webnovel

Ch. 54

Sehun memasuki rumahnya dengan langkah santai. Melonggarkan ikatan dasinya dan berjalan menaiki anak tangga.

Ia benar-benar lelah. Mengembangkan Senyum tipis lalu membuka pintu kamar.

Astaga naga! Ya tuhaaan! Apa yang anak ini lakukan?! Pikir Sehun kaget. Mundur beberapa langkah lalu mengusap dadanya.

"Ada apa dengan pakaianmu Nyonya Oh?" Tanya Sehun heran. Membuka jasnya lalu melemparkannya tepat di depan wajah Suzy.

Bagaimana tidak kaget, istri kecilnya itu hanya mengenakan kemeja putih Sehun yang tentunya sangat amat besar di tubuhnya yang mungil itu. Oh ingatkan Sehun agar tidak kelepasan.

"Benahi pakaianmu eum." Ujar Sehun. Duduk di samping Suzy lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Sehun, aku.. um.. itu, aku.." Suzy terbata sendiri dengan ucapannya.

"Jiyeon! Ayo ke cafe tempat biasa meja 27. Penting!" Suzy gelagapan dengan ponsel yang bertengger di telinganya.

"Baiklah!" Ujar Jiyeon. Memutuskan sambungan telfon lalu beranjak untuk mengambil tasnya.

"Baek Yeol! Cafe biasa. 27. Darurat!" Jiyeon tak kalah panik. Memberitau duo saudara yang ia yakini bahwa mereka sedang duel game sekarang.

"Buang itu buang! Ganti baju! Celana mana celana mana?! Cepaaat Yeol!" Teriak Baekhyun histeris. Menarik rambut belakang Chanyeol ke depan lemari pakaian.

"Lima menit!" Tekan Baekhyun.

"Siapa yang melahirkan?" Pertanyaan bodoh Chanyeol membuat Baekhyun bingung.

"Siapa yang mengandung?" Tanya Baekhyun balik.

"Kau seperti ayah yang sedang panik menanti kelahiran anakmu." Ujar Chanyeol polos. Bahkan kelewat polos.

Pletak.

"Bodoh!" Maki Baekhyun gemas. Mengambil asal kunci mobil lalu membawa dompetnya.

--

"APA?!!" Teriak Jiyeon, Baekhyun, dan Chanyeol bersamaan.

"Jangan berteriak three I." Bisik Suzy risih.

"Apa itu?" Tanya Chanyeol heran.

"Three idiot!" Tekan Suzy kesal.

"Kepalamu!" Dengus Jiyeon.

"Jadi bagaimana?" -Jiyeon.

"Jawabanmu ia?" -Baekhyun.

"Atau kau langsung saja?" -Chanyeol.

"Apaan pertanyaan kalian ini? Aku tidak mengatakan ia!" Dengus Suzy dengan wajah memerah.

"Berart-"

"Langsung langsung apanya? Kau ingin kepalamu ku tebas?" Ujar Suzy risih.

"Jadi?" Tanya mereka bertiga serempak.

"Jangan katakan kau menolaknya?" Was-was Jiyeon.

Anggukan Suzy sukses membuat Jiyeon murka. Mengambil garpu di piringnya dan mengetok kepala Suzy dengan yah, lumayan keras.

"Kau Bae S- eh, maksudku Oh Suzy? Sehun wajar saja meminta anak darimu." Ujar Chanyeol.

"Pert-"

"Pertama. Kau istrinya! Apa kau ingin dia menghamili wanita lain dan lambat laun kau akan tersingkirkan." Jiyeon menyela ucapan Baekhyun dengan seenak jidatnya.

"Pasti!" Tambah Baekhyun dengan jari yang menjentik lucu.

"Kedua. Kau tau tugas seorang  istri?" Tanya Jiyeon memancing.

"Melayani s-"

"Pintar! 100 untukmu! Tapi kenapa kau menolak bodoh?!" Amuk Jiyeon lagi seraya menyentil dahi Suzy. Ia benar-benar gemas bukan main!

"Aku belum siap!" Suzy mulai fruatasi sendiri. Membenturkan kepala ke meja lalu matanya entah kenapa mulai berkaca-kaca.

"Jika belum siap kenapa kau menikah dengannya bodoh?" Maki Jiyeon lagi. Sedangkan Baekhyun dan Chanyeol hanya mampu melihat tanpa mau memberi solusi. Menurut mereka Suzy memang salah.

"Kau masih bisa kuliah dengan kehamilanmu itu Suzy. Tak perlu cemas." Imbuh Chanyeol seraya menyesap green teanya.

