"Ayo mas, kita istirahat !" Ajak Paramitha, setelah pamitan kepada semua temannya.
"Tha, nanti malam ya ?" Ujar salah satunya. Gadis itu mengangguk. Andrian pun berdiri dan beranjak pergi. Keduanya menggunakan mobil kecil menuju villa tempat tinggal disini.
"Aku mau mandi !" Ucap Andrian, setelah di kamar. Kemudian menuju ke koper pakaian dan membuka, mencari pakaiannya untuk di salin. Sementara Paramitha hanya mengangguk, dia duduk di kursi.
Setelah Andrian pergi ke kamar mandi, Paramitha menuju meja dan mengambil ponsel suaminya, dan membukanya. Dia tahu password Andrian. Matanya menatap tajam ke arah foto di sebuah folder.
"Perempuan sialan !" Ucapnya marah.
"Lihat saja entar !" Dia tersenyum seringai. Tiba-tiba ponselnya berdering, ketika membuka Paramitha menuju balkon villa yang pemandangannya memang bagus, menghadap lautan dan pantai.
"Ya, bagaimana ?" Tanyanya, sempat melirik ke dalam takut Andrian keluar dari kamar mandi.
"Aku sudah mengikutinya, ternyata jadwalnya padat ... " suara seorang lelaki dengan kemayu dari seberang sana. Tanpa jeda dia menjelaskan semuanya. Hal itu membuat wajah Paramitha merah padam.
"Oke, lanjutkan !" Ucapnya dingin.
"Oke, sayang! Bye ... " Paramitha menatap pantai dari balkon tempat dia berdiri.
"Boleh juga, si Dewa itu ... " ucapnya.
Andrian baru keluar dari kamar mandi, dia tertegun melihat Paramitha ada di balkon, kemudian melirik ke arah ponselnya. Lelaki itu mengambil dan membuka, dan tersenyum kemudian menatap Paramitha.
"Gue pikir, lo hanya mengincar harta gue! Ternyata lo ... cemburuan ...!" Andrian menggeleng kepala.
"Gue pengen lihat, sampai sejauh mana lo seperti ini! Lo takut gue akan kembali ke Safira ?" Ujarnya tersenyum mengejek.
"Gue, kira suhu ... ternyata ... " Andrian tertawa kecil. Dan melangkah menuju balkon.
"Sayang, ko belum mandi? Ayo, kan nanti malam kita party !" Ucap Andrian mengagetkan Paramitha.
"Eh, iya .. sorry lagi melihat pemandangan bagus! Ya, udah ... aku ke kamar mandi dulu ya ..." jawabnya dan melangkah masuk.
--------------
Malamnya Andrian dan Paramitha datang ke pesta yang memang sudah di persiapkan sebelumnya. Disini keduanya hanya untuk bersenang-senang. Sedang bulan madunya akan di lakukan dengan keliling Eropa selama tiga minggu.
Pesta ini di selenggarakan di sebuah klubnya. Walau ini pesta pribadi tapi para tamu lain masih bisa masuk, karena ada ruangan khusus yang di pesan untuk keduanya. Baru pukul 19 malam tapi suasana sudah ramai dengan musik tekno. Biasanya jam segitu masih sore, jadi semua santai. Minum-minum dan bersenda gurau. Ada dua ruangan klub di dalam dan di luar. Andrian dan Paramitha memilih out door. Angin malam berhembus kencang, bau air laut dari pantai tercium.
Para tamu undangan, dari teman, sahabat dan juga kerabat keduanya sudah datang. Andrian dan Paramitha menggunakan pakaian santai, karena ini hanya pesta saja. Ketika masuk keduanya berbaur, tapi anehnya seperti ada dua circle yang berbeda di sana. Satu circle Paramitha dan satunya Andrian. Keduanya seakan terpisah dan asyik sendiri dengan masing-masing kelompok.
Canda dan tawa pun terdengar, dan pada akhirnya pesta pun di mulai, musik mulai memanaskan suasana. Dan semua larut tanpa perduli apa pun. Ketika minuman yang diminum membuat semua lupa diri. Tapi hanya satu orang yang menahan diri untuk tidak mabuk, yaitu Andrian dia mengawasi seseorang untuk tahu seperti apa dia sebenarnya, konon orang mabuk selalu jujur. Yap itu adalah Paramitha.
Harus di akui Andrian, Paramitha gadis bebas. Dia tidak perduli dengan apa pun, dan termasuk kuat padahal dia minum cukup banyak minuman keras. Walau begitu akhirnya terlihat juga apa yang di harapkan oleh Andria. Tubuh Paramitha mulai bergoyang menikmati alunan musik keras. Tubuhnya meliuk-liuk cukup seksi membuat siapa pun pria mau tidak mau melirik ke arahnya.
