webnovel

MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL !

Namaku Antonio, lahir dari perempuan biasa... tapi tak ada yang tahu dalam darahku mengalir Devil, Angel dan manusia sekaligus tanpa diketahui siapa ayahku ... keluarga besar mamaku memasukan aku ke biara agar pendeta bisa mengawasiku, karena mereka sudah membunuhnya ? atau masih hidup ...

pangeran_Biru · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

Bagian Tiga Puluh Tiga

PETUALANGAN ANTONIO : PETUALANGAN KE DUNIA LAIN 2

"Antonio kamu lihat bagaimana ekpresi pak Arnold ?" tanya Rob, setelah berada di kamar. Kami tidur berdua dengan dua tempat tidur. Di lantai 2 di bagian ujung.

"Tentu saja! ternyata mahluk itu lebih menyeremkan di banding ... " aku tak melanjutkan pembicaraan karena terdengar suara ribut-ribut di luar, aku dan Rob pun keluar.

Ternyata suara itu dari lantai tiga, paman dan bibi Ana sedang bertengkar. Pada awalnya kami tidak ingin turut campur, tapi rupanya paman Arnold memdengar bahwa yang ada barang yang di kamar di lantai tiga ini mau di jual.

"Kamu sadar mas! kamu telah berubah !" teriak bibi Ana sambil menangis.

"Kemarikan kunci itu !" bentak lelaki itu tak perduli. Ana hendak mendekat, aku memberi tanda untuk tidak melakukan itu dan memintanya untuk memberikan kunci itu padaku.

"Jangan mendekat, coba lihat matanya !" peringatku kepada keduanya, mereka terkejut karena kedua mata paman Arnold merah.

"Biar aku !" kataku, Ana hanya mengangguk pasrah dan memberikan kunci itu kepadaku.

"Maaf, Anda ingin kunci ini Mr Arnold ?" tanya ku, sambil melambaikan kunci itu, dia terkejut. Tanpa di duga dia mendekat, tapi tak lama dia diam terpaku setelah tanganku berubah, melihat itu bibi Ana pun pingsan, tapi kemudian di tolong Ana. Sementara pembantunya gemetaran.

Aku menyentuh keningnya, walau tubuhnya kaku tapi dari kata-kata di mulutnya suaranya berbeda dari manusia.

"Kurang ajar, kamu siapa ?" teriaknya.

"Kamu tidak akan bisa menggerakan tubuh manusiamu bukan? keluarlah dan ambil kunci ini! aku yakin kamu tak akan bisa melakukannya, karena tubuhmu belum sempurna !" kataku dengan senyum seringai.

"Kurang ajar, aku mencium bau iblis di tubuhmu !" maki mahluk itu, yang berusaha ke luar dari tubuh paman Ana tapi terkunci di sana.

"Kalau benar memangnya kenapa ?" jawabku.

"Dasar mahluk buangan !" teriak makian mahluk itu.

"Ya, ya ... aku bosan mendengar semua ocehan dari mahluk sepertimu! berusaha mengejekku ... tapi sayangnya aku tidak perduli !" jawab ku dengan masih tersenyum.

"Dimana jiwa lelaki ini ?" tanyaku. Mahluk malah itu tertawa.

"Hei, asal kamu tahu ... aku tidak takut dengan siapa pun! baik pendeta atau kamu mahluk buangan seperti itu !" ejeknya.

"Begitu, kamu ingin cermin itu kan ?" tanyaku sambil menunjuk ke ujung kamar, aku gerakan tanganku dan pintu kamar terbuka sendiri.

"Dan sayangnya cermin itu sudah aku kunci !" kataku. Dia terkejut.

"Ha ... ha ... kalau mau ambil jiwa lelaki ini! ambillah di jalan 66 !" jawabnya tertawa mengejek.

"Antonio ?" tiba-tiba seseorang berteriak. Aku menoleh, ternyata pastor John dan salah satu lelaki datang bersamanya. Rupanya pembantu rumah, meminta bantuan keduanya.

"Oh pastor John, kita bertemu lagi !" kataku tersenyum.

"Dia ?" tanya pastor sambil menunjuk ke arah lelaki di depannya.

"Betul, pastor ingat? dia ternyata pamannya Ana temanku, mr Arnold yang pernah di temukan linglung di jalan 66 !" jawabku.Dia tertegun.

"Lalu apa hubunganmu dengannya ?" tanya pastor.

"Oh, aku diminta membeli barang antik! itu bendanya !" tunjukku ke arah cermin dan aku sedikit menceritakan apa cermin itu dan hubungannya dengan mr Arnold.

"Benarkah cermin itu pintu gerbang ?" tanyanya lagi.

"Maaf, pastor kenal anak itu? siapa dia sebenarnya ?" tanya bibi Ana yang sudah siuman.

"Nanti saja aku jelaskan mrs Merry! sekarang kita fokus untuk menolong suamimu! bukan begitu Antonio !" katanya, aku mengangguk. Ana menjelaskan sedikit tentang cermin dan aku. Mrs Merry agak ragu tapi pasrah dan mengangguk setuju, untuk menolong suaminya.

