webnovel

Ch. 103

Suzy merengut parah, beberapa menit lagi pesawat Sehun akan berangkat dan wanita itu nampaknya masih tak mau melepas Sehun. Lihat saja tingkahnya yang bergelayut manja bagai anak monyet di lengan Sehun. Membuat Sehun jadi susah sendiri dengan tingkah luar biasa istrinya ini.

"Lepaskan Oh Suzy. Kau mau suami tak bergunamu itu ketinggal pesawat?" Kesal Siwon.

"Seperti ayah mertua berguna saja!" Sungut Suzy kesal. Melempar Siwon dengan tisu bekas ingusnya yang sungguh benar-benar lembab. Bahkan Sehun ikut mengeryit jijik melihat itu.

"Hentikan ok, aku harus pergi sekarang." Bujuk Sehun. Mengusap pipi Suzy yang semakin berisi semenjak ada Oh kecil dalam perut istrinya itu.

"Apa tidak bisa ayah saja?" Tanya Suzy memelas dengan bibir yang mengerucut ke depan.

"Tidak. Ini perusahaan milikku. Jika aku tidak pergi bagaimana dengan nasib Oh kecil kita?" Kembali Sehun membujuk. Membujuk Suzy sebelas dua belas dengan membujuk bocah lima tahun.

Suzy diam. Tak rela jika harus tidur sendiri di ranjang besar milik mereka. Ditambah lagi tidak ada Sehun, pasti akan sangat dingin tanpa adanya pelukan hangat dari suami terseksinya.

"Tap-"

"Aku janji tak akan lama, hanya seminggu. Aku akan sering-sering menelfon ok." Senyuman terbaik Sehun berikan, lengkap dengan bonus kecupan sayang pada bibir kecil Suzy yang entah kenapa begitu menggoda pada saat-saat terakhir seperti ini.

Suzy mendengus tak terima, menginjak kaki Sehun lalu memukul dadanya. Seminggu itu lama dan bagaimana bisa Sehun yang sialnya semakin tampan itu mengatakan bahwa itu sebentar? Apa begitu banyak wanita yang akan menemaninya di sana?

"Panggilan terakhir pada pen-"

"Aku pergi ok?" Ujar Sehun. Mengusap kepala Suzy dan memeluknya sebentar.

Tak ada respon, hanya ada mata berkaca-kaca yang diberikan Suzy. Membalik badan dan memeluk si ayah mertua yang tak ada gunanya kata Suzy tadi.

"Aku pergi dad." Ujar Sehun. Mengusap sekali lagi kepala Suzy yang bersembunyi di pelukan ayahnya. Entah kenapa Sehun merasa tak rela jika harus berpisah dengan istri mungilnya. Bagaimana dengan anaknya nanti? Hh Sehun rasanya ingin kembali pulang saja membawa istrinya.

"Jaga istriku dad." Pesan Sehun penuh penekanan. Menyandang tasnya dan menatap sekali lagi pada Suzy yang masih bersembunyi di pelukan hangat Siwon.

"Aku pergi sayang." Pamit Sehun.

**

"Apa kabar dengan si kelinci liar?" Tanya Chanyeol yang sedang menarik-narik kerah kemeja Baekhyun.

"Aku tidak tau. Pasti dia terpukul. Si serigala mesum penuh pesona sudah berangkat." Lirih Jiyeon dengan helaan nafas pendeknya.

"Mungkin saj-"

"YAA! BERHENTI MENARIK KERAH KEMEJAKU!" Pekik Baekhyun kesal. Dia sudah lelah dan si manusia tak tau diri ini malah mengganggu waktu tenang miliknya di penghujung hari ini.

"Santai Baek,, kau datang bulan?" Tanya Chanyeol heran. Menarik telinga Baekhyun dan mengacak rambutnya.

"Sekali lagi kau cari masalah akan aku mutilasi k-"

"Hiks hiks." Ocehan Baekhyun terhenti saat melihat Suzy yang sedang di bicarakan tadi datang dengan muka sembab dan hidung merah.

"Kau kenapa? Jatuh dari ayunan?" Sindir Kai. Heran saja melihat manusia sebesar itu menangis karena di tinggal suami. Iuhh.

"Kau hiks cari mati hiks?" Isak Suzy. Sekesal apa pun dia pada Sehun, tak akan mengalahkan kekesalannya pada manusia hitam kurang ajar yang tak berbentuk itu!

"Masih bisa mengancam ternyata." Dengus Kai. Mendorong dahi Suzy dengan telunjuknya dan mencibir pelan.

"Huwaaaaaa Baekiii." Jerit Suzy. Menghambur dalam pelukan Baekhyun yang dengan senang hati merentangkan kedua tangannya menyambut tubuh gadis kecil itu.

"Uuu cup cup anak mama jangan menangis oke." Hibur Baekhyun mengusap kepala Suzy. Sesekali mengusap bahu bergetar gadis kecilnya. KecilNYA? Bersiaplah dibantai jika Sehun mendengar kata-kata terkutuk itu. Gali saja kuburan sendiri dari sekarang.

