Pangeran Rhysand kembali ke kereta kencana dengan hati yang gusar. Segenap pikirannya masih tertinggal di bilik Konsultasi Cinta. Audrey berharap dia bisa bertanya sesuatu, apa yang terjadi di dalam sana, tetapi alih-alih bertanya, gadis itu justru diam, mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Gadis itu membiarkan kereta kencana berjalan perlahan, memberikan jeda dan ruang yang nyata antara Pangeran Rhysand dan Audrey.
Pada saat itu, hari semakin sore. Cahaya mentari pun mulai merekah jingga. Matahari mulai datang ke pelukan sang malam. Audrey menatapi keindahan sang mentari. Ia sangat menikmati keindahannya, sampai lupa setelah senja adalah malam yang pekat dan menyayat.
Manakala senja mulai pudar, berganti dengan rona kelam dari malam, Audrey melayangkan tanya kepada Pangeran Rhysand. "Tuanku Pangeran, apakah tidak masalah apabila kita sampai di Kerajaan Atalaric Bagian Utara hingga larut malam?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com