"Ya ... Aku akan berusaha tak terlibat dengan masalah yang akan membahayakan kita. Aku selalu baik-baik saja. Jangan khawatir."
Ada rasa sesak untuk mengatakan hal itu. Air mata Asya menetes, tepat ketika panggilan dari Alma terputus. Asya menatap jalanan yang ia lalui. Sepi, gelap, hanya penerangan rembulan dan lampu jalan. Asya tak sedikitpun merasa takut. Yang ia rasakan hanya sakit. Dengan koper yang masih digenggam erat olehnya, Asya menarik benda itu, berjalan melintasi tangga, kemudian turun untuk menuju tepi pantai.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com