"Hei, bro! Ternyata cewek lo oke juga !" Bisik salah seorang temannya. Andrian hanya mengangguk kecil.
"Wuih, master ketemu master ..." celetuk yang lain.
"Hei, bro lihat ... cepat, sebelum di sabet cowok lain !" Seru teman lainnya. Ketika terlihat ada cowok bule mendekati Paramitha, mungkin saja ada tamu yang masuk ke area pesta mereka. Tapi Andrian terlihat cuek.
"Lah, emang tipenya cowok bule kok !" Ucap Andrian santai. Semua temannya tertegun, tapi mereka tahu tentang gosip yang beredar.
"Lo, engga apa-apa ?" Tanya temannya heran.
"Ya, masing-masing saja !" Ucapnya tersenyum. Tiba-tiba ada seorang cewek cantik mendekatinya, dan di sambut Andrian kemudian keduanya bergabung dengan Paramitha yang sudah lebih dahulu melantai.
Wanita cantik itu sedang asyik berdangsa, tak perduli ketika orang lain memeluknya padahal bukan suaminya. Tiba-tiba matanya teralihkan dengan melihat lelaki itu juga sama dengannya berdangsa dengan cewek lain. Mata kedua bertatapan, tapi hanya sebentar Andrian cuek dan memeluk wanita di depannya.
"Lo, mau bermain-main dengan gue rupanya !" Gumam Paramitha tersenyum mengejek.
"Oke, tak masalah !" Lalu dia melingkarkan tangannya di leher cowok bule di depannya dan ternyata memang tipenya. Tubuh keduanya merapat.
Keduanya larut dalam suasana yang cukup panas itu, sedang kedua gengnya sempat saling pandang, tapi hanya sebentar setelah itu menghilang, dalam pikiran mereka ngapain memikirkan orang lain yang penting pesta ...!
Malam semakin larut, Andrian tiba-tiba menghentikan semua itu dan meninggalkan wanita itu begitu saja. Untung wanita itu mabuk jadi tidak perduli. Andrian melangkah ke arah pantai dia pun juga tidak menghiraukan Paramitha yang sedang berdangsa asyik. Angin pantai berhembus menerpa wajahnya. Dia mengambil sebungkus rokok, baru kali ini dia merokok lagi setelah beberapa bulan berhenti.
"Kenapa, lo ada di sini !" Tiba-tiba terdengar suara, Andrian menoleh melihat Paramitha berjalan agak sempoyongan karena mabuk.
"Dan lo, kenapa juga di sini! Bukannya lagi bersenang-senang ?" Balas Andrian santai, rokoknya mulai menyala dan menghisapnya pelan.
"Oke, kita menikah karena perjanjian! Lo sana gue boleh melakukan apa pun juga dan terserah! Tapi tidak dengan perempuan itu !" Ujar Paramitha dengan mata tajam menatap Andrian.
"Lo boleh bersenang-senang dengan cewek mana pun terserah gue engga perduli! Tapi lo harus menjauh dari cewek yang bernama Safira! Kalau tidak, lihat saja nanti !" Ucapnya lagi dengan nada marah. Andrian tertawa kecil.
"Begitu, oke tak masalah ... gue juga tak perduli dengan apa yang lo lakukan! Ingat kita berdua tidak terikat dengan hubungan seksual sama sekali !" Jawab Andrian, muka Paramitha memerah.
"Lo, sudah membuka aib gue di hadapan teman-teman lo semuanya! Dan asal lo tahu, iya benar Safira memang cinta gue yang sebenarnya! Gue meninggalkannya karena sesuatu alasan! Dan lo engga berhak mengendalikan gue, dengan apa gue lakukan! Terserah, tapi bila lo melakukan sesuatu terhadapnya, gue akan membelanya !" Lanjut Andrian menatap tajam Paramitha.
"Lo, engga berhak mengatur gue! Dan gue engga perduli juga dengan urusan bokap gue! Tapi, gue akan melakukannya sesuai perjanjian! Tenang saja, lo akan menjadi 'kaya' lagi sayang ..." ucapnya sambil beranjak pergi dan membuang puntung rokok ke tempat sampah. Muka gadis itu semakin memerah tangannya mengepal.
"Andrian, lo kira gue engga berani melawan lo !" Ujarnya sambil tersenyum seringai.
"Gue, udah tahu semua rahasia lo sayang ... lo akan bertekuk
Lutut di kaki gue ... !" Ucapnya lagi.
Andrian yang pergi sempat melihat gadis itu dan tersenyum. Dalam hatinya, perang akan di mulai sayang ... lo kira, hanya lo punya kartu truf .., gue juga punya, bersiaplah, dan lo belum tahu siapa Andrian yang sebenarnya ...
Bersambung ...