sendiri?"
"Bukankah kamu bilang kamu akan rajin sekolah jika aku tidur denganmu?"
"Huhh... apa kamu pikir kamu menarik untukku?"
"Entahlah, hanya saja aku akan menggodamu sampai kamu tertarik padaku. Kau tahu semua orang menyukai ku. Dan baru kamu yang memperlakukanku seperti ini."
Ryo hanya diam. Ia berjalan mendatang Via perlahan sambil melepas bajunya.
"kalau begitu jangan salahkan aku." Tatap Ryo, ia tepat dihadapan Via yang khawatir. Namun anehnya Via hanya diam dengan wajah memerah.
Saat wajah mereka bertemu Ryo dengan tenang dan penuh kasih sayang berkata "Ini sudah malam, tiduran dikamar. Biar aku tidur disofa ini (ruang tamu)."
"emm.. Terima kasih" sebuah ciuman dibibir pun terjadi setelah Via mengucapkan kata itu. Via memberanikan dirinya mencium Ryo. Bagi Via Ryo adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Via merasa aman. Dan Ryo merasa ada yang aneh dalam dirinya.
'apa ini yang dinamakan kebahagiaan? Tidak mungkin aku hanya salah mengartikannya. Mana mungkin aku bisa bahagia hanya karna sebuah ciuman. Tapi ciuman itu benar-benar indah' batin Ryo.
Mata mereka masih bertemu, bibir mereka masih menyatu dan hati mereka saling berpacu. Disaat bersamaan mereka menundukkan pandangan.
"ma...." kata mereka bersamaan.
"masuklah dan tidur! Akan aneh jika guru idaman semua orang telat mengajar" Ryo mengalihkan suasana.
"idaman semua orang?? Apa kamu termasuk?" Via memastikan.
"Mana mungkin. Apa kamu berpikir jika kamu bisa menundukkanku?? Aku tak semudah itu." Ryo memakai bajunya.
Walaupun Ryo berkata demikian akan tetapi hatinya merasakan ada yang aneh. Perasaan yang belum pernah ia rasakan. Begitu juga dengan Via. Ia merasa bahagia karena sifat Ryo mulai berubah padanya. Ryo sekarang lebih perhatian ke Via.
"Baiklah aku akan masuk kamar. Tunggu sebentar akan kuambilkan selimut untukmu." Via bergegas pergi mengambil selimut untuk Ryo.
"ini pakailah, Cuaca sedang dingin." Via memberikan selimut.
"iya."
" Ryo, jika kamu hidup sendiri dari kecil dan tidak pernah bahagia, kenapa kamu masih melanjutkan hidup ini?"
"Karena aku percaya, Tuhan menciptakan siang dan malam, bulan dan bintang, asin dan tawar, pitih dan hitam. Suatu saat aku akan menemukan takdir Tuhan yang telah disiapkan untukku, Takdir yang sangat berbeda dari yang sekarang." Jawab Ryo.
"Aku tak menyangka kamu begitu Religius."
"Tak peduli seberapa buruk manusia, ia masih memerlukan Tuhan. Jika ia melupakan Tuhan, siapa yang akan memberikannya kesempatan? Tidurlah dan jangan banyak tanya."
"Baik. Selamat tidur" ucap Via.
"haa tidurlah." Jawab Ryo judes.
Mereka tidur dalam keadaan yang berbeda dari biasanya.
❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