"Jika aku jadi Sehun. Aku juga akan kecewa. Bahkan sangat kecewa. Aku laki-laki. Dan murutku, Sehun itu juga menyukai anak-anak." Tambah Baekhyun.

Dan Suzy makin merasa terpojok sekarang.

"Aku harus bagaimana?" Lirih Suzy.

"Begini.." bisik Jiyeon.

Sehun menghela nafas pelan. Istri labilnya ini benar-benar.

"Jika kau belum siap tak apa. Aku tak akan memaksa. Jika kau sudah benar-benar siap, datanglah padaku. Atau jika kau malu, katakan saja. Aku yang akan memulai semuanya." Ujar Sehun lembut. Merebahkan Suzy di atas ranjang king sizenya lalu menarik selimut hingga dagu gadis itu.

"Sehun.. aku.. aku,, sekarang saja. Aku s.. siap. Aku hiks, aku siap Sehun." Suzy mencoba bangkit dari posisi rebahannya dan tanpa ia sadar ia mulai menangis. Pipi tembemnya bahkan sudah dialiri air matanya.

"Sttt.. jangan memaksakan  diri." Bisik Sehun. Memegang bahu Suzy agar gadis itu tak bangun lalu menghapus air matanya.

"Sekarang istirahatlah." Ujar Sehun. Mengecup dahi Suzy lalu membelai kepalanya.

"Sehun aku sungguh-sungguh. Aku siap. Hiks.. aku siap." Isak Suzy lagi.

Sehun tersenyum kecil. Merebahkan tubuhnya di samping Suzy lalu membawa gadis itu untuk masuk ke dalam pelukannya.

Sehun romantis bukan.

Mengusap pelan punggung gadis itu lalu berbisik kecil di samping telinganya.

**

Suzy mendapati dirinya yang terbangun di kamarnya seorang diri. Ia yakin Sehun sudah berangkat ke kantor pagi tadi dan sekarang? Pukul 8.30 a.m istri yang baik bukan?

Ia masih ingat bagaimana Sehun yang memeluknya semalaman dan menenangkannya yang terisak sejadi-jadinya karna kebodohan yang ia buat.

"Jiyeon sialan!" Maki Suzy.

Drrt.. drrt..

Iphone 7 nya bergetar heboh di nakas yang terletak tak jauh darinya.

Sehun's call..

"Ya?" Sapa Suzy dengan suara seraknya.

"Kau baru bangun?" Tanya Sehun.

"Dua menit yang lalu."

"Datanglah kekantorku. Ada yang ingin ku bicarakan."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Jangan banyak tanya. Datanglah karna aku ada rapat hari ini. Aku tunggu!"

"Ck. Ya ya ya, aku akan ke sana."

Suzy mendesah malas. Membanting ponsel mahalnya lalu beranjak menuju kamar mandi. "Kemeja memalukan ini! Aku akan membunuhmu Park Jiyeon!" Tekad Suzy.

**

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita yang berdiri di belakang meja resepsionis itu.

"Aku ingin bertemu dengan Oh Sehun." Ujar Suzy ramah. Ia baru tau kalau kantor suaminya begitu besar.

"Apa anda sudah membuat janji?" Tanyanya lagi.

Dia bawel sekali, pikir Suzy risih.

"Dia yang menyuruhku datang kemari."

"Baiklah tunggu sebentar. Siapa nama anda?" Lagi. Perempuan itu bertanya. Lagi!

"Bae,, ah.. maksudku Oh Suzy." Jawabnya enteng, lagian itu juga fakta bukan?

Hening.

Hening.

Hening.

"Nyonya Oh. Maafkan kelancangan saya." Sang resepsionis menbungkuk sejadi-jadinya. Membuat Suzy tak enak juga.

"Tak apa. Jangan seperti ini, aku tidak nyaman." Ujar Suzy seraya menegakan tubuh sang resepsionis tadi.

"Maafkan saya Nyonya. Ruangan presdir Oh ada di lantai 30 Nyonya." Ucapnya kaku. Antara malu dan takut akan dipecat atasannya karna tak sopan pada istrinya.

"Baiklah terima kasih." Suzy membungkuk sopan lalu berjalan menuju lift.

Kenapa dia menyuruhku kesini?! Merepotkan saja! Pikirnya. Menghentakan kakinya kesal lalu menatap kotak bekal di tangan kanannya. Bagaimanapun ia adalah istri yang baik. Ingat itu. Garis bawahi kalau perlu.

Ting.

Pintu lift terbuka. Senyumnya langsung terpatri di wajah manisnya.

Itu dia!

Kim Joon Myeon.

Sekretaris kesayangan suaminya,  Oh Sehun.

