Lampu ruang operasi masih terlihat merah, menandakan operasi yang ada di dalam belum usai. Kaila masih di depan ruang operasi menunggu kabar dari kakaknya. Ia sedari tadi tidak berhenti menangis sampai terlihat matanya yang sudah membengkak. Doa pun selalu ia panjatkan kepada Yang Maha Kuasa agar sang kakak bisa bertahan.
***
"Dok, pendarahan dikepala pasien belum berhenti!"
"Segera hentikan! Jangan sampai ia kehilangan lebih banyak darah"
"Dok, detak jantung pasien melemah!"
"Segera siapkan alat AED(automated external defibrillator)!"
"Baik"
"1, 2, 3!" zrutt
"Lagi! 1, 2, 3!" zrutt
***
"Kenapa operasinya lama banget, sih?" Kaila sudah gelisah dari tadi menunggu kabar dari operasi Dianti.
"KAILA!!!"
"PAPA! MAMA!" Kaila langsung memeluk mamanya dengan erat.
"Apa yang terjadi? Kenapa bisa kayak gini?" Emran-papanya-langsung menumbrung Kaila mengenai apa yang terjadi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com