Hentakan kedua, dan keluar darah segar dari selangkangannya.
Hentakan ketiga rasanya penuh, penis besar bermain di area miliknya, Deby memejamkan matanya masih merasakan sakit. Sean mendiamkan miliknya sejenak, Sean memberikan pereda nyeri pada Deby. Ia menghisap bagian leher, dan menjilati telinga gadis itu. Sungguh Deby merasakan kenikmatan, kini semakin gila setelah Sean menggerakkan pinggulnya. Hentakan demi hentakan Deby begitu menikmati.
"Aaahhh, ini emmhh." desah Deby tangganya ia kalungkan dileher Sean. Mereka berpagutan kembali.
Genjotan Sean mulai dipercepat, hingga Deby tidak bisa menahan desahannya yang terus saja ingin ia keluarkan.
"Sean aaahh, jangan berhenti ughhh. Aku mau emmmmhhhhh." Ricau Deby ia sudah terbawa suasana tidak peduli jika ada yang mendengar.
Keringat mereka menjadi satu, tubuh Deby menggelincang setelah pelepasannya. Disusul dengan Deby, tubuh mereka ambruk penyatuan yang terlepas.
Nafas mereka terengah-engah mencoba mengaturnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com