"Eh Nyonya Oh." Sapa Suho sopan. Menbungkukan tubuhnya lalu tersenyum simpul. Melirik kotak bekal di tangan istri muda presdir itu lalu tersenyum.

"Mencari Presdir Nyonya?" Tanya Suho memastikan.

Suzy berdecak kesal, meninju bahu kanan Suho lalu menghentakan kakinya kesal. "Hanya Suzy. Aku tidak setua itu untuk dipanggil Nyonya." Dengus Suzy.

Suho tertawa lalu menggiring Suzy untuk menuju ruangan kebesarannya. "Presdir meminta anda untuk menunggu sementara waktu." Ujarnya sopan.

Suzy tersenyum.

"Nyonya." Sambung Suho dan langsung berlari untuk menyelamatkan diri.

"YA!! Kau menyulut api Ramyeon!" Pekik Suzy marah. Menghentakan kakinya kesal lalu berdecih marah.

**

Sekarang Suzy hanya sibuk dengan laptop Sehun yang tersedia di atas meja kerajaannya itu. Ia hanya bermain game, dan ia yakin. Ia tidak akan merusak apalagi menghilangkan file-file Sehun yang ada di dalamnya.

Ia bosan. Bahkan makan siang Sehun sudah ia tata di atas meja. Jika ia tidak sabar, mungkin ia sudah menghancurkan dan meluluh lantakan ruangan suaminya itu.

Lihat saja!

Ceklek.

"Kau sudah datang?" Tanya Sehun. Retoris.

"Kau sudah datang?" Ulang Suzy, tapi kali ini dengan nada mengolok.

Luar biasa.

"Makanlah. Aku sudah membuatkanmu makan siang." Ujar Suzy pada akhirnya. Beranjak dari kursi kebanggaan suaminya lalu menarik Sehun untuk duduk disana.

"Temani aku makan." Pinta Sehun.

Suzy mengangguk. Menunjuk sofa lalu menatap Sehun, "aku akan menungguimu disana!" Ujarnya.

Melangkah munuju sofa, sebelum tangan Sehun menariknya dan..

Bruk.

Duduk di pangkuan Sehun.

Wajah Suzy memerah. Menunduk malu lalu beranjak untuk pergi. "Lepaskan Sehun." Pinta Suzy.

"Tidak. Temani aku disini." Ujar Sehun, memeluk pinggang Suzy lalu meletakan dagunya di atas bahu Suzy. Meraih sumpit dan mulai menyumpit nasinya.

"Mm Sehun." Cicit Suzy gugup.

Memutar tubuh Suzy hingga menghadap padanya dan tetap merengkuh pinggang mungilnya. Meraih kotak bekalnya lalu menyodorkannya pada Suzy, lengkap dengan sumpitnya.

"Apa?" Tanya Suzy.

"Suapi!" Pinta Sehun. Membuka mulutnya dengan senang hati. Tapi tidak untuk Suzy.

Ia mendengus kecil lalu dengan terpaksa menyuapi Sehun. Bayi besar tak tau umur itu.

"Kenapa memintaku kemari?" Tanya Suzy pada akhirnya.

"Pendaftaran kuliahmu. Minggu besok sudah dibuka bukan?" Sehun memastikan.

"Ya, lalu?" Tanya Suzy lagi seraya kembali menyuapi Sehun.

"Kau mau masuk universitas mana?" Tanya Sehun serius.

Suzy nampak bingung. Memutar-mutar bola matanya lalu mengangkat bahu. "Aku akan tanya pada Jiyeon dan yang lain dulu." Jawab Suzy.

"Dengar Suzy. Yang menjalani itu kau, bukan mereka. Tanyakan hatimu bukan tanyakan mereka. Mengerti." Ujar Sehun.

"Harvard?" Tanya Sehun.

Suzy menggeleng. "Itu jauh. Dan lagi aku tidak sepintar dirimu Sehun. Biayanya juga mahal." Jawab Suzy.

"Oxford?" Lagi. Sehun bertanya.

Tetap gelengan. "Jauh. Dan tetap saja. Otakku tidak sama denganmu. Kau ia, S1 di Harvard, S2 di Oxford. Otakku rata-rata Sehun." Desah Suzy malas.

"Lalu dimana?"

"Aku universitas dalam negri saja. Sama saja Sehun, ya?" Harap Suzy.

"Kenapa tidak mau di luar?" Tanya Sehun.

"Kan audahku bilang. Jauh. Aku akan sangat merindukan mama." Ujar Suzy. "Dan juga.."

Dahi Sehun berkerut heran. "Dan juga?" Ulangnya.

"Aku akan merindukanmu."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP