"Kau ingat? Aku tidak suka dan tidak mau hal seperti kemarin lalu terjadi lagi." Ceramahan singkat dari sang suami tercinta hanya Suzy tanggapi dengan anggukan dan senyuman manis khas darinya. Upaya menyelamatkan hidupnya dari ceramahan yang lebih panjang.
"Aku tau Sehun. Aku ingat, jadi.. bolehkah aku masuk sekarang? Aku tak ingin terlambat." Suzy mengemasi barang-barangnya lagi. Menatap Sehun sejanak lalu tersenyum simpul. Mencondongkan wajahnya pada Sehun lalu mengecup pipi prianya sebelum ia keluar dari mobil. Melambai singkat dan berbalik pergi memasuki kampus.
"Ya ya.. apa itu Oh Suzy? Aku dengar dia kemarin berkencan dengan pria tampan. Padahal dia sudah menikah bukan?"
"Ia, bahkan pria itu juga membelanya. Apa dia begitu murahan?!"
"Oh sialan. Tae brengsek Yeon. Kau benar-benar jalang yang sesungguhnya." Maki Suzy dengan wajah polosnya. Ia tak peduli dengan berita murahan yang hinggap ke telinganya.
Bruk.
"Kalian dengar ada berita hot di mading dari mahasiswi jurusam seni."
Perasaan Suzy tak enak, ia yakin seyakin yakinnya bahwa mahasiswi yang dimaksud adalah dirinya. Siapa lagi topik hangat jika bukan dia disini?
"Taeyeon sialan!!" Makinya lagi. Dia kesal benar-benar kesal saat ini.
Puk.
"Hyuna?" Cicit Suzy tak percaya, masalahnya gadis di depannya ini sudah merubah warna rambutnya menjadi lebih normal dari yang kemarin. Hitam. Sebelumnya? Jangan tanya karena warna rambutnya merah menyala seperti api!
"Apa aku sudah normal?" Tanya Hyuna.
"Sudah. Sangat normal." Jawab Suzy santai. Senyumnya bahkan mengembang lagi tanpa ia sadar.
"Aku dengar di mading ada.. um yeah.. it-"
"Aku tau. Aku ingin memastikan itu sendiri! Si brengsek itu perlu diberi pelajaran lagi. Sialan!" Sungut Suzy berapi-api. Berjalan dengan tangan terkepal kuat tanpa tau bahwa ia meninggalkan Hyuna di belakang sana sendirian.
**
"Ya ya itu dia."
"Awas, biarkan dia melihatnya sendiri."
Sret.
Sret.
Sret.
Sret.
Sret.
Suzy hanya diam. Ia melihat gerombolan pembuat onar semasa SMAnya yang berdiri di depan mading. Meremukan kertas yang ada di tangan mereka lalu menunjuk gerombolan Taeyon satu persatu.
"Kau yang memasangnya? Ingin adu tinju denganku?" Usul Baekhyun seraya menunjuk Yunho. Salah satu antek-antek Taeyon.
"Badan kecilmu? Cih.. simpan untuk membantu ibumu mencuci piring saja." Tawa gerombolan laknat itu pecah.
Sret.
Bugh.
"Simpan omong kosongmu untuk menangis nanti sialan!" Maki Baekhyun. Melempar kertas yang ia remuk tepat ke wajah Yunho.
"Apa-apaan kau sialan?!" Teriak Taeyon marah. Menunjuk Baekhyun dengan wajah yang memerah padam lalu melotot pada Jiyeon.
"Satu-satu denganku?! Ayo!" Tantang Jiyeon. Menarik rambut Taeyon hingga gadis itu memekik kesakitan.
Wajah Suzy sudah memerah sempurna, melangkah kedekat Jiyeon dan meminta gadis itu untuk sedikit menyingkir.
Plak.
"Kau perempuan tersialan! Kau yang menggoda suamiku bagaikan jalang sungguhan dan menyodorkan tubuhmu padanya. Kau tak sadar dengan wajah buruk milikmu itu?! Jika tidak cepat ambil cermin dan bercerminlah disana." Amuk Suzy. Manjambaki rambut gadis itu hingga Taeyon kembali meringis dan berteriak pelan.
"Lepaskan jalang!" Teriak Taeyon.
"Jangan harap untuk kali ini. Kau benar-benar sudah membuatku muak!" Teriak Suzy. Menambah kekuatan jambakannya dan melepaskannya begitu saja hingga gadis itu terjatuh kebawah.
Kai hanya melongo melihat Suzy, jarang-jarang Nyonya Oh ini mau meladani Taeyon yang memang pada dasarnya, yah... kalian tau saja lah.
"Kau tak ikut menyelamatkan tuan putrimu?" Bisik V.
"Aku tak punya tuan putri ngomong-ngomong." Balas Kai berbisik.
**
"Kau sudah memanggil orang tua atau walinya?" Tanya kepala universitas. Alias pemilik kampus, alias Tuan Kim.
"Sudah Tuan. Mereka akan datang."
"Mereka memang harus datang."
Ruangan besar ini sudah penuh sekarang, penuh dengan mahasiswa dan mahasiswi pembuat onar yang baru. Tak dimana-mana memang selalu ada.
"Ada yang ingin memberi pembelaan diantara kalian semua? Kim Jong In?" Tanya Tuan Kim dengan menyesap tehnya.