-------------------------

"Begitu ya, aku memang merasa aneh sejak awal! mr Wilson kamu lihatkan? boleh percaya atau tidak terserah! dia ini kepala polisi di kota ini !" ujar pastor John.

"Lalu apa yang harus kita lakukan pastor? anu, anak itu ... " kepala polisi menatapku tajam.

"Dia dilindungi gereja dan Vatikan! jadi dia menjadi tanggung jawabku !" jawabnya pak polisi itu terkejut.

"Vatikan ?" tanyanya tak percaya. Pastor mengangguk, semua pun juga tertegun.

"Ha ... ha ... tak percaya! jadi kamu kerja sama dengan gereja? pantas saja, sudah buangan iblis bukan, angel pun bukan! apalagi manusia! kamu mahluk yang tidak di terima dimana pun apalagi di muka bumi !" ejek mahluk itu di dalam tubuh paman Ana.

"Sudah kubilang aku tak perduli! akan aku hadapi siapa pun itu! termasuk kamu, mahluk sepertimu tidak ada apa-apanya di banding aku !" aku pun tersulut amarah, mukaku berubah, tandukku pun mulai muncul. Hawa aneh menyebar ke segala penjuru rumah, mataku lebih merah dari mahluk itu.

"Aku bisa saja membunuhmu dengan mudah! hi ... hi ... !" suara tawaku terdengar menyeramkan.

"I ... iblis !" teriak tertahan dari sebagian orang yang melihatnya.

"Antonio tenanglah! jangan tersulut emosi dari mahluk ini !" ujar pastor John menenangkanku.

"Aku tahu pastor! tenang saja! aku hanya memberitahu dia siapa aku sebenarnya !" kataku, tanganku kini berada di leher mr Arnold.

"Cucu Lucifer, ternyata !" kata mahluk itu agak gemetaran.

"Benarkah ?" tanyaku sambil menatap tajam.

"Kami mendapat kabar 100 tahun lalu! bahwa ada meteor datang kebumi berwujud bayi jatuh dari langit! konon itu ada bayi hasil hubungan antara putra Lucifer penguasa neraka dan seorang bidadari dari surga ke tujuh! dan iblis penguasa bumi Azazel adik dari Lucifer pun berusaha mencari keberadaan bayi itu! dan kemudian ternyata di temukan sepasang suami istri dan di angkat anak! Azazel berhasil mengambil sebagian kekuatan anak itu! setelah dewasa anak itu menikahi seorang manusia dan lahirlah seorang anak! tunggu ... mungkinkah itu kamu ?" tanya mahluk itu terkejut setelah menjelaskan sesuatu yang mengejutkan kami semua termasuk aku.

"Mungkin saja !" kataku.

"Oh, tuan! tolong maafkan aku! aku akan membantumu! namaku iblis Amord, aku sudah berusia 1000 tahun! cermin itu adalah pintu gerbang ke dunia lain! benda itu sebenarnya milik penguasa bumi Azazel! bisa di sebut salah satu benda legenda miliknya! tanpa di duga ditemukan manusia di salah satu piramida terbesar dan tertua di mesir kuno! benda itu seperti cermin biasa, orang tak akan tahu bahwa itu adalah pintu antar dimensi! aku membelinya lewat orang ini! aku memasukinya karena tidak ada jiwa di tubuhnya! jadi aku masuk tak sengaja! di jalan 66 adalah salah satu pusat kekuatan gaib di Amerika! mereka tidak percaya yang seperti ini! maka kami tumbuh subur! kami sering di sebut iblis atau alien !" jelasnya.

"Oh ya? jadi di sana ada beberapa kerajaan ?" tanyaku.

"Ada empat, tuanku! tapi aku bukan dari salah satunya! mereka berusia lebih dari 10 ribu tahun! aku hanya sebagian kecil dari semua! jalan itu dahulu tempat khusus dan terlarang oleh suku Indian! tapi oleh orang kulit putih dibuat jalan, tak perduli ke angkerannya! maka tak heran! banyak tumbal dari para pengendara dan dibuat tersesat dan tak akan bisa kembali ke dunia nyata! kalau tuan ingin mencari jiwa orang ini harus secepatnya! kalau tidak maka akan menghilang tak bisa kembali! bisa di sebut sebelum bulan purnama ke tiga belas !" jawabnya panjang lebar. Aku terdiam.

"Baiklah akan ku lepaskan dirimu! asal kamu tunjukan dimana jiwa lelaki ini !" kataku akhirnya.

"Antonio, apa kamu percaya ?" tanya pastor John seperti tidak yakin.

"Aku bisa melihat gambaran dari mahluk ini! dan dia benar adanya !" jawabku tersenyum, semua terkejut.

"Ikut aku, cermin ini bisa memperlihatkan pikiran dari seseorang !" ajakku dan walau ragu mereka pun ikut dan ketika ku gerakan tanganku, terpantullah sesuatu yang mengerikan dan tak dapat di percaya. Banyak orang yang berteriak ketakutan tanpa tahu apa yang terjadi.

"Itu Arnold! ya tuhan! anak muda tolonglah suamiku !" Jerit Mrs Merry sambil menunjuk seorang lelaki yang kebingungan di dalam cermin, sementara yang lain terdiam terpaku.

Bersambung ....