Note: Mengandung adegan dewasa.
***
Saat Luna membuka matanya, dia berada di dalam dekapan Rafael. Satu tangan pria itu melingkari pinggangnya, sementara tangannya yang lain berada di pundaknya. Seakan tengah mengunci Luna agar tidak pergi ke mana-mana.
Luna menemukan kenyamanan sebenarnya. Dia merasa tengah berada di tempat yang paling pas untuk dirinya. Namun di saat itu tentu saja dia tak bisa menikmati ini terlalu lama. Karena secepatnya dia harus sadar kalau semua ini bukan sesuatu yang pantas untuknya. Dia tak berhak merasa terlalu betah karena akan ada saatnya untuk pergi.
'Tapi kenapa hujan belum juga reda. Kalau begini… kami bisa kembali tertahan di pulau ini.'
Luna mengintip melalui pundaknya untuk melihat Rafael, berniat untuk membangunkannya. Namun dia terkejut karena bertemu mata dengan pria itu. Sekilas mengingatkannya kejadian di Batam, saat pria itu juga memilih tinggal di sisinya untuk menenangkan ketakutan yang dia rasakan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com