Setelah berada di Uks, Cia langsung di periksa oleh Dokter. Tio mondar-mandir kayak suami lagi nungguin istrinya lahiran. Astaga,
"Tio, Cia kenapa?" tanya Erlina khawatir, sebelum mendapat jawaban sahabat karib Cia satu-satunya yang tahu penyebabnya langsung masuk ke dalam ruangan.
"Gue nggak tahu, tadi pas berangkat sekolah dia ketiduran di punggung gue. Taunya dia pingsan." ucap Tio, cowok itu menyesal membentak Cia tadi. Huft, tapi memang seperti itulah sikapnya.
"Dia nggak cerita apa-apa sama lo?" tanya Erlina, sembari duduk di samping sahabatnya yang masih terbaring lemah.
"Nggak," jawab Tio.
"Seharusnya lo tanya, dia pucet banget tauk, sedikit kek lo care sama Cia. Sumpah kesel juga gue sama lo!" omelnya nyolot, melotot tidak suka pada Tio. Bisa-bisanya sejutek itu Tio pada Cia.
Tio hanya diam, benar apa kata Erlina, ia harus sedikit care pada Kayla. Cowok itu mengerti tapi Argggh bodo amat, detik kemudian Tio keluar ruangan tanpa rasa berdosa.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com