webnovel

Ch. 45

"Aku tidak tau. Sehun itu seperti seperti bayangan. Dia di dekatku. Hanya saja, dia begitu sulit untukku jangkau. Di depanku, tapi begitu sulit untukku raih." Ujar Suzy. Mendudukan dirinya lalu mengusap wajah sembabnya.

"Sehun itu.. seperti permata di dalam kawah gunung api. Begitu indah, dan juga begitu berbahaya." Gumamnya.

Kris diam. Ia tau arah pembicaraan Suzy, ia tau intinya. Tersenyum tipis, Kris mengusap pucuk kepala Suzy. Mengangguk kecil lalu keluar begitu saja. Hanya ada satu tujuannya hari ini.

"Pa, kita pergi menyusul si brengsek kecil itu." Ajak Kris. Merogoh kantong celananya dan menemukan kunci mobilbya disana.

"Aku juga sudah ingin sekali mencincang bedebah junior itu." Ujar Siwon.

**

"Apa maksudmu dengan mendatangi rumah Suzy hah?" Teriak Chanyeol. Mencengkram kuat kerah kemeja lawan di depannya.

"Siapa yang kau maksud sialan?" Amuk Daehyun. Menampik tangan Chanyeol lalu menyeka darah di sudut bibirnya.

"Kau. Datang. Ke. Rumah. Suzy!" Desis Chanyeol. Menatap tajam mata Daehyun lalu kembali hendak menyerangnya.

"Apa maksudmu. Aku tidak datang ke sana!" Ujar Daehyun. Melonggarkan ikatan dasinya lalu berjalan mendekati Chanyeol.

"Jangan pura-pura tidak tau!" Amuk Chanyeol.

"Aku memang tidak kesana!" Daehyun tak kalah keras kepala. Balik mencengkram kerah kemeja Chanyeol.

"Hanya kau yang tergila-gila dengan Suzy. Kalau bukan kau siapa lagi?" Bentak Chanyeol. Cukup sudah kesabarannya.

"Aku memang mencintai Suzy. Tapi.." jeda. Daehyun menghela nafas lelah, lalu terduduk begitu saja di atas tanah. Mengepalkan tangannya dan menghela nafas kecil.

"Tapi apa?" Tanya Chanyeol.

"Aku.."

**

"Oh Sehun!" Teriak Siwon. Ini pertama kalinya duda tua bangka kata Sehun itu berteriak.

"Apa?" Sehun menyahut datar dari dalam kamarnya. Menyandar pada pintu dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Apa katamu? Sadarlah Oh Sehun. Batalkan pernikahan konyolmu itu dan ingat lagi! Kau sudah menikah! Oh tuhaaan." Histeris Siwon. Dia bahkan menjambak rambut Sehun dan berniat membenturkan lagi kepala anak bungsunya itu ke tembok. Jika tidak ada Kris tentunya.

"Tenanglah pa." Ujar Kris.

"Aku akan menikah 3 hari lagi dan kalian menyuruhku untuk membatalkan ini?" Sehun berujar tak percaya. Memperbaiki rambutnya dan menatap cincin di tangannya.

"Kapan aku menikah? Aku bukan duda yang sudah pernah menikah pa." Ujar Sehun malas. Menatap Kris lalu meminta kepastian.

"Kau sudah Sehun. Kau hilang ingatan dan entah kenapa ingatan yang hilang itu malah si gantikan dengan cerita Irene. Sadarlah." Kris memberi pengertian dengan lebih manusiawi. Tidak ada jambakan dan tidak ada acara benturan. Ia lebih tenang.

"Omong kosong apa ini?" Gumam Sehun. Menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berniat masuk lagi.

Lagi, Kris menghentikannya. Menahan pergelangan tangan adik paling kurang ajar itu lalu menunjuk lantai bawah. "Kau bisa lihat di album keluarga Sehun." Kris serius. Foto Suzy dengan gaun pengantin dan manusia satu lagi dengan jas putihnya.

Sehun tertawa kecil lalu menggeleng. Menghempaskan tangannya lalu kembali masuk ke dalam kamar. Itu cerita tak masuk akak menurutnya.

**

Suzy diam. Berjalan gontai menuju kelasnya lalu duduk di tempat biasa. Baru saja ia hendak mendaratkan bokongnya datang lagi Chanyeol. Menariknya keluar kelas lalu merangkulnya. "Ada apa dengan wajahmu Chan?" Tanya Suzy. Merasa tak ada yang aneh dengan sikap Chanyeol, lalu malah menanyakan wajah lebamnya.

"Ah.. hanya insiden kecil." Jawab Chanyeol. Mencium kecil pipi Suzy lalu menariknya kembali menuju tempat, yang entah apalah itu.

"Aku.." Daehyun menggantungkan ucapannya. Menepuk tanah kosong di sampingnya lalu tersenyum kecil.