"Aku tak melakukan apa pun. Para senior itu yang memulainya." Bela Kai seraya menunjuk gerombolan Taeyon dengan dagunya. Mungkin bisa dipastikan bahwa nilai sikap Kai akan mendapat D kronis mulai dari sekarang. Waw!
"Lalu apa yang terjadi dengan wajah Jung Yunho ini?" Tuan Kim kembali bertanya.
"Aku yang memukulnya, salahkan dia yang meremehkan tubuh kecilku dan pangkat seniornya yang tak berguna itu!" Jawab Baekhyun dengan wajah polosnya, dagu terangkat tinggi, dan menunjuk Yunho dengan kakinya.
"Kalian tau kalian mahasiswa baru? Tak seharusnya kalian membuat masalah." Tuan Kim memberikan petuah andalannya. Membuat Chanyeol memutar bola matanya malas.
Mulai lagi!
"Kami tak melakukannya! mereka yang memulai duluan. Memajang berita tak jelas pada mading yang sebenarnya itu adalah mereka sendiri." Kali ini Jiyeon yang bersuara. Enak saja mereka disalah-salahkan. Hellooo.. memang mereka siapa?!
"Tapi kalian yang memulai kontak fisik duluan." Tuan Kim masih mencoba sabar, menghadapi perempuan memang harus mempunyai cadangan energi lebih.
"Kami tak melalukan apa pun wahai Tuan Kim yang terhormat." V mengerjapkan matanya imut, nyatanya dia memang tidak ikut bukan. Hanya diam memandangi teman-temannya bergelut tadi. Tapi jika menendang bokong sedikit itu dikatakan ikut-ikutan maka yah.. dia ikut. Tapi Kai juga ikut serta ngomong-ngomong.
"Hukuman akan tetap berlaku setelah wali kalian datang."
"Ayah!"
Sret.
"Ups." Kai menutup mulutnya dengan sebelah tangannya lalu kembali dengan wajah datarnya dengan tampang polos tak berdosa.
"Mati kau Tuan muda Kim. Kau juga akan ikut serta." Ujar V spontan, manusia satu itu baru ingat jika Kim Jong In itu anak kandung dari Tuan Kim pemilik universitas ini. Sungguh kebetulan yang luar biasa.
"Diam kau!" Sungut Kai.
**
"Yah jadi begitu." Tuan Kim memandang Sehun dengan mata yang bergerak kearah gerombolan mahasiswa baru.
"Tidak. Kami tidak memulainya, mereka yang memulainya!" Bantah Baekhyun dengan kaki yang terangkat menunjuk Yunho. Sama seperti tadi.
Plak.
"Kakimu Baek!" Bisik Chanyeol.
"Mana wali kalian Tuan Kim Taehyung, Tuan Park, dan Tuan Byun?" Tanya Tuan Kim mengabaikan protesan Baekhyun.
Sret.
Tangan mereka serempak menunjuk Sehun. Mengatakan bahwa Sehun adalah wali mereka. Bertambahlah malu Sehun saat ini.
"Oh kau Tuan yang kemarin bukan? Kau kesini menggantikan suami wanita itu?" Taeyon kembali mengibarkan bendera perang, menunjuk Suzy dengan dagunya.
Bruk.
"Diam kau lubang anal babi!" Suruh Suzy setelah melemparkan tepat sepatunya pada dahi Taeyon. "Mulutmu terlalu busuk!" Sambung Suzy lagi.
"Cih." Taeyon mendecih keras. Memandang Sehun dengan tatapan memuja. Apa wanita gila itu lupa bahwa Sehun sudah menghinanya kemarin di cafe itu.
"Hei kau upil gorila! Kau tak tau jika yang di depanmu itu Oh Sehun? Apa kau terlalu bodoh hingga tak bisa mencari tau di internet? Atau kau terlalu miskin hingga tak bisa membeli paket internet?" Sindir Jiyeon dengan tawa renyahnya. Menggelengkan kepala dramatis hingga V dibuat terbahak olehnya.
"Aku rasa kedua-duanya." Ujar V.
Taeyon hanya menanggapinya dengan putaran bola mata yang menandakan bahwa ia terlalu bosan mendengar ocehan tak berguna bocah-bocah di depannya. Tak bermanfaat.
"Oh Sehun? Tidak mungkin dia mau dengan gadis bodoh seperti teman kalian itu!" Taeyon mendecih setelahnya, tak tau apa jika kepala universitas sudah terlalu muak dengan mereka.
"Miris." Kai berkomentar pedas. Melirik Taeyon sekilas lalu kembali membuang muka.
"Apa-ap-"
Brak.
"Tak bisakah kalian diam?!" Tuan Kim memerah. Memutar komputernya kehadapan Taeyon yang sedang menampilkan profil presdir terkenal disana.
Oh Sehun.
"Baca itu! Sudah salah keras kepala pula!" Hardik Tuan Kim.
"Oh Sehun?" Taeyon membolakan matanya tak percaya. Memandangi laptop dan Sehun secara bergantian dan tak ada yang berbeda dari yang dapat ia simpulkan.
Benar-benar sama.
"Oh my god! Berarti kau yang akan..."
TBC
THANK U
SEE U NEXT CHAP
DNDYP