Seribu langkah ku kejar
Namun tak satupun tetes air ku tangkap
Mereka terasa lebih jauh dari apa yang kupikir
Walau mereka sudah dalam jangkauan tanganku
Setiap hari, anehnya, terasa lebih berat
Senyuman di mukaku menutupi hatiku
Kikisan kulit satu per satu merefleksikan apa yang di dalam
Tangisan sekarang di mukaku
#
"Ange!" Ia mendengar namanya dipanggil, "Ange tolong tunggu! Ku mohon!"
Di bawah sinar matahari yang mengumpat di balik gumpalan awan, Ange menghentikan langkahnya. Angin barat meniupi rambut coklatnya ke segala arah dan membuatnya berantakan-- suara angin menutupi tangisan tangisan jangkrik yang berada di lapangan itu.
Matteo juga berhenti di tempatnya, terengah engah, kedua tangannya berada di lututnya. Setelah beberapa saat, Ia mengambil nafas dan menghembuskannya. "Ange," Ia mulai dengan mata berkaca "kenapa?"