"Kau apa?" Tanya Chanyeol. Ia tak lagi emosi. Malah sedikit lebih sempati pada Daehyun. Antara simpati dengan wajah lebamnya yang membuat manusia itu lebih jelek dan makin jelek, atau karna matanya yang menyampaikan bahwa ia putus asa?

"Aku menyerah." Lirih Daehyun.

Hening.

"Apa?" Chanyeol sedikit mengorek telinganya. Ia rasa terlalu banyak kotoran jadi apa yang diucapkan Daehyun, sedikit melenceng tiba di telinganya.

"Aku menyerah. Aku memang mencintai Suzy. Tapi tak ada satu pun celah agar aku bisa masuk ke hatinya. Aku tak ingin menyakitinya dengan caraku yang terkesan memaksanya." Ujar Daehyun. Menghela nafas lalu mengusap lagi sudut bibirnya. Lebam biru itu tidak menyakitkan, hanya saja luka di hatinya begitu membuatnya tersiksa.

"Kau serius?" Tanya Chanyeol. Mengguncang bahu Daehyun dengan tatapan tak percayanya. "Cinta bertepuk sebelah tangan itu lumayan sakit ya." Gumam Chanyeol.

Tertawa miris, Daehyun mengangguk. "Sangat sakit." Ralat Daehyun. "Lagi pula ada kau yang akan menjaga Suzy." Daehyun tersenyum kecil. Menepuk pundak Chanyeol lalu berdiri dari duduknya. "Ku titip Suzy padamu. Ku yakin kau akan sangat mencintai Suzy." Setelah itu, Daehyun pergi. Berjalan agak jauh lalu berbelok menuju mobilnya.

Chanyeol diam, tersenyum miris lalu tak selang berapa lama senyuman itu berubah menjadi seringaian. "Tak sia-sia." Gumamnya. Beranjak dari duduknya dan menghampiri mobilnya.

**

"PARK JIYEON! BYUN BAEKHYUN!" Teriak ketua kelas mereka. Entah kenapa Jiyeon merasa bahwa ketua kelasnya ini sangat suka berteriak.

"Apa? Bisa memanggil kami dengan cara yang normal?" Tanya Baekhyun malas. Merapikan rambutnya lalu menatap sengit sang ketua kelas.

"Taman belakang. Penting! Sekarang!" Hebohnya lagi. Menarik dasi yang di kenakan Jiyeon serta Baekhyun lalu berjalan dengan tergesa-gesa.

"Uhuk! Kami tercekik!" Pekik Baekhyun.

"Apa yang terjadi disini?" Tanya Jiyeon. Bersusah payah hanya untuk melepaskan tarikan di lehernya lalu tercengang dengan keadaan taman sekarang.

"Ini taman apa lautan balon penuh manusia yang berkembang biak dengan mawar?" Gumam Baekhyun.

"Maksudmu apa? Manusia berkembang biak dengan mawar? Lautan balon yang penuh dengan manusia? Ambigu sekali hidupmu." Sinis Jiyeon.

"Kau dia-"

"Will you marry me?"

"The puck!" Pekik Baekhyun. Menarik Jiyeon untuk menerobos lautan balon yang penuh dengan manusia ini.

"Itu Chanyeol?" Tanya Jiyeon. Menatap punggung Baekhyun lalu merengut kesal saat tak mendapat jawaban.

Disana. Berdiri si jerapah tak tau diri, dengan sebuah kotak beludru berisi cincin dan juga buket mawar hidup di tangan kanannya.

Suzy mematung. Mulutnya menganga dan matanya mengerjap lucu.

Semua orang disana berdebar menunggu jawaban Suzy. Berteriak gemas lalu memecahkan balon yang berada di dekatnya.

Dor.

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"Huh?" Respon pertama Suzy.

Dengan wajah sumringah, Chanyeol menerjang Suzy dengan pelukannya lalu mengecup puncak kepala gadis itu. "Terima kasih." Bisik Chanyeol.

Memasangkan cincin itu pada jari manis Suzy, lalu mengecup lagi punggung tangannya. "Aku tak akan mengecewakanmu. Aku janji." Gumam Chanyeol.

Semua yang ada di sana berteriak histeris, saling berpelukan lalu berputar-putar bahagia.

'Apa ini? Aku tidak menjawab 'ya' atau pun 'tidak'. Apa aku jalani saja? Sehun juga tak mengingatku lagi. Lusa mereka juga akan menikah. Jalani saja dulu, Chanyeol juga seperti bisa dipercaya.' Suzy membathin. Tersenyum kecil dari menerima buket bunga dari Chanyeol.

"Terima kasih." Lirih Suzy.

"Ini sekolah atau tempat lamaran pernikahan?" Heran Baekhyun. Menutup wajahnya lalu menghela nafas lelah. Ini menyakitkan. Bukan berarti dia mencintai Suzy, apa lagi Chanyeol. Mereka itu bersahabat dan kenapa harus ada rasa seperti itu?