"Anak papa, sabar sayang. Pujaan hatimu akan kembali." Chanyeol ikut-ikutan memeluk Suzy. Menepuk-nepuk kepala Suzy dengan senyuman manisnya.

"Jangan menepuk kepalanya terlalu keras, bodoh!" Sungut Baekhyun. Menarik telinga Chanyeol agar lebih lebar dari yang sekarang.

Telinga saja yang di perbesar!

Jiyeon diam melihat drama menjijikan di depannya, serasa menonton serial boys love saja, menggelikan!

"Kenapa dengan ekspresimu? Kau iri? Cemburu? Atau bagaimana?" Tanya Kai.

"Tidak meskipun dalam mimpimu!" Sungut Jiyeon. Beranjak dari duduknya dan pergi berlalu dari sana. Bisa mati muda jika terus disana. Tekanan lahir bathin!

"Kemana? Terbakar cemburu?" Sahut Kai hendak menyusul.

"Memesan makanan. Aku lapar!" Teriak Jiyeon penuh amarah. Ingin rasanya ia melempar bom kedalam cafe ini. Kenapa temannya yang gila itu makin gila saja sekarang.

"Kau sudah menghabiskan lima piring makanan!" Kai memberitau. Aneh juga dengan selera makan perempuan jadi-jadian itu. Badan saja yang kecil, perut seperti isi tangki minyak bahan bakar! Besar!

"Berhenti mengataiku dalam hati hitam!" Sungut Jiyeon seraya memukul keras kepala Kai dengan sendok di tangannya. Bonus dengan ketukan kecil dari pinggiran piringnya. "Sudah hitam menyebalkan lagi!"

"Berhenti mengatai calon suamimu." Bisik Kai.

"MENJIJIKAAAAN!"

**

"Haii lelaki tua yang sudah lama menduda!" Sapa Kris ramah.

"Pergi kau naga tonggos!" Usir Siwon mengibaskan tangannya.

Tidak ayah tidak anak sama saja. Sama-sama gila! Sapaan mereka sapaan penuh cinta bukan? Kapan lagi mendapat keluarga seperti itu. Langka dan satu-satunya.

"Apa adikku si albino kekurangan pigmen kulit itu sudah pergi?" Tanya Kris santai, duduk di sebelah ayahnya yang sudah tua tapi jujur saja, tetap tampan.

"Menurutmu?" Dengus Siwon. Melempar Kris dengan pulpen di tangannya dan mendengus keras. Kenapa semua anaknya kurang ajar? Semoga tidak berlanjut dengan cucunya nanti.

"Lalu bagaimana dengan adik ipar?" Tanya Kris lagi. Masih gencar mengganggu ayahnya.

"Tentu saja menangis bodoh! Kau pikir saja sendiri memang tidak bisa?!" Sungut Siwon. Kenapa naga jelek itu tak juga jengah-jengah menganggunya, tidak lihat apa pekerjaannya menumpuk.

"Aku ingin bicara serius tentang pernikahan ku." Kris berubah serius dalam sekejap, duduk di depan ayahnya dengan bahu tegap serta tatapan penuh keyakinan.

"Oke. Katakan, siapa wanita malang itu?" Tanya Siwon tak kalah serius. Sedikit sedih dengan nasib calon menantu barunya yang tak akan beda jauh dengan Suzy.

"Ck, c'mon dad..." Krid memelas pasrah, ia sudab seserius ini dan ayahnya itu malah menganggap ini lelucon? Yang benar saja!

"Memang aku harus mengatakan apa? 'siapa wanita beruntung itu' yang benar saja! Menggelikan!" Dengus Siwon, beruntung dari mana. Mendapat suami macam Kris itu adalah musibah terbesar sepanjang hidup. Percayalah.

"Lupakan! Terserah dad. Namanya Pa-"

Brak.

"Huwaaa appa!" Suzy menjerit keras. Mengagetkan Kris yang baru saja akan menyebut nama calon pendamping hidupnya.

"Sshhi! Oh my god! Tak bisakah kau masuk secara normal?" Kris mendengus kesal. Tanggal pernikahannya sudah ia tetapkan dengan sang pujaan hati. Hanya tinggal mengatakan pada Oh Siwon yang terhormat ini saja. Dan lihat! Si manusia aneh yang anehnya lagi mau dengan Oh Sehun adiknya itu malah masuk dengan mendobrak pintu dan menghambur dalam pelukan Oh Siwon duda itu!

"Diamlah naga tonggos! Tak lihat aku sedang hamil! Jangan menggangguku. Nanti anakku marah!" Jerit Suzy murka. Kenapa semua orang menyebalkan sekali saat ini?

"Ada apa?" Tanya Siwon lembut. Mengusap kepala menantu pertamanya itu. Orang hamil itu harus banyak bersabar, nanti anaknya mendapat musibah macam Sehun. Datar.

"Ayo ke Canada. Aku ingin memeluk Sehun."

Permintaan macam tai!

TBC

SEE U NEXT CHAP

DNDYP