**

"Sial! Kenapa aku selalu kalah selangkah. Bahkan dari bocah seperti dia!" Amuk L.

Melangkahkan kaki jenjangnya lalu menerobos kerumunan yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

"Bae Suzy." Panggil L. Menarik tangan Suzy untuk ikut dengannya.

"Akh. Sakit." Ringis Suzy.

"Lepaskan tanganmu tuan." Desis Chanyeol. Menarik paksa Suzy untuk berdiri di belakangnya. 

"Minggir kau bocah!" Desis L.

"YAYAYAYAYA! Tunggu Baek. Itu Suzy, ayo kesana." Tarik Jiyeon. Memaksa Baekhyun untuk ikut dengannya lalu menghampiri Suzy.

"Kau tak apa kelinci manja?" Tanya Baekhyun khawatir.

"Kepalamu!" Dengus Suzy.

"Tolong bawa Suzy pergi dari sini." Pinta Chanyeol.

"Ok." Jawab Jiyeon. Menarik Suzy menjauh lalu bersembunyi di belakang pohon cemara tak jauh dari sana.

Suzy hanya diam. Memperhatikan L dan Chanyeol yang sepertinya sedang berdebat. Bahkan beberapa kali L sempat akan memukul Chanyeol, membuat Suzy menjerit tertahan sambil menggigit lengan Baekhyun.

**

"Apa mereka akan baik-baik saja?" Tanya Suzy.

Jiyeon, Baekhyun menggeleng. Mengangkat bahu mereka lalu menatap Suzy.

"Aku tak tau apa yang terjadi, tapi.. aku berharap kau dan Chanyeol baik-baik saja." Ujar Jiyeon pelan. Mengusap bahu Suzy dan memeluk sahabatnya itu. Mereka bisa sedikit lebih tenang jika Suzy dengan Chanyeol.

"Chanyeol itu makhluk yang bertanggung jawab. Aku bisa tenang jika kau bersama dengannya." Ucap Baekhyun. Tertawa kecil lalu mengusap punggung Suzy.

"Terima kasih." Lirih Suzy.

Menyeka air matanya lalu kembali melihat Chanyeol. Matanya membulat tak percaya, harusnya ia tau ini. L tidak akan membiarkan dirinya tersentuh oleh orang lain. Apa lagi Suzy yakin bahwa tadi L mendengar lamaran Chanyeol.

"Tidak." Lirih Suzy. Berdiri untuk menemui Chanyeol yang saat ini hanya bisa terkapar tak berdaya di atas rumput. Anak buah L tidak akan menghentikan aksinya untuk memukuli Chanyeol jika L tidak memerintahkan mereka untuk berhenti.

"Chanyeol!" Teriak Suzy. Berlari menghampiri Chanyeol lalu duduk di sampingnya.

"SUZY!" Teriak Jiyeon dan Baekhyun bersamaan. Kaget saat sebuah balok kayu akan mengenai tubuh sahabat mereka.

"Hentikan!"teriak L. Berjalan mendekati Suzy yang saat ini tengah memangku kepala Chanyeol.

"Beranjak dari sana Suzy." Suruh L.

Suzy diam, tak menghiraukan ucapan L, menghapus darah di sela bibir Chanyeol dengan sapu tangannya. "Kau baik-baik saja? Kita ke UKS sekarang." Ajak Suzy dengan mata berkaca-kaca.

Chanyeol tersenyum. Menggeleng lemah dengan senyum lembutnya, menggenggam tangan Suzy dan meletakannya diatas dadanya. "Aku baik-baik saja." Ujar Chanyeol.

"Beranjak dari sana Kim Suzy." Teriak L. Saat tak mendapat jawaban. L menyuruh anak buahnya untuk menarik Suzy dari sana, membuat Suzy menjerit karna kesakitan dan juga karna tak ingin meninggalkan Chanyeol.

"LEPASKAN AKU! JANGAN SENTUH! LEPASKAN!" Teriak Suzy histeris. Menggenggam balik tangan Chanyeol lalu menangis.

"YA! LEPASKAN DIA!" Teriak Baekhyun dan Jiyeon. Berjalan dengan wajah sangar dan juga kemeja yang mereka gulung hingga lengan.

"Apaan kalian?" Tanya L sinis.

"LEPASKAN AKU!" Ronta Suzy. Berjalan mendekati L lalu menamparnya.

"Aku tidak mencintaimu lagi! Jadi jangan janggu hidupku!" Ujar Suzy. Memukul dada bidang L dengan kepalan tangannya.

"Apa kau mencintainya?" Tanya L dengan nada remeh. Menggenggam balik tangan Suzy dan hendak membawanya masuk ke dalam dekapannya.

"Tentu." Jawab Suzy. Menepis tangan L lalu menatap Chanyeol yang juga sedang menatapnya.

"Aku... mencintainya."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP